Jelang Debat Capres-Cawapres, Ini Adab Berdebat yang Diisyaratkan Alquran

Islam telah mengajarkan dan memberi tuntunan terkait adab dalam berdebat.

Infografis Republika
Jelang Debat Capres-Cawapres, Ini Adab Berdebat yang Diisyaratkan Alquran
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada adab yang perlu diperhatikan dalam berdebat. Islam telah mengajarkan dan memberi tuntunan terkait hal tersebut. Sejatinya, tujuan debat adalah mengajak pikiran untuk mempertimbangkan sesuatu agar memperoleh petunjuk yang besar.

Alquran membimbing umat Islam untuk menggunakan cara-cara persuasi dan berargumentasi dengan cara yang terbaik. Sebab tujuannya adalah untuk meyakinkan lawan bicaranya, dengan harapan memperoleh bimbingan ke arah yang benar sesuai tata krama.

Baca Juga

Adab Berdebat dalam Islam

1. Memulainya dengan kesepakatan

Ketika semakin lebar kesenjangan perbedaan, maka semakin sulit mencapai kesepakatan.

Allah SWT berfirman:

۞ قُلْ مَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قُلِ اللّٰهُ

"Katakanlah (Muhammad), "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah, "Allah." (QS. Saba' ayat 24)

Kenyataan bahwa Yang Maha Pemberi Rezeki adalah Allah merupakan sesuatu yang tidak dibantah oleh lawan bicaranya, dan Alquran telah mencatat pengakuan mereka terkait hal tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT:

قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَمَن يُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ

"Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (QS. Yunus ayat 31)

Dalam Surat Yunus ayat 31, pihak yang dituju atau yang ditanya, telah mengetahui hal itu. Karena itu, tujuan dari pertanyaan tersebut, pada Surat Yunus ayat 31, bukan untuk menjawab, melainkan untuk mengetahui lawan bicaranya juga mengakui hal tersebut. Dengan demikian, berarti ada persetujuan atau kesepakatan pada lawan bicaranya.

Menghindari pernyataan...

2. Menghindari pernyataan 'pendapat saya benar dan pendapat kamu salah'

Sungguh, Allah SWT adalah keadilan tertinggi. Karena itu, jangan berkata kepada lawan bicara dengan, "Saya akan jelaskan kepada kamu apa yang benar dan apa yang Anda lakukan itu salah."

Tetapi katakan pada lawan bicara, "Salah satu dari kita benar dan yang lainnya salah, jadi mari kita berdialog. Marilah kita mengetahui siapa di antara kita yang benar dan ikutilah jalan Allah SWT."

Dalam Alquran dikatakan:

وَاِنَّآ اَوْ اِيَّاكُمْ لَعَلٰى هُدًى اَوْ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

"....dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata." (QS. Saba' ayat 24)

Dapat diketahui, ayat tersebut bahkan tidak secara langsung menyalahkan orang-orang musyrik atas kesesatannya. Tetapi menyebutkan salah satu dari kedua belah pihak berada dalam kebenaran atau kesesatan.

Dalam hal ini, ulama sekaliber Imam Syafi'i pun berkata, "Pendapat saya benar dan mungkin salah, dan pendapat lawan saya salah dan mungkin benar. Saya tidak pernah berdebat dengan siapa pun kecuali aku ingin apa yang benar itu ada di lisannya."

Dengan demikian, tujuan debat sebetulnya adalah untuk mencapai kebenaran, bukan untuk meraih kemenangan bagi diri sendiri dan keinginan tampil dan menang. Kemenangan di pengadilan akal budi adalah milik pihak yang mempunyai argumentasi dan bukti yang paling kuat.

Jadwal dan tema debat capres-cawapres...

Jadwa dan Tema Debat Pilpres 2024 - (Infografis Republika)

 
Berita Terpopuler