Kesaksian Tetangga Soal Satu Keluarga Meninggal Bunuh Diri di Malang: Orang Baik!

Korban meninggal yakni suami-istri serta satu anak, satu anak lainnya masih hidup.

Antara/M Agung Rajasa
Garis polisi (ilustrasi)
Rep: Wilda Fizriyani Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kematian satu keluarga di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang telah menyisakan kesedihan tersendiri bagi masyarakat setempat. Hal ini terutama para tetangga yang hidup berdampingan dengan para korban.

Ketua RT setempat, Iswahyudi mengatakan, keluarga korban bunuh diri dikenal sebagai orang-orang yang baik. Hal ini termasuk kepala keluarga, Wahaf Efendi (43 tahun), yang tidak pernah mendapatkan komplain dari masyarakat sekitar. "Orangnya suka shalat," kata Iswahyudi di Kabupaten Malang, Selasa (12/12/2023).

Sepengetahuan Iswahyudi, Wahaf merupakan guru di salah satu SD. Korban diketahui memang sering pulang malam karena kegiatannya sebagai guru. Bahkan, korban juga diinformasikan sering memberikan les hingga baru dapat pulang pada malam hari.

Sementara itu, sang istri Sulikhah (40 tahun) juga dikenal tidak pernah membuat masalah di lingkungannya. Menurut dia, Sulikhah merupakan ibu rumah tangga yang rajin berjualan kue secara daring. Korban sering mengantar kue jualannya ke para pelanggan.

Berdasarkan pengamatannya, Sulikhah termasuk seorang ibu yang selalu rajin mengantarkan salah satu anaknya untuk sekolah. Adapun satu anak lainnya biasanya diantarkan suaminya sambil berangkat kerja. Untuk diketahui, anak korban bunuh diri merupakan kembar perempuan yang bersekolah di dua SMP yang berbeda.

Sebelumnya, kasus kematian satu keluarga di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang telah menggegerkan masyarakat setempat. Dari empat anggota keluarga, tiga di antaranya meninggal akibat bunuh diri sedangkan satu lainnya masih hidup. Korban meninggal dunia terdiri atas ayah, ibu dan anak perempuan berinisial ARE (12 tahun).

Baca Juga

 
Berita Terpopuler