Aktivis Pro-Palestina di Australia Gunakan Jet Ski Blokade Pengiriman Senjata ke Israel

Ekspor senjata Australia untuk Israel penuh rahasia dan tak bisa dipertanggunjawabkan

Ray Chavez/Bay Area News Group via AP
Demonstran anti-perang bernyanyi setelah menunda keberangkatan kapal Cape Orlando selama sembilan jam dari Pelabuhan Oakland di Oakland, California, Jumat, (3/11/ 2023). Pendemo mengatakan mereka yakin kapal itu membawa pasokan militer dan mereka menuntut agar kapal tersebut diberhentikan. penghentian bantuan militer ke Israel dan gencatan senjata terhadap Gaza.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Aksi blokade pengiriman senjata ke Israel yang dilakukan aktivis pro-Palestina di pelabuhan Australia memunculkan kasus yang unik. Ekspor senjata Australia untuk Israel terbilang penuh rahasia dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

“Hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa Australia memiliki salah satu sistem ekspor senjata yang paling rahasia dan tidak dapat dipertanggungjawabkan di dunia,” kata Senator Partai Hijau Australia David Shoebridge kepada Senat Australia pada 7 November 2023.

Gugatan hukum yang diajukan di pengadilan tinggi Australia oleh organisasi hak asasi manusia Palestina dan Australia pada 6 November juga berupaya untuk menjelaskan perdagangan gelap ini. Kasus ini merupakan kasus pertama di Australia.

Kasus tersebut terjadi ketika para pendukung Palestina di Australia bergabung dengan gerakan internasional “block the boat” untuk memprotes pengiriman senjata ke Israel. Protes di Port Botany Sydney menyusul protes serupa di Pelabuhan Melbourne pada 8 November dengan para aktivis berbaring di depan truk yang membawa kargo untuk perusahaan pelayaran Israel Zim.

Baca Juga


Tapi sulit untuk menentukan apakah pengiriman dari Australia memang termasuk senjata yang dikirim ke Israel karena kurangnya transparansi mengenai pertumbuhan industri ekspor militer Australia.

“Pemerintah kami tidak memberitahu kepada siapa kami mengekspor senjata, tidak memberi tahu kami apa senjatanya, tidak memberi tahu kita siapa yang mendapat untung di Australia dari penjualan senjata,” kata Shoebridge di Senat.

Shoebridge mengatakan, informasi seperti itu kurang tersedia di Australia dibandingkan di negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS). Hal yang diketahui dari Departemen Pertahanan Australia adalah Australia telah mengeluarkan 350 izin ekspor alat pertahanan ke Israel sejak 2017, termasuk 52 izin pada tahun ini saja. Informasi tersebut juga baru dipublikasikan setelah pertanyaan langsung dari Shoebridge selama dengar pendapat Senat tahun ini.

Australia adalah pengekspor senjata utama terbesar ke-15....

Jurnalis Australia dan penulis buku The Palestine Laboratory Antony Loewenstein mengatakan, ada bukti buruk bahwa negara-negara Barat, termasuk Australia, telah menjual senjata yang berpotensi digunakan di Gaza saat ini. Dia telah menyelidiki persenjataan dan teknologi digunakan pengawasan Israel digunakan terhadap warga Palestina dan diekspor ke seluruh dunia.

“Ada dukungan bipartisan [dari partai politik besar] di Australia untuk industri senjata yang besar dan berkembang, terlepas dari adanya kekhawatiran serius mengenai hak asasi manusia di dalamnya,” kata sosok yang berbasis di Yerusalem Timur antara 2016 hingga 2020 itu.

“Kerahasiaan menguntungkan industri senjata. Yang penting pada akhirnya adalah menghasilkan uang,” kata Loewenstein dikutip dari Aljazirah.

Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) yang memantau penjualan senjata global, Australia adalah pengekspor senjata utama terbesar ke-15 secara global pada 2022. Seperti Shoebridge, Loewenstein menyambut baik tantangan hukum yang diumumkan oleh organisasi hak asasi manusia Palestina dan Australia terbaru.

Loewenstein mengatakan, tindakan itu bisa menjadi kasus penting yang kemungkinan besar akan dilawan habis-habisan oleh pemerintah Australia di pengadilan. Salah satu dari tiga organisasi HAM Palestina yang terlibat dalam kasus ini Al-Haq menyatakan pengalamannya dalam terlibat dalam gugatan hukum lainnya, termasuk kasus potensial lainnya yang berfokus pada ekspor senjata oleh Inggris ke Israel.

Al-Haq dan Global Legal Action Network (GLAN) yang berbasis di Inggris menulis surat kepada Menteri Luar Negeri Inggris untuk Perdagangan Internasional Kemi Badenoch pada bulan lalu. Dia memintanya untuk menangguhkan semua izin ekspor senjata ke Israel.

Jika izin ekspor tidak ditangguhkan, Al-Haq dan GLAN mengatakan, gugatan peninjauan kembali akan diajukan ke Pengadilan Tinggi Inggris. Untuk kasus di Australia, Al-Haq, bersama dengan Al Mezan Center for Human Rights and the Palestinian Centre for Human Rights (PCHR) telah meluncurkan tindakan hukum di Pengadilan Federal Australia dengan dukungan dari Australian Centre for International Justice (ACIJ) .

Berbeda dengan Inggris, kasus Australia terfokus pada akses informasi mengenai izin ekspor pertahanan Australia ke Israel yang telah diberikan Menteri Pertahanan sejak 7 Oktober 2023. Direktur eksekutif ACIJ Rawan Arraf mengatakan, akses terhadap informasi ekspor diperlukan untuk menentukan apakah mungkin untuk memulai proses peninjauan kembali izin Australia untuk menentukan adanya yang dibuat karena kesalahan.

Kesalahan tersebut, menurut Arraf, dapat mencakup, misalnya apakah menteri pertahanan Australia gagal mempertimbangkan kriteria yang relevan dengan risiko bahwa ekspor tersebut. Dia mencontohkan dengan digunakan untuk memfasilitasi pelanggaran HAM atau mungkin dikirim ke negara di mana ekspor tersebut mungkin digunakan secara bertentangan dengan undang-undang Australia dalam kebijakan internasional. Kewajiban internasional termasuk Konvensi Jenewa, Konvensi Genosida, dan hukum HAM internasional lainnya.

Ketika ditanya tentang tindakan hukum tersebut, Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan kepada lembaga penyiaran publik Australia ABC, pada Israel tidak meminta senjata apapun dari Australia. "Kami belum menyediakan apapun," ujarnya mengklaim.

Marles menyatakan, dia tidak bisa berkomentar lebih jauh saat masalah tersebut di meja pengadilan.

 
Berita Terpopuler