Puluhan Rumah Terancam Gerakan Tanah di Curugkembar Sukabumi, Lima Rusak

Pergerakan tanah juga berdampak terhadap saluran irigasi.

ANTARA/Adeng Bustomi
(ILUSTRASI) Dampak pergerakan tanah.
Rep: Riga Nurul Iman Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Puluhan rumah dilaporkan terancam pergerakan tanah yang terjadi di wilayah Kampung Tanjungsari, Desa Tanjungsari, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sejauh ini dilaporkan ada lima rumah warga yang mengalami kerusakan akibat terdampak pergerakan tanah.

Baca Juga

Berdasarkan informasi Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, pergerakan tanah itu dilaporkan terjadi pada Rabu (6/12/2023), sekitar pukul 05.30 WIB. 

“Pada saat hujan deras, tiba-tiba terdengar suara retakan di bawah rumah dan warga melapor ke RT dan RW,” kata petugas Pusdalops PB BPBD Kabupaten Sukabumi Sandra Fitria.

Menurut Sandra, pergerakan tanah itu mengakibatkan lima rumah warga mengalami kerusakan. Lima rumah itu dihuni 13 jiwa. Ia mengatakan, ada 37 rumah lainnya dengan penghuni 135 jiwa yang terancam pergerakan tanah itu.

Selain rumah warga, pergerakan tanah juga dilaporkan berdampak terhadap saluran irigasi di Cibeber. Sandra menjelaskan, pada saluran irigasi itu terdapat retakan tanah, sehingga air masuk ke dalamnya.

Selama ini air dari saluran irigasi itu dimanfaatkan warga Desa Tanjungsari dan Desa Mekartanjung, Kecamatan Curugkembar. Khususnya untuk pengairan sawah dan kebutuhan rumah-rumah warga.

Menurut Sandra, Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Curugkembar berkoordinasi dengan perangkat desa, personel Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan unsur terkait lainnya untuk melakukan penanganan di lokasi pergerakan tanah itu.

Warga diminta waspada akan kemungkinan pergerakan tanah kembali terjadi. Sementara warga berharap saluran irigasi Cibeber bisa segera dibenahi karena membutuhkan pasokan air dari sana.

 

 
Berita Terpopuler