Hati-Hati, Dulunya Di-bully, Anak Bisa Tumbuh Jadi Pelaku Perundungan

Pola asuh otoriter dan permisif juga dapat membuat anak menjadi bermasalah.

Antara/Moch Asim
Pelajar SMA membawa poster dalam kampanye gerakan antiperundungan (bullying). Korban bullying sebagian kemudian tumbuh menjadi perundung.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengapa seseorang punya kecenderungan melakukan bullying? Sebagian besar pelaku perundungan terhadap anak-anak rupanya pernah menjadi korban dari perilaku serupa.

"Pelaku itu bisa merupakan korban sebelumnya," kata psikiater sekaligus konsultan anak dan remaja Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta, Dian Widiastuti Vietara, dalam acara diskusi bertajuk "Katakan tidak pada Bullying" di Jakarta, Kamis.

Menurut Dian, transisi dari menjadi korban perundungan ke pelaku sering kali terkait dengan pola asuh orang tua yang otoriter. Itu dapat menciptakan perilaku agresif kepada anak dalam mengekspresikan ketidakpuasan atau ketidakamanan mereka.

Dian mengatakan pola asuh yang diterapkan orang tua akan tecermin dalam perilaku anak di lingkungan sekolah atau saat mereka berinteraksi di lingkungan bermain.

"Mungkin orang tuanya tidak peduli bahwa sebenarnya pola asuh seperti itu akan menimbulkan masalah, sehingga anak-anak membawa pola tersebut ke dalam lingkungan sekolah dan bermain," ujarnya.

Dian mengatakan, pola asuh yang cenderung permisif dari orang tua juga memiliki dampak negatif bagi anak-anak ketika mereka berada dalam lingkungan sekolah. Hal tersebut bisa tecermin dalam perilaku mereka yang mungkin kurang terkontrol atau memiliki kecenderungan mengambil keputusan kurang bijaksana di lingkungan belajar.

"Misalnya, sudah wajar anak kecil marah-marah nanti kalau sudah besar tidak begitu lagi," katanya.

Baca Juga

Dian pun mengingatkan bahwa penerapan pola asuh permisif pada anak-anak sebagai hal berbahaya dan tidak bisa dianggap enteng. Sebab, perilaku anak dapat merugikan teman-teman di lingkungan sekolah.

Menurut Dian, penting bagi ayah dan ibu untuk memantau kecenderungan anaknya berperilaku agresif. Demikian juga jika anak menunjukkan ekspresi kemarahan secara ekstrem.

"Yang harus dipahami oleh orang tua, kalau seorang anak punya masalah, dia orang yang sangat agresif, pemarah, kemudian sangat impulsif dari masa kecil coba tolong segera diintervensi sedini mungkin sehingga dia tidak akan membawa dampaknya di usia sekolah nanti," kata Dian.

 
Berita Terpopuler