Alasan Gibran Pilih Emil Dardak Jadi Jubir

Emil Elestianto Dardak saat ini adalah ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur.

Republika/Febryan A
Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gibran Rakabuming Raka mengumumkan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dan istri, Arumi Bachsin sebagai juru bicaranya di sebuah kafe di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) RI dari Koalisi Indonesia Maju Gibran Rakabuming Raka memilih Emil Dardak sebagai juru bicara karena sosok wakil gubernur Jawa Timur itu memiliki kemiripan dengannya. Gibran menilai sosok Emil yang cukup populer itu merupakan hal yang luar biasa.

Baca Juga

"Beliau cukup populer menjadi bupati pada umur 31 tahun, saya sendiri baru jadi wali kota pada usia 33 tahun," kata Gibran saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (14/11/2023).

Selain itu, dia juga merasa rumah tangga Emil dan istrinya, Arumi Bachsin, juga bisa merepresentasikan citra rumah tangganya. Bahkan, sosok Emil itu menjadi salah satu alasan dia terjun ke dunia politik.

"Alasan masuk politik, ya, beliau (Emil). Anak muda berprestasi dan mengabdi untuk bangsa dan negara," kata Gibran.

Emil Elestianto Dardak adalah Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur. Emil dipilih oleh Gibran sekaligus bersama istrinya untuk menjadi juru bicara dalam mengarungi kontestasi politik Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI pada 2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai peserta Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud Md., dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Pasangan Anies-Muhaimin diusung oleh Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Ummat. Pasangan Ganjar-Mahfud diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

Pasangan Prabowo-Gibran diusung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Garda Republik Indonesia (Garuda), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), serta Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) yang tidak lolos menjadi peserta Pemilu 2024.

KPU telah menetapkan masa kampanye pemilu mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.

Komik Si Calus : Dinasti - (Daan Yahya/Republika)

Emil Elestianto Dardak, menyatakan kesiapannya untuk mendukung perjuangan Gibran dalam kontestasi politik bersama Calon Presiden RI Prabowo Subianto. "Kami tentu dengan setulus hati ingin membantu perjuangan dan ikhtiar Mas Gibran," kata Emil saat konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Emil melihat bahwa potensi besar pada Calon Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dalam membawa nuansa kepemimpinan yang berbeda sangat relevan dengan apa yang sedang berlaku di Indonesia.

"Saya melihat bahwa ada potensi besar untuk membawa warna yang sangat berbeda dalam kepemimpinan Indonesia. Yang sangat relevan dengan apa yang sedang berlaku," ungkapnya.

Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur itu juga berharap dengan menjadi juru bicara Gibran dapat mempererat tali persaudaraan antara Partai Demokrat dan Gibran. "Saya berharap ini makin mempererat tali persaudaraan persahabatan Partai Demokrat dan Mas Gibran," kata Emil.

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Herzaky Mahendra Putra, mengajak tim sukses (timses) pasangan calon lain untuk adu ide dan gagasan di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

"Mari kita move on, memaksimalkan waktu pilpres yang kurang dari 3 bulan lagi untuk fokus pada ide dan gagasan," kata Herzaky sebagaimana dikutip dari siaran resmi TKN Prabowo-Gibran di Jakarta, Selasa.

 

Herzaky juga meminta tim sukses dan pasangan calon lain agar tidak menjejali masyarakat dengan informasi-informasi yang kontraproduktif. Politisi Partai Demokrat itu menilai urusan pemilu merupakan hak rakyat sehingga biarkan mereka memilih dengan jujur sesuai hati nurani-nya masing-masing.

"Jangan kita masuk dalam ranah domain rakyat, mari kembalikan semua pada pilihan masyarakat," kata Herzaky.

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengklaim, timnya berhasil mengatasi berbagai serangan yang berupaya menggagalkan pencalonan Gibran sebagai cawapres. Menurut TKN, berbagai serangan tersebut merupakan pertanda bahwa Prabowo-Gibran akan memenangkan Pilpres 2024. 

"Jadi, kalau kita mulai diserang, itu tanda-tandanya kita insya Allah akan menang. Tanda-tandanya orang menang," kata Sekretaris TKN Nusron Wahid di Jakarta, dikutip Selasa (14/11/2023). 

Nusron juga menyindir pihak-pihak yang menyebut Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Menurut Nusron, pemilu memang sedang tidak baik-baik saja karena masih ada pihak yang berupaya menjegal pencalonan Gibran. 

"Saya katakan, ya memang tidak baik-baik saja. Di mana baik-baik, wong ada anak muda mau tampil menjadi pemimpin saja diributin, gimana baik-baik saja," kata politikus Partai Golkar itu. 

Pengamat Politik Kebijakan Publik Universitas Indonesia (UI) Vishnu Juwono menyoroti, bahwa meskipun Presiden Joko Widodo mendapat kritik terkait isu politik dinasti dan bahkan dugaan intervensi di Mahkamah Konstitusi (MK),  elektabilitas Prabowo Subainto dan Gibran Rakabuming Raka tetap kokoh. Dalam pertarungan head to head dengan pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran bahkan mereka mampu meraih lebih dari 50 persen dukungan.

"Para pemilih sepertinya telah diyakinkan bahwa penerus kebijakan Presiden Joko Widodo adalah pasangan Prabowo-Gibran," ujar Vishnu.

Terlebih gaya pidato dan berbagai program kebijakan yang dalam bentuk kartu kebijakan dalam beberapa acara benar-benar di desain meniru ayahnya Presiden Jokowi. Vishnu mengatakan popularitas tinggi Presiden Joko Widodo, dengan tingkat kepuasan mencapai 75 persen, menjadi tantangan bagi pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin yang sebenarnya memiliki rekam jejak lebih lengkap di pemerintahan daerah dan pusat.

"Elite partai politik pendukung kedua pasangan sebaiknnya menghentikan upaya menyerang Joko Widodo dan Gibran dengan isu politik dinasti dan pengkhianatan politik, seiring mayoritas masyarakat yang tampaknya tidak memprioritaskan hal tersebut," ujarnya.

Mereka sebaiknya menyampaikan proposal kebijakan alternatif terutama dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial yang ditawarkan ke masyarakat yang tentunya diharapkan sebagai alternatif dari kebijakan Presiden Joko Widodo selama lebih dari 9 tahun ini.

"Sebaiknya pasangan Ganjar-Mahfud dan Amien-Muhaimin segera mengkampanyekan rekam jejak mereka dan proposal kebijakan sebagai alternatif kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo," tegas Vishnu.

Peta koalisi usai Partai Demokrat menyatakan mendukung Prabowo Subianto. - (Republika)

 
Berita Terpopuler