Relawan Santri Ganjar dan Warga Lembata Bersama Bangun Ruang Kelas Sehat di MTs An Nur

Kelas yang belum dilantai mengganggu kegiatan belajar-mengajar.

Dok. Sdg
Warga di Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), bergotong royong membantu pembangunan Madrasah Tsanawiyah (MTs) An Nur.
Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN LEMBATA -- Kelompok relawan Santri Dukung Ganjar (SDG) berkomitmen memperhatikan dunia pendidikan dengan turut membantu membangun fasilitas sekolah di beberapa wilayah Indonesia.

Baca Juga

Sukarelawan pendukung Ganjar Pranowo ini bersama puluhan warga Desa Lembata, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), bergotong royong membantu pembangunan Madrasah Tsanawiyah (MTs) An Nur.

Koordinator Wilayah (Korwil) SDG NTT Syayfullah Husain Demak menyatakan 

pendidikan di desa tersebut kurang memadai. 

Dia menyatakanx hanya ada sekolah dasar (SD) di sana. Jadi, siswa SMP-SMA harus bersekolah di desa tetangga. Mereka harus menempuh jarak puluhan kilometer.

"Fasilitas pendidikan bagi masyarakat Desa wowong masih kurang memadai. Fasilitas sekolah hanya sampai SD. Untuk SMP-SMA, mereka harus menempuh jarak lumayan jauh," kata dia.

Pihaknya bersama warga setempat membangun lantai di tiga kelas madrasah yang awalnya dibangun secara swadaya. Ada sekitar 50 warga yang bergotong royong bersama SDG.

"Ada tiga ruang kelas yang kami bangunkan lantai. Sekolah ini baru dibangun atas swadaya masyarakat. Ada sekitar 50-60 warga yang ikut gotong royong," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Kepala MTs An Nur Sudirman Bahrudin bersyukur atas aksi nyata dari sukarelawan SDG NTT.

"Alhamdulillah adanya bantuan ini, kami sebagai pemuda dan masyarakat merasa senang hadirnya relawan Santri Ganjar yang sangat membantu pembangunan MTs di desa kami," ungkapnya.

Sudirman mengatakan sekolahnya memang membutuhkan dukungan untuk menciptakan ruangan kelas yang sehat dan nyaman.

"Kami sangat membutuhkan sentuhan tersebut. Ada beberapa kesulitan yang kami rasakan terkait ruangan yang belum dilantai," ujarnya.

Menurut Sudirman, ruang kelas yang belum dilantai mengganggu kegiatan belajar-mengajar (KBM) guru dan siswa.

"Dampaknya sangat memengaruhi kegiatan belajar-mengajar. Kemudian, Karena belum dilantai, ruangan itu berdebu sehingga mengganggu proses KBM," tuturnya.

Sementara itu, Sudirman menilai sosok Ganjar Pranowo sebagai pemimpin yang memiliki rekam jejak yang ciamik. Terbukti sudah dua periode Ganjar menjabat gubernur Jawa Tengah.

"Sosok Bapak Ganjar Pranowo beliau memang seorang pemimpin yang baik, track record kinerja Pak Ganjar memimpin Jawa Tengah, program-program yang dilaksanakan sangat bagus sehingga pada kesempatan ini sentuhan di bagian pendidikan begitu terasa berkat relawannya," katanya.

Beberapa hari sebelumnya, SDG juga ikut serta membantu pembangunan ruang kelas di Pondok Pesantren Ukhuwwah Islamiyyah di Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Kegiatan ini dilakukan SDG agar para santri bisa lebih berkonsentrasi dalam belajar di ruang kelas baru. Hal ini diharapkan relawan, bisa meningkatkan mutu pendidikan ponpes dan mencetak lulusan santri yang unggul dan berkompeten. 

"Kami juga mengharapkan semoga mutu dari siswa ke depannya lebih baik," kata Koordinator Wilayah SDG Riau, Syarif Hidayatullah, demikian dilansir dari Antara

 

 
Berita Terpopuler