Demonstran Gelar Sholat Jumat di Depan Kedutaan Besar Israel di Washington

Umat Islam di Washington mendesak diakhirinya genosida di Gaza.

AP Photo /Nathan Howard
Sejumlah pemimpin agama melakukan mogok makan di luar Gedung Putih untuk menuntut Presiden AS Joe Biden menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza pada Rabu (29/11/2023). Pada Jumat (1/12/2023), demonstran menggelar sholat Jumat di depan Kedubes Israel di Washington.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekelompok demonstran Muslim pada Jumat (1/12/2023) berkumpul di dekat Kedutaan Besar Israel di Ibu Kota AS untuk melaksanakan sholat Jumat dan memprotes tindakan Israel di Gaza. Lebih dari 100 umat Islam membawa bendera Palestina dan spanduk bertuliskan "Akhiri genosida", "Saya mendukung Gaza", dan "Hentikan kejahatan Israel".

Sholat Jumat dilakukan di tengah rintik hujan di luar kedutaan Israel. Setelah sholat Jumat, para pengunjuk rasa meneriakkan, "Bebaskan, Bebaskan Palestina", "Akhiri pengepungan di Gaza sekarang", dan "Gencatan senjata sekarang". Mereka juga mendesak pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, untuk menghentikan pendanaan ke Israel.

Demonstrasi tersebut bertepatan dengan berakhirnya gencatan senjata di Gaza. Pada Jumat pagi, Israel dan Hamas saling tuding melanggar ketentuan jeda kemanusiaan tujuh hari yang dimulai pada 24 November.

Baca Juga

Tentara Israel melanjutkan serangan di Jalur Gaza setelah menyatakan berakhirnya jeda kemanusiaan, yang mengakibatkan ratusan warga Palestina gugur. Jeda kemanusiaan dimulai pada 24 November sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menghentikan sementara pertempuran guna memungkinkan pertukaran sandera dan tahanan Palestina, serta perluasan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby mengatakan, Israel setuju untuk melanjutkan pengiriman bantuan ke Gaza atas permintaan AS, setelah mencegah truk bantuan memasuki perbatasan Rafah ketika gencatan senjata berakhir. Namun, Kirby mencatat, jumlah truk kemungkinan besar berkurang menjadi puluhan, bukan ratusan seperti yang terlihat selama gencatan senjata.

"Sepertinya itu pertanda baik ke depan. Sekarang mereka telah mengurangi jenis bantuan yang diperbolehkan masuk. Mereka sudah pasti mengatakan akan menguranginya, tapi sepertinya kita akan bisa melanjutkannya mungkin dalam jumlah puluhan truk, bukan ratusan truk," ujar Kirby, dikutip dari Anadolu Agency, Ahad (2/12/2023).

Setidaknya 178 warga Palestina telah meninggal dunia dan 589 luka-luka sejak Israel melanjutkan pengeboman setelah jeda kemanusiaan. Di Gaza, sekitar 80 persen penduduk Gaza telah mengungsi, dan sekitar setengah dari perumahan di wilayah pesisir itu telah rusak atau hancur akibat bom Israel.

 

 
Berita Terpopuler