Enam Kunci Kesehatan Mental dalam Islam

Islam membersihkan jiwa dari noda-noda di jiwa.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Enam Kunci Kesehatan Mental dalam Islam. Foto: Sholat (ilustrasi).
Rep: Umar Mukhtar Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Islam membersihkan jiwa dari noda-noda keburukan, kejahatan dan kecenderungan melakukan perbuatan maksiat. Islam menjadikan setiap jiwa pemeluknya sehat, kuat, dan mampu melakukan berbagai tindakan positif.

Baca Juga

Berdasarkan hal tersebut, kesehatan mental merupakan salah satu tujuan tertinggi Islam. Seorang Muslim yang sehat secara mental maka dia dapat memberikan manfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat serta alam.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui agar seorang Muslim memiliki kesehatan mental yang mumpuni. Sejumlah hal berikut ini saling berhubungan dan tidak terpisahkan serta saling melengkapi.

Berikut penjelasan tentang 6 kunci kesehatan mental yang diajarkan dalam Islam.

1. Keimanan

Keimanan menciptakan suatu kepastian mutlak akan rasa aman, nyaman dan tenteram dalam hati seorang Muslim. Beriman kepada Allah berarti meyakini bahwa Allah-lah yang memberi petunjuk jalan, Sang Pencipta, Pemelihara, dan Pemberi Petunjuk kepada jalan yang lurus.

Dalam keadaan seperti ini, umat Islam hanya tinggal mengarahkan perhatian dan fokusnya pada apa yang membawa kemaslahatan umum bagi dirinya dan masyarakatnya, jauh dari filosofi pesimisme dan keraguan, karena segala sesuatu yang telah dan akan terjadi, ditakdirkan oleh Yang Maha Esa, individu, orang yang tabah.

Iman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya merupakan asal muasal ketenangan dalam hati dan tercapainya rasa keseimbangan. Dengan keimanan yang mendalam kepada Allah SWT, maka ini menjadi alasan yang paling utama untuk mencapai kesehatan mental.

2. Sholat

Jamak diketahui bahwa sholat merupakan tiang agama. Melalui sholat, seorang muslim dekat dengan Allah SWT dan menemukan ketenangan dari kepenatan hidup. Sholat pulalah yang membuat seorang Muslim kuat menghadapi gelombang badai kehidupan.

Dengan sholat, seorang Muslim terhindar dari perilaku maksiat dan keji. Allah SWT berfirman:

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Ankabut ayat 45)

Ujungnya ialah akhlak mulia yang meliputi perbuatan dan ucapan. Sholat yang dijalankan dengan penuh keikhlasan dan khusyu memancarkan akhlak mulia pada seorang Muslim. Sholat memberikan pengaruh pada diri, sehingga lisan, hati dan perbuatannya senantiasa terjaga dari perbuatan buruk.

Orang yang sholat berarti membuang energi negatif. Sholat mengerahkan energi positif yang menguatkan diri seorang Muslim. Semua ini ada dalam sujud, bacaan, doa, dan rukuk, dan lainnya. Sujud yang dilakukan dalam sholat, meninggikan derajatnya.

3. Berdzikir

Dzikir adalah kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh seorang Muslim. Dzikir memberi energi positif dari sumber yang tersembunyi. Dzikir menanamkan jiwa dengan kekuatan. Dengan berdzikir, hati menjadi damai.

Allah SWT berfirman, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar Ra'ad ayat 28)

Bahkan jika seorang Muslim berpaling dari Allah SWT, maka hatinya akan menjadi keras dan menjadi mudah marah.

Allah SWT berfirman, "Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Taha ayat 124)

Berdzikir adalah perasaan akan kehadiran Sang Pencipta secara terus-menerus, dan permintaan dukungan dari-Nya setiap saat. Di luar sholat, dzikir tidak boleh berhenti.

Alquran juga merupakan penyembuh bagi jiwa dan hati yang lelah karena penatnya hidup. Alquran adalah obat Ilahi, dan pintu gerbang ketenangan hati yang menjadikan jiwa tenteram sehingga mental ini tidak menjadi gurun yang tandus dan sunyi.

Dengan Alquran pula, hubungan antara hamba dengan Allah diperbaharui. Perintah dan larangan-Nya merupakan peringatan bagi jiwa terhadap segala perbuatan buruk seperti sombong, zalim, dan lainnya.

Alquran mengubur kecenderungan-kecenderungan jahat dalam jiwa manusia, sehingga mencapai kesehatan mental.

4. Puasa

Puasa adalah salah satu ibadah yang paling indah. Orang yang berpuasa, maka jiwanya yang panas dijinakkan dan dikekang. Ketenangan mental dapat tercapai karena kenyamanan perut dan hati. Puasa adalah ibadah yang membersihkan tubuh dari sesuatu yang berbahaya.

Dengan puasa pula, seorang Muslim bisa memperoleh kesehatan mental. Puasa menciptakan kesabaran, rasa syukur. Sungguh puasa ibarat dokter gratis dan latihan psikologis.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Setiap amalan anak Adam itu adalah (pahala) baginya, kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya." (HR Bukhari dan Muslim)

Nabi SAW juga bersabda, "Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar Rayyan, yang akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat nanti, dan tidak ada yang memasuki melaluinya kecuali mereka. Dikatakan, "Mana orang-orang yang berpuasa? Mereka pun berdiri, dan tidak ada yang memasukinya seorang pun kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, maka pintu itu ditutup, dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melaluinya." (HR Bukhari dan Muslim)

5. Sedekah

Sedekah memadamkan murka Allah, membawa makna rasa kasih terhadap sesama, mempererat tali silaturahmi, menanamkan rasa kasih sayang dalam hati, dan memerangi sifat kikir. Sedekah membersihkan jiwa dari penyakit egoisme, dan memperkuat perasaan peduli terhadap sesama hingga mencapai proses penyucian.

Allah SWT berfirman, "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS At Taubah ayat 103)

Ketika seorang menyucikan dirinya dari penyakit hati, maka di situlah dia akan menjadi lebih tinggi, suci, dan sehat. Bersedekah berarti meyakini bahwa harta yang dimiliki sejatinya bukanlah miliknya melainkan hanyalah dari Allah yang dititipkan kepada hamba-Nya, sehingga perlu diberikan kepada fakir miskin.

Sedekah adalah ibadah yang tidak hanya ditujukan bagi mereka yang memiliki kelebihan harta, tetapi juga bagi setiap Muslim, apapun pekerjaannya. Dalam riwayat Abu Mas'ud yang tercantum dalam Shahih Muslim, dikisahkan bagaimana sejumlah pekerja kasar bersedekah.

Abu Mas'ud berkata, "Kami diperintahkan Rasulullah SAW agar bersedekah, dan kami hanya sebagai pekerja kasar (kuli)." Selain itu, Abu 'Uqail kemudian bersedekah setengah gantang, dan yang lain pun mengikutinya, dengan menyedekahkan apa saja namun lebih banyak (lebih banyak dari setengah gantang).

Orang-orang munafik melihat sedekah yang diberikan oleh para sahabat yang bekerja sebagai kuli itu, lalu berkata, "Sungguh Allah itu Maha Kaya. Dia tidak membutuhkan sedekah ini dan itu. Mereka melakukan ini semua hanya karena riya."

Disebabkan ucapan orang-orang munafik tersebut, turunlah ayat berikut ini:

"(Orang munafik) yaitu mereka yang mencela orang-orang beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela dan yang (mencela) orang-orang yang hanya memperoleh (untuk disedekahkan) sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka, dan mereka akan mendapat azab yang pedih." (QS At Taubah ayat 79)

6. Bertakwa

Takwa adalah tembok yang tidak dapat ditembus yang melindungi seorang mukmin agar tidak terjerumus ke dalam sesuatu yang menjauhkannya dari jalan kebenaran. Takwa juga merupakan perlindungan dan kekokohan hati untuk mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Takwa ialah solusi dari setiap musibah, kesusahan, dan kelelahan yang menimpa seorang Muslim. Bahkan takwa juga mengantarkan kepada rezeki yang tidak diduga. Allah SWT berfirman:

"...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. At Talaq ayat 2-3)

Islam telah memberi tuntunan yang mencerahkan untuk menciptakan jiwa yang tenteram dan sehat dalam menghadapi berbagai cobaan atau masalah kehidupan. Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, yakni rahmat bagi alam semesta. Dengan tuntunan tersebut, umat Islam akan bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, lingkungan dan alam.

Sumber

https://www.albayan.co.uk/MGZarticle2.aspx?ID=6536

 

 

 
Berita Terpopuler