Kala Anies Khawatirkan Masa Depan Peneliti-Peneliti Lembaga Survei

Anies menegaskan, bahwa hasil survei tidak menentukan keterpilihan capres-cawapres.

Republika/ ALI MANSUR
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar hadir melakukan medical check up di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Sabtu (21/10/2023).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Eva Rianti, Rizky Suryarandika, Fauziah Mursid

Baca Juga

Calon presiden (capres) dari Partai Nasdem dan partai koalisinya, Anies Baswedan, menanggapi ihwal sejumlah survei atau jajak pendapat yang menyebutkan bahwa elektabilitasnya paling rendah dibandingkan capres lainnya, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Anies justru menyinggung para peneliti dan mengomparasikan pada pengalamannya sewaktu maju dalam Pilkada DKI Jakarta. 

"Saya mengkhawatirkan masa depan dari peneliti-penelitu ini sebetulnya. Tapi, ya enggak papa mereka semua pasti melakukan survei pasti ada metodenya, pasti mereka bisa mempertanggungjawabkannya," kata Anies dikutip dari akun Instagram resminya, Selasa (24/10/2023). 

Anies menegaskan bahwa hasil survei tidak menentukan keterpilihan capres-cawapres. Dia menekankan yang menjadi penentu adalah suara rakyat saat pencoblosan pada 2024 mendatang. 

"Pemilu tidak berdasarkan survei. Pemilu itu nanti sensus pada saat 14 Februari 2024 pada saat itulah kita akan melihat pandangan masyarakat yang sesungguhnya," ujar dia. 

Mantan gubernur DKI tersebut juga mengungkapkan tentang pengalamannya saat maju sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta pada 2017 yang silam. "Dan pengalaman kami di Jakarta, belum pernah ada survei yang menempatkan kami nomor dua, apalagi nomor satu, bahkan seminggu sebelum Pilkada Jakarta kami masih tetap nomor tiga dengan selisih yang amat jauh. Lalu ketika terjadi Pilkada suasananya berubah sekali, angkanya lain sekali. Dan kita tahu yang menang yang mana," kata dia. 

Dengan penuh rasa percaya diri, Anies pun menyampaikan kepada pada relawan bahwa angka dalam survei itu justru dijadikan pemicu untuk lebih maksimal dalam bekerja dan memenangkannya. 

"Jadi, saya ingin sampaikan kepada semuanya baik relawan angka yang muncul di survei jadikan ini jadi pemicu bagi kita untuk bekerja lebih keras untuk menjangkau lebih banyak dan kami terimakasih sekali tidak perlu bayar mahal-mahal bisa mendapatkan informasi ini semua. Karena sekali survei berapa ratus juta yang harus dikeluarkan," kata dia. 

 

Sebelumnya diketahui, sejumlah survei menunjukkan Anies Baswedan tertinggal dibandingkan capres Prabowo dan Ganjar. Salah satunya, Lembaga Survei Indonesia (LSI). 

Hasil survei terbaru LSI yang dilakukan pada 12-17 Oktober 2023 menunjukkan elektabilitas Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto tertinggi dalam simulasi capres, baik dalam simulasi 34 nama semi terbuka, simulasi tertutup 10 nama, dan simulasi tertutup empat nama. Di bawah Prabowo ada nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Dalam simulasi 34 nama semi terbuka, elektabilitas Prabowo mencapai 26,5 persen, diikuti dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan elektabilitas sebesar 24,9 persen, lalu mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebesar 19,8 persen. Lebih lanjut, pada simulasi tertutup 10 nama, elektabilitas Prabowo mencapai 28,3 persen, Ganjar sebesar 27,3 persen, dan Anies Baswedan 21 persen.

Kemudian, dalam simulasi tertutup empat nama, Prabowo Subianto tetap unggul dengan elektabilitas mencapai 33,1 persen, Ganjar Pranowo 31,8 persen, dan Anies Baswedan 25,3 persen. Lalu, Puan Maharani dengan persentase 2,2 persen. Sedangkan 7,5 persen belum menjawab.  

Bahkan, berdasdarkan hasil survei terbaru Alvara Research Center mendapati pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh elektabilitas terendah dibanding dua pasangan lain. Karena itu, duet Anies-Imin diperkirakan akan kandas pada putaran pertama Pilpres 2024. 

Peneliti Senior Alvara Research Center Lilik Purwandi menjelaskan, survei yang dilakukan lembaganya secara nasional pada 1–6 Oktober 2023 menemukan bahwa elektabilitas Anies-Imin 19,4 persen. Tingkat keterpilihan mereka kalah dibanding duet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dengan elektabilitas 30,1 persen. 

Peringkat pertama ditempati oleh duet Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan elektabilitas 36,5 persen. Kendati begitu, masih ada 13,9 persen responden yang belum menentukan pilihan. 

Lilik menyebut, berdasarkan hasil sigi tersebut, Pilpres 2024 berpotensi berlangsung dua putaran. Putaran kedua kemungkinan akan diikuti oleh pasangan Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran. 

"Semua pasangan masih memiliki peluang untuk meningkatkan elektabilitasnya, namun pasangan Ganjar-Mahfud MD dan Prabowo-Gibran diprediksi akan lanjut berkontestasi pada putaran kedua," ujarnya lewat siaran pers yang diterima Republika, Selasa (24/10/2023). 

Sebagai gambaran, pilpres digelar satu putaran saja apabila ada pasangan capres-cawapres yang memperoleh 50 persen lebih suara dari total suara sah. Apabila tidak ada, maka harus dilaksanakan pilpres putaran kedua alias pemilih mencoblos ulang. 

Pilpres putaran kedua diikuti oleh dua pasangan yang memperoleh suara terbanyak pada putaran pertama. KPU menjadwalkan pencoblosan putaran kedua pada 26 Juni 2023.

"Pasangan terpilih diperkirakan baru akan diketahui pada bulan Juli 2024 nanti," kata Lilik. 

Survei ini melibatkan 1.517 responden berusia 17 tahun ke atas dari seluruh provinsi di Indonesia, yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Terhadap setiap responden dilakukan wawancara tatap muka. Toleransi kesalahan atau margin of error survei ini sebesar 2,52 persen dan tingkat kepercayaannya 95 persen.

Putusan MK Berubah Setelah Adik Ipar Jokowi Ikut Rapat - (infografis Republika)

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno meyakini Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran. Namun, menurut Adi, pasangan Anies-Muhaimin masih berpotensi membuat kejutan.

"Karena sulit untuk menang satu putaran harus 50+1 untuk memenangkan pertarungan. Saya menduga karena tiga poros itu akan terjadi dua putaran," ujar Adi dalam keterangannya, Senin (23/10/2023).

Adi pun menyampaikan peluang tiga paslon dalam memenangkan Pilpres 2024terbuka, mengingat tidak ada satu calon yang unggul jauh dari calon lainnya. Namun demikian, berdasarkan survei lembaga beberapa waktu terakhir, peringkat dua teratas adalah Prabowo dan Ganjar.

Jika putaran kedua mempertemukan Prabowo dan Ganjar, maka yang menentukan adalah persaingan memperoleh dukungan dari pemilih Anies.

"Ya nanti kita tinggal lihat, bagaimana gerakan politiknya. karena basis pendukung Anieslah yang akan menjadi rebutan, kalau pendukung Anies ke Prabowo ya Prabowo yang menang. kalau pendukung Anies itu ke Ganjar ya Pak Ganjar yang menang, itu melihat angka-angka statistik ya," ujarnya.

Namun demikian, realitas yang terjadi ditentukan dengan kerja politik masing-masing paslon tersebut. Jika mesin politik telah bekerja, bukan tidak mungkin realitas akan berubah. Anies-Muhaimin kata Adi, bisa saja membuat kejutan dan justru masuk ke putaran kedua.

"Atau jangan-jangan dalam realitasnya nanti nggak seperti itu, jangan-jangan yang lolos di putaran kedua itu bisa Ganjar Anies, Prabowo nggak lolos atau Prabowo-Anies, Ganjar enggak lolos kan itu yang harus kita lihat, yang jelas kalau angka statistik  hari ini ya Ganjar sama Prabowo dan pemenangnya adalah yang nanti dapat limpahan suara pendukung Anies," ujarnya.

Karena itu, Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menilai saat ini kondisi politik dan pemilih masih belum pasti dan serba dinamis. "Siapa tau dalam 3 bulan ke depan misalnya Anies bisa muncul secara signifikan dan justru Anies lolos di putaran kedua, kita nggak pernah tau, yang jelas waktu dan kerja politik yang akan menentukan segala-galanya. Tapi kalau melihat kondisi saat ini ya Ganjar sama Prabowo memang sama-sama kuat, dan pemenangnya mana ya kira-kira arah pendukung pemilihan Anies," ujarnya.

Putusan MK Berubah Setelah Adik Ipar Jokowi Ikut Rapat - (infografis Republika)

 
Berita Terpopuler