Sebanyak 29 Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi Erupsi Berasal dari Riau, Enam Belum Turun

Sebanyak 29 dari 75 pendaki saat Gunung Marapi erupsi berasal dari Riau.

AP Photo/Ardhy Fernando
Gunung Marapi memuntahkan material vulkanik saat meletus di Agam, Sumatera Barat, Indonesia, Senin, 4 Desember 2023. Gunung berapi tersebut memuntahkan kolom abu tebal setinggi 3.000 meter (9.800 kaki) ke langit dalam letusan mendadak pada Minggu dan panas. awan abu menyebar beberapa mil (kilometer).
Rep: Febrian Fachri Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi pada Ahad (3/12/2023) sekitar pukul 14.54 WIB. Gunung itu menyemburkan abu vulkanik dengan tinggi sekitar 3.000 meter. 

Baca Juga

Kabid Rehabilitasi BPBD Riau, Rozita, mengatakan dari 75 pendaki Marapi, ada 29 orang yang berasal dari Riau. Sebagian dari mereka sudah turun, dan sisanya enam orang lagi belum turun. 

"Tadi kita kordinasi dengan BPBD Sumatera Barat, masih ada enam pendaki asal Riau yang belum turun," kata Rozita, Senin (4/12/2023). 

Petugas pemantau Gunung Merapi, Ahmad Rifandi mengatakan, erupsi terjadi pada Ahad kemarin dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 3.000 m di atas puncak atau sekitar 5.891 m di atas permukaan laut. 

“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur,” ucap Ahmad.

Ahmad mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung Marapi pada radius 3 Km dari kawah/puncak. Diketahui, Gunung Marapi merupakan salah satu gunung aktif di Sumatera Barat. Gunung ini terletak di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat dengan ketinggian 2.891 mdpl.

Berikut daftar pendaki yang dilaporkan berasal dari Riau yaitu: 

  1. Elika Maharani 

 2. Dewi Anggraini 

 3. Naomi Joana Simanjuntak 

 4. Sri Wahyuni

 5. Benget Hasiholan Maremare 

 6. Lolita Veronica 

 7. Diyah Surya Purnama Sari 

 8. Syaiful Anwar 

 9. Ahmad Albar 

 10. Lidia Fatmasari 

 11. Brima Danu 

 12. Ikhwanudin 

 13. Firnando Situmorang 

 14. Iqbal 

 15. Jeni 

 16. Toni Alifian 

 17. Al Fajri 

 18. Selastri Anggini 

 19. Nur Rizki 

 20. Nazatra Adzin Mufadhal (belum turun) 

 21. M. Wilki Saputra (belum turun) 

 22. M. Ridho Kurniawan (belum turun) 

 23. Ilham Nanda Bintang (belum turun) 

 24. M. Adhan (belum turun) 

 25. Aditya Sukirno Putra 26. M. Arbi Muharman (belum turun) 

 27. M. Alif 

 28. Lingga Duta Andrefa 

 29. M. Faith Ewaldo 

In Picture: Gunung Marapi di Kabupaten Agam Meletus

Gunung Marapi menyemburkan material vulkanik saat erupsi di Nagari Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat, Ahad (3/12/2023). Gunung Marapi erupsi dengan tinggi kolom 3.000 meter di atas puncaknya. - (ANTARA FOTO/Septiyadi)

 

 

Tim gabungan hingga kini masih melakukan pencarian dan pertolongan terhadap para pendaki Gunung Marapi. Hingga Senin pagi, sebanyak 28 pendaki telah dinyatakan selamat, sementara 11 lainnya dinyatakan meninggal dunia.

"Tim gabungan mengevakuasi 11 pendaki dalam kondisi meninggal dunia. Petugas masih melakukan identifikasi kesebelas jenazah yang dievakuasi pada hari ini," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, Senin (4/12/2023).

Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat, hingga pukul 10.30 WIB, sebanyak 28 dari total 75 orang pendaki yang sudah dievakuasi oleh tim gabungan. Di mana, 54 pendaki mengakses pintu masuk Batu Palano di Kabupaten Agam, sedangkan 21 orang di pintu nasuk Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar.

Dari 28 pendaki, sebanyak 19 orang yang sudah ditemukan dan pulangkan tim gabungan. Sedangkan, sembilan pendaki tambahan juga telah dievakuasi. Tim gabungan membawa para pendaki ke fasilitas medis untuk perawatan lebih lanjut, di antaranya RSUD Dr Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi dan RSUD Padang Panjang karena mengalami luka-luka.

Sebelumnya, Pusdalops BNPB masih menerima informasi 26 pendaki yang belum berhasil dievakuasi. Nama ke-26 pendaki telah teridentifikasi, dengan rincian sebanyak 20 orang teridentifikasi melalui pendaftaran yang terlacak dari jejak digital. Sedangkan sisanya, mereka terdaftar saat di lokasi Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi. 

Hingga kini belum ada konfirmasi identitas 11 pendaki tersebut apakah masuk ke dalam 26 pendaki yang namanya sudah teridentifikasi melalui mekanisme pendaftaran TWA Gunung Marapi.

"Erupsi masih terjadi dan upaya pencarian masih kami lakukan bersama tim gabungan," kata Tim Pusdalops BPBD Kabupaten Agam Ade Setiawan Putra saat dihubungi.

Infografis Produk Ramah Lingkungan - (republika.co.id)

 

Sebagai informasi, Gunung Marapi terletak di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Aktivitas vulkanik terjadi pada awal 2023 yang didominasi oleh erupsi eksplosif yang berlangsung sejak 7 Januari - 20 Februari 2023 dengan tinggi kolom erupsi berkisar 75-1.000 meter dari puncak. Pada 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB, terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu sekitar 3.000 meter di atas puncak 5.891 meter di atas  permukaan laut. 

Menurut pengamat Gunung Api (PGA) Marapi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG), Gunung Marapi mengalami sembilan kali erupsi sepanjang Ahad (3/12/2023). Erupsi Gunung Marapi hari ini bahkan diiringi suara dentuman yang keras, serta diiringi hujan abu hingga material bebatuan, sehingga menimbulkan kepanikan warga.

"Erupsi pertama pukul 14.54 WIB dengan amplitudo 30 milimeter dengan durasi 281 detik, tinggi abu vulkanik sekitar 3.000 meter lebih, namun tidak jelas teramati karena terhalang kabut," kata Kepala Pos PGA Marapi, Ahmad Rifandi. 

Erupsi kedua terjadi pukul 15.21 WIB dengan amplitudo 5,2 milimeter dan durasi selama 18 detik. "Durasi terlama hari ini terpantau di erupsi ketiga dengan lama 114 detik diiringi amplitudo sebesar 3,4 milimeter," kata Ahmad. 

Sementara untuk erupsi keempat tercatat pada pukul 15.52 WIB dengan data amplitudo 2,3 milimeter selama 26 detik. Berturut-turut erupsi kelima pukul 16.55 WIB di amplitudo 5,5 milimeter selama 28 detik, pukul 16.58 WIB amplitudo 3 milimeter selama 27 detik. Selanjutnya pukul 17.03 WIB selama 104 detik dengan amplitudo 3,8 milimeter, dan pukul 17.34 WIB dengan amplitudo 29,3 milimeter selama 47 detik.

"Terakhir terpantau pada pukul 17.42 WIB selama 52 detik dengan amplitudo 5,4 milimeter," kata Ahmad Rifandi.

 

Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menyampaikan, berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental, stastus Gunung Marapi masih berstarus tetap pada level II atau Waspada. Status tersebut ditetapkan oleh Badan Geologi dalam pernyataannya pada Ahad (3/12/2023) petang pukul 18.00 WIB. 

 

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan, menyatakan, masyarakat maupun wisatawan di sekitar Gunung Marapi tidak boleh melakukan kegiatan atau mendekati gunung pada radius tiga kilometer dari kawah atau puncak. Selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Marapi juga diharapkan untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Marapi. 

“Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah,” kata Hendra. 

Gubernur Sumbar, Mahyeldi, memerintahkan seluruh dinas terkait untuk sigap merspons kejadian erupsi Gunung Marapi. Mahyeldi juga meminta masyarakat untuk tidak panik, tetap waspada, dan tidak menelan mentah-mentah informasi yang bersiliweran di media sosial terkait akibat erupsi tersebut. 

“Kami mengimbau masyarakat Sumbar, khususnya yang tinggal di sekitar kawasan Gunung Marapi untuk tetap waspada, tapi jangan panik berlebihan. Kejadian erupsi ini datang dari Allah, maka kepada Allah kita bertawakkal. Sembari itu, kita upayakan bersama-sama melakukan yang terbaik untuk menyikapi erupsi ini," kata Mahyeldi, Senin (4/12/2023).

Gubernur memastikan, jajarannya di Pemprov Sumbar, terutama sekali BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, serta para relawan seperti PMI, Tagana, dan lain sebagainya, telah turun ke lapangan untuk merespons kejadian erupsi Gunung Marapi tersebut.   

"Saya sudah minta BPBD, Dinas Sosial, PMI, Dinas Kesehatan Sumbar, dan instansi terkait lainnya untuk segera meluncur ke lokasi. Bantu warga, hilangkan kepanikan, lakukan aksi sesuai tupoksi, dan tetap berhati-hati selama bertugas di lapangan," ucap Mahyeldi.  

 

 

 
Berita Terpopuler