RS di Gaza Kini tidak Berfungsi Akibat Pengepungan Israel

Rumah Sakit Al Quds terputus dari dunia luar selama enam-tujuh hari terakhir.

AP Photo/Fatima Shbair
Warga Palestina berduka atas kematian kerabat mereka dalam pemboman Israel di Jalur Gaza, di rumah sakit di Khan Younis, Sabtu, (11/11/2023).
Rep: Rossi Handayani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Dua rumah sakit besar di Gaza ditutup untuk pasien baru pada Ahad (12/11/2023). Staf menyatakan pengeboman Israel ditambah kurangnya bahan bakar dan obat-obatan berarti lebih banyak bayi dan orang lain yang bisa meninggal.

Staf medis menyatakan rumah sakit di wilayah utara wilayah Palestina diblokade oleh pasukan Israel dan hampir tidak mampu merawat mereka yang berada di dalamnya. Israel mengatakan sedang memburu militan Hamas di wilayah tersebut dan rumah sakit harus dievakuasi.

Adapun rumah sakit terbesar dan kedua di Gaza, Al-Shifa dan Al-Quds, mengatakan mereka menghentikan operasinya. Dengan semakin banyaknya orang yang terbunuh dan terluka setiap harinya, namun setengah dari rumah sakit di wilayah tersebut kini tidak berfungsi, maka semakin sedikit pula tempat untuk menampung korban luka.

Baca Juga

BACA JUGA: Doa Qunut Nazilah untuk Warga Palestina yang Berada dalam Peperanga

"Anak saya terluka dan tidak ada satu pun rumah sakit yang bisa saya bawa agar dia bisa mendapatkan jahitan,” kata Ahmed Al-Kahlout, yang melarikan diri ke selatan sesuai dengan saran Israel karena khawatir tidak ada tempat yang aman di Gaza, dilansir dari Arab News, Senin (13/11/2023).

Seorang ahli bedah plastik di Shifa, Ahmed El Mokhallalati mengatakan pengeboman gedung inkubator telah memaksa mereka menjajarkan bayi prematur di tempat tidur biasa, menggunakan sedikit daya yang tersedia untuk menghangatkan pendingin udara.

“Kami memperkirakan akan kehilangan lebih banyak lagi (pasien) dari hari ke hari,” kata Ahmed El Mokhallalati.

Israel mengatakan Hamas telah menempatkan pusat-pusat komando di bawah dan dekat rumah sakit dan mereka perlu membebaskan sekitar 200 sandera yang disandera militan di Israel dalam serangan sebulan yang lalu. Hamas membantah menggunakan rumah sakit dengan cara seperti itu.

Pada Ahad seorang pejabat Palestina...

Pada Ahad seorang pejabat Palestina yang memberikan pengarahan mengenai pembicaraan mengenai pembebasan sandera mengatakan Hamas telah menunda perundingan karena cara Israel menangani rumah sakit Shifa. Belum ada komentar langsung dari Hamas atau Israel.

Militer Israel mengatakan telah menawarkan untuk mengevakuasi bayi yang baru lahir dan telah menempatkan 300 liter bahan bakar di pintu masuk Shifa pada Sabtu (11/11/2023) malam, namun kedua tindakan tersebut dihalangi oleh Hamas.

Direktur RS Al Shifa, Muhammad Abu Salmiya mengatakan laporan penolakan penggunaan solar adalah kebohongan dan fitnah. Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza Ashraf Al-Qidra, yang dikuasai Hamas, mengatakan dari 45 bayi di inkubator di Shifa, tiga di antaranya telah meninggal.

Dokter di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di Gaza selatan Mohammad Qandil mengatakan Shifa berada di luar jangkauan korban luka baru. “RS Shifa sekarang tidak berfungsi, tidak ada yang boleh masuk, tidak ada yang boleh keluar,” kata dia.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan rumah sakit Al-Quds juga tidak berfungsi karena stafnya berjuang merawat mereka yang sudah berada di sana dengan sedikit obat-obatan, makanan, dan air.

Warga Palestina antre untuk mendapatkan makanan selama pengeboman Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza di Rafah pada Senin, 13 November 2023. - (AP Photo/Hatem Ali)

“Rumah Sakit Al Quds terputus dari dunia luar selama enam-tujuh hari terakhir. Tidak ada jalan masuk, tidak ada jalan keluar,” kata juru bicara Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Tommaso Della Longa.

 
Berita Terpopuler