Menlu Palestina: Gencatan Senjata Harus Diperpanjang

Gencatan senjata perang Israel-Hamas selama 4 hari dimulai Jumat (24/11/2023).

Reuters
Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al Maliki.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Luar Negeri Palestina Riad al-Malki mengatakan gencatan senjata yang akan segera berakhir harus diperpanjang untuk menghindari jatuhnya lebih banyak korban jiwa di Gaza. Gencatan senjata perang Israel-Hamas dimulai Jumat (24/11/2023) lalu.

Baca Juga

"Kami harus bekerja agar gencatan senjata ini terus berlanjut agar Israel tidak terus menyerang," kata al-Malki, dalam pertemuan dengan delegasi negara anggota Uni Eropa dan negara-negara dari Afrika utara dan Timur Tengah di Barcelona, Spanyol, Senin (27/11/2023).

"Gencatan senjata mulai berlaku dengan 15.000 kematian. Jika kita melihat perang berlanjut, maka jumlah kematian akan berlipat ganda karena konsentrasi penduduk sekarang menjadi dua kali lipat," katanya.

"Penduduk Gaza terkonsentrasi di bagian selatan Gaza," katanya dalam bahasa Spanyol.

"Jadi setiap serangan yang sebelumnya menewaskan satu anak, sekarang akan menewaskan dua anak. Itulah mengapa penting untuk memperpanjang gencatan senjata ini."

Al-Malki merupakan salah satu dari 42 perwakilan dari berbagai negara dan wilayah yang menghadiri pertemuan Union for the Mediterranean. Pertemuan ini difokuskan pada perang yang berkecamuk sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.

Jeda pertempuran antara Israel dan Hamas berlanjut pada Ahad ini dengan hari ketiga pembebasan sandera dan tahanan Palestina. Pembebasan ini dijadwalkan berlangsung selama empat hari dan tidak ada pihak yang menjelaskan apa yang akan dilakukan setelah hari Senin.

 
Berita Terpopuler