Merasakan Sholat Zhuhur Berjamaah di Masjid Agung Hagia Sophia

Masjid Hagia Sophia menjadi tujuan wisata religi jamaah umroh Indonesia.

Republika/ Dian Fath Risalah
Suasana shalat di dalam Masjid Agung Hagia Sophia, Turki. Sejak tiga tahun lalu, Masjid Agung Hagia Sophia resmi dibuka kembali untuk ibadah umat Islam. Selama rentang waktu tersebut, bangunan ikonik yang dulunya merupakan gereja selama 916 tahun lebih itu telah menjadi primadona wisatawan dan bahkan mampu menarik 21 juta pengunjung dari berbagai penjuru dunia setiap tahunnya.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki menjadi salah satu negara favorit untuk dikunjungi. Negara yang berada di dua benua itu mewariskan sejarah mengenai peradaban Islam di dunia dan menjadi surga bagi para arkeolog dan sejarawan dunia. 

Baca Juga

Republika berkesempatan mengunjungi negara yang pernah jadi pusat pemerintahan Kesultanan Ustmaniyah atau Ottoman, daulah Islam terbesar yang berkuasa selama delapan abad. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi bila berwisata ke Turki adalah adalah Masjid Agung Hagia Sophia.

Sejak tiga tahun lalu, Masjid Agung Hagia Sophia resmi dibuka kembali untuk ibadah umat Islam. Selama rentang waktu tersebut, bangunan ikonik yang dulunya merupakan gereja selama 916 tahun lebih itu telah menjadi primadona wisatawan dan bahkan mampu menarik 21 juta pengunjung dari berbagai penjuru dunia setiap tahunnya.

Masjid tersebut juga menjadi tujuan wisata religi jamaah umroh asal Indonesia seusai maupun sebelum menjalankan ibadah di Tanah Suci Makkah. Pada pertengahan Oktober , Republika menyempatkan untuk melakukan sholat Zhuhur berjamaah Masjid Hagia Sophia, Istanbul, Turki di sela-sela perjalanan bersama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Turki bersama Badan Promosi dan Pengembangan Pariwisata Turki (TGA) dan Turkish Airlines. 

Suasana shalat di dalam Masjid Agung Hagia Sophia, Turki. Sejak tiga tahun lalu, Masjid Agung Hagia Sophia resmi dibuka kembali untuk ibadah umat Islam. Selama rentang waktu tersebut, bangunan ikonik yang dulunya merupakan gereja selama 916 tahun lebih itu telah menjadi primadona wisatawan dan bahkan mampu menarik 21 juta pengunjung dari berbagai penjuru dunia setiap tahunnya. - (Republika/ Dian Fath Risalah)

Sungguh keberuntungan Republika bisa merasakan sholat Zhuhur berjamaah di kompleks Hagia Sophia atau Ayasofya tepat di waktu sholat. Pasalnya, antrean masuk ke dalan Ayasofya mengular. Pengunjung harus menunggu kurang lebih satu jam agar bisa masuk ke dalam masjid.

Saat hendak sholat, Republika sempat kesulitan mengambil wudhu lantaran tempatnya yang cukup jauh dari ruang ibadah. Saat hendak bertanya dengan jamaah lain pun Republika sempat mengalami kesulitan dalam berkomunikasi lantaran tidak semua masyarakat di Turki lancar berbahasa Inggris.

Bila tidak ingin kerepotan, bisa mengambil wudhu terlebih dahulu saat akan masuk ke dalam bangunan. Karena, akan sangat sayang sekali bila tidak merasakan sholat di dalam Ayasofya, simbol kejayaan dari Sultan Ottoman Mehmed II. 

Hal lain yang tidak bisa terlupakan...

 

Hal lain yang tidak bisa terlupakan saat sholat di Ayasofya adalah merdunya suara imam yang menggema di kubah yang pernah menaungi tiga agama, yakni Kristen Ortodoks, Katolik Roma, dan Islam. Kubah berdiameter 31 meter tersebut merupakan puncak dari sistem kubah dan semi-kubah yang kompleks. Kubah aslinya hancur pada 558 Masehi setelah gempa bumi dan diganti pada tahun 563 Masehi.

Bila ditanya, sebagian besar jamaah sholat di Ayasofya adalah muslimin dari kalangan imigran, khususnya yang berdarah Turki. Namun, jangan kaget bila di Ayasofya bertemu dengan jamaah Indonesia karena memang Masjid Agung ini menjadi salah satu tujuan utama wisata jamaah umroh dari Indonesia. 

Perlu diingat juga, Turki berbeda dengan Indonesia yang menganut mazhab Imam Syafi'i. Sebagian besar masyarakat Turki adalah pemeluk mazhab Imam Hanafi.

Salah satu hal yang sangat mencolok saat sholat berjamaah adalah tidak adanya sahutan amin dari makmun setelah imam sholat membaca Surah Al-Fatihah. Republika sempat mengucapkan amin di rakaat pertama, namun karena keheningan makmun lainnya, di rakaat selanjutnya Republika tidak menjalankan sunnah yang biasanya dilakukan di Indonesia.

Sebagai informasi, Ayasofya dibangun oleh Kaisar Justinianus di situs akropolis Kekaisaran Romawi Timur (532-537 Masehi). Awalnya, bangunan tersebut dikenal sebagai Gereja Kebijaksanaan Suci, Ayasofya adalah bukti luar biasa atas kecerdikan para arsitek Romawi Timur.

Babak baru dimulai ketika Sultan Ottoman Mehmed II mengubahnya menjadi masjid dan melukis mosaik emas dan lukisan dinding dengan motif dan pola Islami. Beberapa di antaranya telah ditemukan kembali dan bertahan selama berabad-abad di bawah lapisan plester.  

Tulisan kaligrafi...

 

"Sultan juga menambahkan tulisan kaligrafi yang dibuat dengan indah. Selain itu, empat menara juga ditambahkan pada struktur kubah yang luas pada waktu yang berbeda," jelas pemandu wisata dari TGA Ufuk Turan. 

Pada 1935, masjid ini diubah menjadi museum atas perintah Mustafa Kemal Atatürk, pendiri Republik Turki. Akhirnya, pada 2020, sekali lagi Ayasofya diumumkan sebagai masjid oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Mendominasi cakrawala İstanbul, bangunan kuno ini telah diperluas dan dipugar beberapa kali selama berabad-abad. Ini adalah ekspresi keyakinan agama yang mengesankan dan salah satu keajaiban arsitektur terbesar di dunia.  

"Pemandangan kubah Hagia Sophia bisa dikagumi. Kubah tengah berada 55,6 meter di atas lantai dan ditopang oleh empat segmen segitiga dengan permukaan bola. Hagia Sophia adalah salah satu contoh paling awal penggunaan 'pendentive' dalam arsitektur. Ya, memang luas dan menakjubkan di luar, tetapi keajaiban muncul saat Anda melangkah masuk," jelas salah satu perwakilan dari TGA Ozlem Bezkurt.

Suasana shalat di dalam Masjid Agung Hagia Sophia, Turki. Sejak tiga tahun lalu, Masjid Agung Hagia Sophia resmi dibuka kembali untuk ibadah umat Islam. Selama rentang waktu tersebut, bangunan ikonik yang dulunya merupakan gereja selama 916 tahun lebih itu telah menjadi primadona wisatawan dan bahkan mampu menarik 21 juta pengunjung dari berbagai penjuru dunia setiap tahunnya. - (Republika/ Dian Fath Risalah)

Lukisan dinding kuno dan mosaik berlapis emas perawan Maria dan Kristus juga masih ada di depan pintu masuk bangunan Ayasofia. Lukisan tersebut kembali ada setelah masjid dipugar dan diubah menjadi museum.

Hagia Sophia dimasukkan dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO pada 1985 di bawah Kawasan Bersejarah İstanbul. Salah satu tempat suci tertua di dunia, bangunan menakjubkan ini kini berfungsi sebagai masjid bagi budaya umum umat manusia.  

 

"Sebagai salah satu landmark paling terkenal dan ikonis di Istanbul, bangunan ini merupakan penghormatan terhadap cita rasa seni dan arsitektur Romawi Timur dan Ottoman," kata Ozlem.

 
Berita Terpopuler