Kekhawatiran Burhanuddin Muhtadi Jika Gibran Cawapres: Jokowi Konfrontasi Lawan Megawati

PDIP yakin Gibran akan tetap loyal.

Muhammad Noor Alfian
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming .
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sidang gugatan usia calon presiden dan calon wakil presiden di Mahkamah Konstitusi (MK) memasuki tahap menentukan. 

Baca Juga

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi berpendapat bila MK mengabulkan gugatan terkait usia minimal capres dan cawapres, maka tak lantas menjadikan Gibran Rakabuming Raka sebagai pendamping Prabowo Subianto.

Restu Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Gibran menjadi satu kunci penting jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Jika Jokowi merestui Gibran menjadi bakal cawapres dari Prabowo, maka  akan ada hubungan yang beririsan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Bukan tak mungkin, akan terjadi konfrontasi yang semakin dalam dengan Megawati Soekarnoputri. "Pertanyaannya apakah Pak Jokowi mengizinkan? dilihat apakah Gibran dapat memenangkan Pak Prabowo atau tidak? dan hubungan Pak Jokowi dengan Ibu Mega, kalau misalnya Prabowo-Gibran jadi didaftarkan artinya Presiden Jokowi mengizinkan, ya kita bisa menyaksikan konfrontasi yang makin dalam antara Presiden Jokowi dan presiden Megawati," ujar Burhanuddin dalam analisisnya yang diunggah di akun Youtube Indikator Politik Indonesia, Kamis (12/10/2023).

Jika Gibran direstui sebagai bakal cawapres dari Prabowo, ia berpotensi menjadi aset elektoral bagi Menteri Pertahanan itu. Sebab, pendukung Wali Kota Solo itu beririsan langsung dengan basis pemilih Jokowi dan PDIP di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Suara Gibran diambil dari basis pendukung Pak Jokowi yang beririsan dengan PDI Perjuangan, jadi suara-suara di basis atau kantong Ganjar Pranowo di Jawa Tengah dan Jawa Timur kemungkinan besar yang akan tergerogoti, kalau misalnya Gibran tampil sebagai aset elektoral," ujar Burhanuddin.

"Dan itu yang menjelaskan penolakan-penolakan besar, terutama dari elite PDI Perjuangan sejak munculnya Gibran sebagai calon wakil presiden Pak Prabowo. Jadi poin saya adalah belum tentu Gibran akan serta merta menjadi cawapres Pak Prabowo, meskipun MK mengabulkan," sambungnya.

Kehadiran Gibran juga bisa menjadi beban. Sebab isu terkait dinasti politik akan terus bergulir hingga pencoblosan pada 14 Februari 2024. Alih-alin menambah suara, hal tersebut justru berpotensi besar menggerus elektabilitas Prabowo yang saat ini sudah tinggi.

 

 

 

 

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menanggapi adanya gerakan dari elemen Partai Gerindra untuk memasangkan Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming Raka. Ia sendiri percaya diri dengan pengkaderan yang dilakukan partainya dan membentuk keloyalitasan.

"Ya seluruh kader-kader PDI Perjuangan ini kan sudah digembleng, sudah digembleng mentalnya, sudah digembleng spiritualitasnya, sudah digembleng komitmennya, satunya kata dan perbuatannya," ujar Hasto di Kantor Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP), Jakarta, Rabu (11/10/2023) malam.

 "Sehingga ini yang dibangun oleh PDI Perjuangan adalah suatu kultur kekaderan yang disertai dengan loyalitas, disertai dengan kesadaran untuk menyatu dengan rakyat," katanya melanjutkan. 

Hasto sendiri percaya diri dengan penggemblengan kader tersebut, yang tak akan membuat Gibran goyah. Mengingat Gibran sudah melalui proses tersebut dan berhasil menjadi Wali Kota Solo.

 "Yang terus digembleng, khususnya jiwa ideologisnya, komitmen kerakyatannya dan mampu menggunakan kekuasaan politiknya bagi kepentingan rakyat," ujar Hasto.

 

 
Berita Terpopuler