Remehkan Rencana Satgas Maritim Bentukan Amerika Serikat, Houthi Yaman: Tak Ada Nilainya

Houthi berjanji akan terus sabotase kapal milik Zionis Israel

EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Seorang warga Yaman melewati spanduk bergambar bendera Israel dan AS di dek kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh Houthi di lepas pantai pelabuhan Al-Salif di Laut Merah di provinsi Hodeidah, Yaman, Selasa (5/12/2023).
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Kelompok Houthi Yaman telah menolak rencana pembentukan satuan tugas maritim pimpinan Amerika Serikat (AS) di Laut Merah untuk mengusir kelompok tersebut yang menargetkan kapal-kapal Israel.

Baca Juga

"Ancaman untuk membentuk koalisi di Laut Merah melawan Yaman tidak ada nilainya," kata Mohammed Ali Al-Houthi, seorang anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi dalam sebuah pernyataan yang dikutip Channel Al-Masirah yang bersifat pro-Houthi, Jumat (8/12/2023).

Namun, dia mengatakan tindakan tersebut akan mengancam keamanan dan stabilitas di kawasan.  "Kami bermaksud bertindak secara luas untuk menghentikan agresi Israel terhadap Jalur Gaza," tambahnya.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon, pada Selasa mengatakan bahwa pihaknya siap membantu membentuk satuan tugas maritim untuk melindungi pelayaran dagang di Laut Merah menyusul serangkaian serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang diyakini milik Israel.

Amerika Serikat pada Kamis memberi isyarat bahwa beberapa negara penting telah menyatakan minatnya untuk bergabung dalam satuan tugas maritim itu, yang bertujuan mencegah serangan Houthi lebih lanjut.

Departemen Luar Negeri dan Pertahanan Amerika Serikat memimpin perundingan internasional untuk "memperkuat dan memperluas" Pasukan Maritim Gabungan (Combined Maritime Forces/CMF), sebuah kemitraan angkatan laut yang beranggotakan 39 negara, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan.

Baca juga: Dua Surat Alquran Dibuka dengan Kata Tabarak, Ini Rahasianya yang Agung 

 

Sementara itu, Houthi telah mengancam lagi untuk meluncurkan serangan rudal dan drone terhadap kapal-kapal Israel yang melintasi Laut Merah serta Israel sendiri. Hal ini dilakukan Houthi di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap milisi Yaman.

Menteri Pertahanan Houthi, Mohammed Nasser Al-Atefi mengatakan pada hari Rabu (6/12/2023), bahwa milisi akan terus memblokir Laut Merah untuk kapal yang dimiliki atau dioperasikan Israel.

 

Al-Atefi juga mengatakan, Houthi akan menembakkan rudal balistik dan drone ke Israel, menentang seruan internasional agar milisi berhenti mengancam navigasi maritim di Laut Merah.

"Untuk mendukung orang-orang kami di Gaza, angkatan laut, rudal, dan pasukan drone siap untuk melakukan serangan individu dan kolektif terberat terhadap target tetap atau bergerak di Israel," kata Al-Atefi saat berbicara kepada sekelompok perwira militer dan keamanan, serta media, di atas kapal kargo Galaxy Leader yang disita, dilansir dari Arab News, Jumat (8/12/2023).

Peringatan Al-Atefi datang ketika militer milisi mengumumkan penembakan sejumlah rudal balistik yang menargetkan situs militer di Eilat, selatan Israel.

Sejak awal bulan ini, Houthi telah menembakkan drone dan rudal balistik ke arah Israel dan kapal komersial di Laut Merah sebagai tanggapan atas serangan Israel di Gaza. Beberapa drone dan rudal dicegat di atas Laut Merah oleh kapal Angkatan Laut Amerika Serikat.

Houthi merebut kapal kargo Galaxy Leader yang terkait dengan Israel dari Laut Merah pada 19 November dan mengalihkannya ke pantai Hodeidah Yaman.

Baca juga: Kalimat yang Diulang 31 Kali dalam Surat Ar-Rahman, Ini Deretan Rahasianya

Milisi mengubah kapal yang disita menjadi objek wisata, memungkinkan pengunjung untuk naik seharga 500 riyal Yaman atau hampir satu dolar di kota-kota Houthi.

Pada Ahad lalu, kelompok Houthi mengatakan bahwa pihaknya menargetkan dua kapal Israel di Selat Bab al-Mandab di Laut Merah dengan rudal angkatan laut dan pesawat nirawak (drone).

 

Kelompok Houthi pada 19 November mengumumkan penyitaan kapal kargo Galaxy Leader, yang dimiliki bersama oleh sebuah perusahaan Israel, dan mengatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas dengan "perlawanan Palestina di Jalur Gaza."

Dewan Keamanan PBB menggelar rapat darurat membahas resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza pada Jumat (8/12/2023). - (Tim infografis republika.co.id)

 
Berita Terpopuler