Saham Unilever Babak Belur, Terdampak Aksi Boikot Produk Israel?

Secara pekanan, saham UNVR tertekan dengan rata-rata penurunan lebih dari satu persen

AP/Tatan Syuflana
Tampilan logo Unilever, dipajang di luar kantor pusat PT Unilever Indonesia Tbk. di Tangerang, Indonesia, Selasa, 16 November 2021.
Rep: Retno Wulandhari Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di dalam negeri, salah satu merek yang diboikot adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Unilever dianggap cenderung mendukung Israel dan tak langsung turut berpartisipasi dalam serangan di Gaza selama ini. Unilever pun masuk dalam daftar boikot yang tersebar di berbagai platform media sosial, termasuk di Indonesia.

Baca Juga

Pada hari ini, Jumat (17/11/2023), pergerakan saham UNVR cenderung melemah. Menjelang penutupan sesi kedua, saham UNVR berada di level 3.430 atau terkoreksi 0,87 persen setelah sempat dibuka menguat. 

Secara pekanan, kinerja UNVR berada dalam tekanan dengan rata-rata penurunan mencapai lebih dari satu persen. Adapun selama satu bulan terakhir, saham UNVR anjlok 11,14 persen dan menyentuh level terendah dalam satu terakhir di posisi 3.410. 

Di samping isu boikot, penurunan kinerja saham UNVR dipengaruhi sentimen global. Sebagai saham yang termasuk dalam sektor konsumer, saham UNVR juga dipengaruhi kondisi pasar yang mengalami kontraksi.

Pelemahan saham UNVR juga dikaitkan dengan kinerja perseroan yang mengalami penurunan di kuartal III 2023. Pada periode itu, Unilever membukukan penurunan laba 9,16 persen menjadi Rp 4,18 triliun yang dipicu penurunan penjualan 3,28 persen menjadi Rp 30,50 triliun.

Seruan boikot terus mengalir ...

 

Seperti yang publik ketahui, Israel masih terus melancarkan serangan-serangannya di Gaza, Palestina. Hingga saat ini, Israel menolak untuk melakukan gencatan senjata dan terus memborbardir sejumlah area vital di Gaza. 

Selama satu bulan terakhir, agresi yang dilakukan tentara Israel telah memakan korban lebih dari 11 ribu jiwa penduduk Palestina. Hal itu mengundang kecaman dari masyarakat di berbagai negara dunia.

Merespons hal tersebut, seruan boikot atas produk-produk yang memberikan dukungan kepada Israel pun bergulir. Seruan ini terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

 

 

 
Berita Terpopuler