Biden Peringatkan Pasukan AS Bisa Turun ke Medan Perang Melawan Rusia

Biden memperingatkan kemenangan Rusia bisa menarik pasukan AS ke medan perang.

EPA-EFE/BONNIE CASH
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta Partai Republik untuk memperbaharui bantuan militer ke Ukraina.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta Partai Republik untuk memperbarui bantuan militer ke Ukraina. Ia memperingatkan, kemenangan Rusia di Ukraina akan membawa posisi Moskow untuk menyerang sekutu-sekutu aliansi pertahanan NATO dan dapat menarik pasukan AS ke medan perang.

Hal itu ia sampaikan saat AS berencana untuk mengumumkan bantuan tambahan untuk Ukraina senilai 175 juta dolar AS ketika persediaan nada untuk Kiev semakin menipis. Biden yang berasal dari Partai Demokrat memberi sinyal kesediaan membuat perubahan signifikan dalam kebijakan imigrasi AS di perbatasan dengan Meksiko sebagai upaya menarik dukungan dari Partai Republik.

"Bila Putin merebut Ukraina, ia tidak akan berhenti di situ," kata Biden, Rabu (6/12/2023).

Ia memprediksi Putin akan menyerang sekutu NATO dan kemudian "kami akan melakukan hal yang tidak kami inginkan dan tidak kami lakukan saat ini: pasukan Amerika bertempur melawan pasukan Rusia."

"Kami tidak bisa membiarkan (Presiden Rusia Vladimir) Putin menang," kata Biden.

Pernyataan Biden ini memicu reaksi keras dari Moskow. Kantor berita Rusia, RIA mengutip duta besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov yang mengatakan pernyataan Biden mengenai potensi konflik AS-Rusia merupakan "retorika provokatif yang tidak bisa diterima dari kekuatan nuklir yang bertanggung jawab."

Namun Partai Republik di Senat menghalangi legislasi yang didukung Partai Demokrat agar Pemerintah AS dapat menyediakan miliar dolar untuk bantuan keamanan yang baru bagi Ukraina dan Israel. Partai oposisi itu mengatakan mereka ingin menekankan pentingnya memperketat kebijakan di perbatasan.

Pekan ini Gedung Putih memperingatkan AS kehabisan waktu dan uang untuk membantu Ukraina melawan invasi Rusia. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan AS bertahan pada posisi lamanya untuk menekan Ukraina tidak bernegosiasi dengan Rusia.

"Itu terserah pada mereka, kami saat ini kami hanya terus berusaha untuk mengamankan dana ini, kami akan terus berargurmen akan menjadi sebuah kesalahan bersejarah bagi Amerika Serikat untuk meninggalkan Ukraina pada saat ini dan kami yakin argumen tersebut pada akhirnya akan menembus dan menang," katanya.

Ia mengatakan Biden mempersiapakan "diskusi yang masuk akal dan bertanggung jawab untuk menghasilkan kebijakan perbatasan dan sumber daya perbatasan yang bipartisan."

Baca Juga

AS kehabisan dana....

 

Pada pekan ini Direktur Anggaran AS Shalanda Young mengatakan Departemen Pertahanan AS sudah menggunakan sekitar 97 persen dari 62,3 miliar dolar AS dana tambahan yang diterimanya dan Departemen Luar Negeri sudah menggunakan semua dana bantuan militer sebesar 4,7 miliar dolar AS.

Seorang pejabat AS mengatakan Washington hanya memiliki kurang dari 1 miliar dolar AS dalam "otoritas penambahan dana". Ini artinya bila  Kongres tidak menyediakan dana baru untuk membeli peralatan pengganti, AS, Ukraina, dan produsen senjata mungkin harus mengambil langkah lain untuk mengisi kembali persediaan merkea.

Keamanan perbatasan dengan Meksiko merupakan isu utama yang membebani negosiasi pendanaan Ukraina dan Israel.

Anggota House of Representative dan Senat dari Partai Republik mendukung pembangunan tembok perbatasan yang baru yang merupakan kebijakan utama dari mantan Presiden Donald Trump. Mereka juga  menganggap sejumlah besar migran tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan suaka.

Partai Republik juga ingin menghidupkan kembali kebijakan kontroversial dimana para pencari suaka diperintahkan untuk tetap tinggal di Meksiko selama kasus imigrasi mereka disidangkan.

Biden mengatakan ia bersedia membuat kompromi yang "signifikan" dalam masalah perbatasan, namun ia mengatakan Partai Republik tidak akan mendapatkan semua yang mereka inginkan. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

"Ini harus menjadi sebuah negosiasi," katanya.

Biden membahas Ukraina dalam pertemuan virtual dengan para pemimpin G7 pada Rabu kemarin mengatakan sekutu-sekutu AS siap untuk terus mendukung Ukraina dalam perang 22 bulan untuk mengusir penjajah Rusia.

"Partai Republik yang ekstrem bermain-main dengan keamanan nasional kita, menyandera pendanaan Ukraina dengan kebijakan perbatasan yang ekstrem dan partisan," kata Biden.

 
Berita Terpopuler