Terungkap, Teknik Eksperimental Leonardo Da Vinci Saat Melukis Mona Lisa

Peneliti menemukan senyawa langka pada lapisan cat pertama Leonardo.

AP Photo/Christophe Ena
Para jurnalis berjalan melewati Mona Lisa karya Leonardo da Vinci saat berkunjung ke museum Louvre pada Selasa, 23 Juni 2020. Dengan menggunakan sinar-X untuk mengintip struktur kimia dari setitik kecil karya seni terkenal tersebut, para ilmuwan mendapatkan wawasan baru tentang Mona Lisa.
Rep: Rahma Sulistya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dengan menggunakan sinar-X, para ilmuwan mengintip struktur kimia dari setitik kecil karya seni terkenal karya Leonardo da Vinci ‘Mona Lisa’. Mereka telah mendalami wawasan baru mengenai teknik yang digunakan Leonardo, untuk melukis potret inovatifnya tentang wanita dengan senyuman indah yang penuh misteri.

Baca Juga

Penelitian yang diterbitkan di Journal of American Chemical Society pada Rabu (11/10/2023), menunjukkan bahwa ahli Renaisans Italia yang terkenal dengan rasa ingin tahu, terpelajar, dan inventif itu mungkin sedang dalam suasana hati yang eksperimental ketika ia mulai mengerjakan ‘Mona Lisa’ pada awal abad ke-16.

Cat minyak yang digunakan Leonardo sebagai lapisan dasar untuk menyiapkan panel kayu poplar, tampaknya berbeda untuk ‘Mona Lisa’ dengan ciri kimianya yang khas, demikian temuan tim ilmuwan dan sejarawan seni di Prancis dan Inggris.

“Dia adalah seseorang yang suka bereksperimen, dan setiap lukisannya memiliki teknik yang sangat berbeda,” kata penulis utama studi tersebut dan ahli kimia di badan penelitian terkemuka Prancis, CNRS, Victor Gonzalez, melansir AP, Jumat (13/10/2023).

Gonzalez telah mempelajari komposisi kimia dari lusinan karya Leonardo, Rembrandt, dan seniman lainnya. “Dalam hal ini, menarik untuk melihat bahwa memang ada teknik khusus untuk lapisan dasar 'Mona Lisa',” ujar dia.

Secara khusus, para peneliti menemukan senyawa langka, plumbonacrite, pada lapisan cat pertama Leonardo. Penemuan ini, kata Gonzalez, terkonfirmasi untuk pertama kalinya, dari apa yang sebelumnya hanya dihipotesiskan oleh para sejarawan seni.

Sebelumnya, mereka hanya menduga bahwa Leonardo kemungkinan besar menggunakan bubuk timbal oksida untuk mengentalkan dan membantu mengeringkan catnya, saat ia mulai mengerjakan potret yang kini menatap keluar dari balik kaca pelindung Museum Louvre di Paris.

Seorang spesialis seni menyebut....

 

 

 

 

 

Seorang spesialis seni Italia dan kurator di Metropolitan Museum of Art New York yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Carmen Bambach menyebut penelitian ini sangat menarik. Ia mengatakan bahwa wawasan baru yang terbukti secara ilmiah mengenai teknik melukis Leonardo adalah berita yang sangat penting bagi dunia seni dan masyarakat global.

Menemukan plumbonacrite dalam ‘Mona Lisa’ membuktikan semangat Leonardo yang penuh gairah dan eksperimen terus-menerus sebagai seorang pelukis. “Itulah yang menjadikannya abadi dan modern,” kata Bambach.

Fragmen cat lapisan dasar ‘Mona Lisa’ yang dianalisis hampir tidak terlihat dengan mata telanjang, tidak lebih besar dari diameter rambut manusia, dan berasal dari tepi kanan atas lukisan.

Para ilmuwan mengamati struktur atomnya menggunakan sinar-X dalam sinkrotron, sebuah mesin besar yang mempercepat partikel hingga hampir mencapai kecepatan cahaya. Hal ini memungkinkan mereka mengungkap susunan kimiawi bintik tersebut.

Plumbonacrite adalah produk sampingan dari timbal oksida, sehingga para peneliti dapat mengatakan dengan lebih pasti bahwa Leonardo kemungkinan menggunakan bubuk tersebut dalam resep catnya.

“Plumbonacrite benar-benar merupakan sidik jari dari resepnya. Ini pertama kalinya kami benar-benar dapat memastikannya secara kimiawi,” kata Gonzalez.

Setelah Leonardo, master lukis Belanda, Rembrandt mungkin menggunakan resep serupa, ketika ia melukis pada abad ke-17. Gonzalez dan peneliti lain sebelumnya juga menemukan plumbonacrite dalam karyanya.

“Hal ini juga memberi tahu kita bahwa resep-resep tersebut telah diwariskan selama berabad-abad. Itu adalah resep yang sangat bagus,” ujar dia.

Leonardo diduga melarutkan bubuk timbal oksida yang berwarna oranye, dalam minyak biji rami atau kenari dengan cara memanaskan campuran tersebut, untuk membuat campuran yang lebih kental dan lebih cepat kering.

“Yang akan Anda peroleh adalah minyak yang warna emasnya sangat bagus. Itu mengalir lebih seperti madu,” kata Gonzalez. 

Namun ‘Mona Lisa’ (yang dikatakan oleh Louvre sebagai potret Lisa Gherardini, istri seorang pedagang sutra Florentine) dan karya Leonardo lainnya masih memiliki rahasia lain untuk diceritakan.

 

“Pastinya masih banyak lagi hal yang bisa ditemukan. Kami baru menyentuh permukaannya saja. Apa yang kami sampaikan hanyalah sedikit pengetahuan saja,” kata Gonzalez

 
Berita Terpopuler