Psikolog: Korban Bullying akan Ketakutan Sehingga Enggan ke Sekolah

Pindah sekolah tidak selalu menjadi solusi mengurangi dampak tekanan korban bully.

scpr.org
Anak melakukan perisakan atau bullying.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang anak bernama Leon mengalami perundungan di lingkungan sekolah di Sukabumi Kota selama 12 bulan. Informasi ini dikutip dari utas media sosial X (sebelumnya Twitter) pengacara Mellisa Anggraini, MH.

Baca Juga

“Saya ingin bercerita tentang kasus kekerasan terhadap anak di Sukabumi Kota bernama Leon, 12 bulan Leon mengalami perundungan dilingkungan sekolah, sampai akhirnya tujuh bulan lalu lengannya harus dioperasi karena patah didorong dan dihantam oleh teman sekolahnya,” tulis Mellisa melalui X pada Kamis (7/12/2023).

Selanjutnya, Mellisa menulis, “Pasca lengannya patah, guru2 bukan segera membawa Leon ke RS namun malah menyusun siasat dan kronologis yang akan disampaikan kpd orgtua Leon, bahkan orgtua pelaku datang lebih dulu dibanding orang tua Leon sendiri.” Selain itu, masih banyak lagi hal yang diceritakan oleh Mellisa di utasnya. 

Republika.co.id menanyakan tentang bagaimana dampak tekanan demi tekanan yang Leon alami selama 12 bulan di sekolah kepada psikolog anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo. Dia mengatakan untuk hal ini, dia tidak bisa menjawab karena tidak menangani korban secara langsung.

“Ini saya tidak bisa jawab karena tidak menangani korban secara langsung. Umumnya korban bullying antara lain akan mengalami ketakutan/kecemasan sehingga enggan ke sekolah atau menghindari tempat tertentu, merasa tidak berdaya, merasa tidak ada yang bisa menolongnya,” ujar Vera kepada Republika.co.id melalui surat elektronik, beberapa waktu lalu. 

Selanjutnya, dia mengungkapkan tidak selalu pindah sekolah bisa menjadi solusi mengurangi dampak tekanan demi tekanan yang dialami oleh korban. 

“Tergantung kasusnya. Tidak selalu pindah sekolah bisa jadi solusi,” katanya. 

Di sisi lain, Vera juga....

 

 

Di sisi lain, Vera juga mengungkapkan bagaimana sebaiknya sikap orang tua dari pihak korban dalam menghadapi masalah ini. Pertama, dengarkan cerita anak. 

Kedua, sadari emosi sendiri. “Jangan sampai amarah malah memperburuk kondisi anak,” ujar Vera. 

Ketiga, Vera mengungkapkan, fokus pada emosinya, bukan emosi Anda. Keempat, apresiasi & tunjukkan Anda paham perasaannya. “Pastikan dia merasa aman dan terlindungi,” kata dia. 

 

Kelima, hindari meremehkan/menyalahkan. Keenam, Vera menuturkan, fokus pada bagaimana kita dan sekolah bekerja sama untuk hentikan bullying. 

 
Berita Terpopuler