Doa Erick Thohir dan 11 Fakta Seputar Sunnah Ziarah Kubur

Ziarah kubur merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan

Republika/Thoudy Badai
Warga berziarah (ilustrasi). Ziarah kubur merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan
Red: Nashih Nashrullah

Oleh : Andrian Saputra, wartawan Republika.co.id, alumni PP Miftahul Karomah dan PP Ainurrafiq Kuningan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa hari lalu, Menteri BUMN, Erick Thohir, berziarah ke makam muassis Nahdlatul Ulama, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari serta silaturahim ke masyayikh dan santri Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang Jawa Timur.  

Namun, sangat disayangkan selepas kegiatan itu, segelintir warganet, 'nyinyir' dengan pernyataan ET, bahkan menuding ET telah syirik karena minta doa ke orang yang telah meninggal.  

Saya mencoba mencari tahu pernyataan ET itu. Pernyataan itu terdapat pada akun YouTube dan Twitter Erick Thohir. Di akun Twitter @Erick Thohir menuliskan:  

"Mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng untuk berziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama, KH  Hasyim Asy'ari, Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid, dan ulama besar lainnya." 

"Saya meminta doa untuk kesuksesan dan kelancaran Indonesia yang akan jadi tuan rumah FIFA World Cup U-17." 

Dalam akun Twitter resmi ET tersebut, saya pribadi tidak menemukan ada redaksi pernyataannya ET yang menuliskan bahwa ET minta doa pada ahli kubur. Justru yang saya tangkap adalah ET datang ke pesantren Tebuireng untuk berziarah. 

Lalu dalam paragraf terpisah bahwa ET minta doa untuk kelancaran FIFA World Cup U-17. Yang saya pahami bahwa dia minta doa itu ke tuan rumah Ponpes Tebuireng, yakni masyayikh, kiai, ustadz dan para santri.  

Saya pun mencoba menyimak pernyataan ET di akun YouTube Erick Thohir. Dia mengatakan:  

"Saya ke sini untuk berziarah. Dan memohon doa, karena kan Jawa Timur menjadi tempat pembukaan U-17. Dan pertandingan tim nasional pun ada di sini. Jadi saya mohon doa (gestur Erick Thohir menengok kepada salah satu dewan pengasuh pesantren dan memintanya mendoakan) supaya pelaksanaan bola U-17 dunia di Jawa Timur lancar, tim nasional juga bisa menangan." (Disambut bacaan aamin oleh dewan pengasuh pesantren dan santri).  

Pada pernyataan ET seperti diunggah di akun YouTube resminya, saya pun tidak menangkap ada redaksi kalimat bahwa ET minta doa ke ahli kubur. Tapi yang saya tangkap adalah dia berziarah ke Tebuireng. Lalu dia minta  kepada pengasuh, asatidz, dan santri di sana agar mendoakan kelancaran pelaksanaan bola U-17. Saya lantas bertanya dalam hati, di mana letak kesyirikannya? 

Maka itu, kalimat yang mestinya waqaf jangan dibaca washal dan yang washal jangan diwaqafkan. Dan kalimat yang punya dhamir jangan dihilangkan dhamirnya. Apalagi keliru merujuk dhamir.  Berikut ini saya utarakan beberapa argumentasi dan fakta seputar ahluss sunnah wal jamaah dalam hal ziarah dan doa kubur.   

1. Ketika awal-awal masa kemunculan Islam, Rasulullah SAW melarang orang-orang Muslim berziarah kubur. Tujuannya adalah menjaga akidah umat Muslim saat itu yang  masih baru memeluk Islam. 

Sebab, khawatir apabila ziarah kubur itu diperbolehkan, umar Muslim pada saat itu malah akan menyembah kuburan. 

Namun, setelah akidah umat Muslim kuat dan tidak ada kekhawatiran akan berbuat syirik, Rasulullah SAW memperbolehkan para sahabat berziarah kubur. Bahkan, menjadi anjuran karena dapat membuat seseorang menjadi zuhud. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan melalui jalur Ibnu Masud RA: 

Baca juga: Selamat dari Banjir Libya, Rumah yang Disebut Milik Penghafal Alquran Hebohkan Jagat Maya

حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَنْبَأَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ هَانِئٍ عَنْ مَسْرُوقِ بْنِ الْأَجْدَعِ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا وَتُذَكِّرُ الْآخخِرَةَ

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Abdul A'la berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb berkata, telah memberitakan kepada kami Ibnu Juraij dari Ayyub bin Hani` dari Masruq Ibnul Ajda' dari Ibnul Mas'ud bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Aku telah melarang kalian dari ziarah kuburan, sekarang berziarahlah. Karena ia dapat menjadikan zuhud di dunia dan ingat dengan akhirat.” (HR Ibnu Majah).  

   كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ  الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرً  

Artinya: “Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah). (HR Hakim).    

إِنَّ رَبَّكَ يَأْمُرُكَ أَنْ تَأْتِيَ أَهْلَ الْبَقِيْعِ فَتَسْتَغْفِرُ لَهُمْ 

Artinya: “Tuhanmu memerintahkanmu agar mendatangi ahli kubur Baqi’ agar engkau memintakan ampunan buat mereka.” (HR Muslim) 

Baca juga: Temuan Peneliti Amerika Serikat dan NASA Ini Buktikan Kebenaran Alquran tentang Kaum Ad

2. Setelah adanya perintah dari Allah SWT untuk menziarahi kuburan ahli Baqi’, Rasulullah SAW membiasakan menziarahi tempat tersebut pada saat giliran menginap di rumah Aisyah radliyallahu ‘anha. Hal ini seperti tercantum dalam hadits yang diriwayatkan Sayyidah ‘Aisyah berikut ini:  

 كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- - كُلَّمَا كَانَ لَيْلَتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- - يَخْرُجُ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ إِلَى الْبَقِيعِ فَيَقُولُ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَأَتَاكُمْ مَا تُوعَدُونَ غَدًا مُؤَجَّلُونَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لأ لأَهْلِ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ  

Artinya: Rasulullah setiap kali giliran menginap di rumah ‘Aisyah, beliau keluar rumah pada akhir malam menuju ke makam Baqi’ seraya mengucapkan salam: Salam sejahtera atas kalian wahai penghuni kubur dari kalangan kaum mukmin. Segera datang apa yang dijanjikan pada kalian besok. Sungguh, kami Insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah ampunilah penghuni kubur Baqi’ Gharqad.” (HR Muslim).

Berdasarkan dalil-dalil dalam hadits di atas, tidak dapat disangsikan lagi bahwa ziarah kubur adalah hal yang diperbolehkan bahkan tergolong sebagai hal yang dianjurkan (sunah).   

3. Anjuran melaksanakan ziarah kubur ini bersifat umum, baik menziarahi kuburan orang-orang saleh maupun menziarahi kuburan orang Islam secara umum. Hal ini seperti ditegaskan Imam al-Ghazali sebagaimana keterangan berikut:   

  زيارة القبور مستحبة على الجملة للتذكر والاعتبار وزيارة قبور الصالحين مستحبة لأجل التبرك مع الاعتبار  

Artinya: “Ziarah kubur disunnahkan secara umum dengan tujuan untuk mengingat (kematian) dan mengambil pelajaran, dan menziarahi kuburan orang-orang saleh disunahkan dengan tujuan untuk tabarruk (mendapatkan berkah) serta pelajaran.” (Al-Ghazali, Ihya’ Ulum ad-Dien, juz 4, halaman: 521).   

4. Bahkan, legalitas melaksanakan ziarah kubur ini telah disepakati oleh seluruh mazhab umat Islam. Hal ini seperti disampaikan dalam kitab Hujjah Ahlissunnah Wal Jamaah sebagaimana berikut:   

 زيارة القبور تجيزها مذاهب المسلمين كلها

Artinya: “Ziarah kubur diperbolehkan oleh seluruh mazhab umat Islam.” (KH Ali Maksum Krapyak, Hujjah Ahlissunnah Wal Jama’ah, halaman: 53).   

5. Dianjurkan untuk membaca surat Yasin ketika berziarah kubur atau ketika ada orang yang meninggal. Dengan membaca surat Yasin menjadi wasilah dihapusnya atau diringankannya siksa kubur bagi ahli kubur. Bahkan, orang yang membacanya akan mendapatkan pahala atau kebaikan sebanyak orang-orang yang sudah meninggal yang dimakamkan di pekuburan itu.    

وروي من حديث أنس أن رسول الله  ﷺ قال : ومن دخل المقابر فقرأ سورة يس خفف عنهم وكان له بعدد من فيها حسنات. 

“Diriwayatkan dari hadits Anas, bahwa Rasulullah SAW bersabda: barangsiapa yang memasuki pekuburan kemudian membaca surat Yasin maka Allah akan meringankan siksa untuk ahli kubur dan orang yang membacanya mendapat kebaikan-kebaikan sebanyak ahli kubur di pekuburan itu.” (Lihat kitab at-Tadzkirah karya Imam Qurthubi terbitan Maktabah Darul Minhaj halaman 286-287)  

6. Boleh juga membaca surat al-Baqarah. Para ulama ahlusunah wal jamaah biasanya membaca awal surat al-Baqarah, ayat kursi, dan akhir surat al-Baqarah.    

ويروى عن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما أنه أمر أن يقرأ عند قبره سورة البقرة    

“Dan diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bin Khattab bahwa dia disuruh ayahnya membaca surat Al Baqarah di sisi kuburannya.” Membaca surat Yasin dapat dilakukan ketika ziarah kubur atau saat ada yang meninggal. 

وقد روي إباحة قراءة القرآن عند القبر عن العلاء بن عبد الرحمن. وذكر النسائي وغيره من حديث معقل بن يسار المدني رضي الله عنه عن النبي ﷺ أنه قال: اقرؤوا سورة يس عن موتاكم. وهذا يحتمل أن تكون هذه القراءة عند الميت في حال موته ، ويحتمل أن يكون عند قبره 

“Diriwayatkan tentang bolehnya membaca Alquran di kuburan dari Al Ala bin Abdurrahman, -dan disebutkan oleh Nasa'i dan lainnya - dari hadits Ma'qil bin Yashar Al Madani, Rasulullah SAW bersabda: Bacakan olehmu surat Yasin untuk saudara-saudaramu yang meninggal, yaitu saat akan meninggal dunia dan saat akan dikuburkan.”   

Infografis Adab Ziarah Kubur - (Republika)

7. Jumhur ulama sepakat bahwa sedekahnya orang yang hidup untuk orang yang sudah meninggal dunia diperbolehkan. Bahkan disebutkan pahala sedekah itu juga sampai kepada orang yang telah meninggal dunia. Namun demikian bentuk sedekah yang dimaksud tidak harus selalu dengan bersedekah harta.   

Baca juga: 8 Fakta tentang Istana Supermegah Firaun yang Diabadikan Alquran

 

Ahli waris atau orang yang masih hidup dapat bersedekah kepada orang yang telah meninggal dengan membacakan Alquran, doa, dan istighfar. Begitu juga pendapat Imam Qurthubi dalam kitab at-Tadzkirah.    

قلت : أصل هذا الباب: الصدقة التي لا اختلاف فيها ، فكما يصل إلى الميت ثوابها فكذلك تصل قراءة القرآن ، والدعاء. والاستغفار إذ كل ذلك صدقة ، فإن الصدقة لا تختص بالمال  

“Saya berpendapat bahwa pokok dari bab ini adalah bahwa sedekah itu tidak ada ikhtilaf di dalamnya sebagaimana sampai kepada mayit pahalanya, maka demikian juga sampainya pahala membaca Alquran pada mayit, dan dia serta Istighfar, itu semua sedekah. Maka sedekah itu tidak hanya dikhususkan dengan harta.” (Lihat  kitab at-Tadzkirah karya Imam Qurthubi terbitan Maktabah Darul Minhaj halaman 278-279)  

8. Lebih lanjut Imam al-Qurthubi juga menukilkan sebuah hadits dalam sahih Muslim yang menjelaskan bahwa sedekah itu tidak hanya dalam berbentuk harta. Bahkan membaca zikir juga dapat menjadi sedekah. 

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ الضُّبَععِيُّ حَدَّثَنَا مَهْدِيٌّ وَهُوَ ابْنُ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا وَاصِلٌ مَوْلَى أَبِي عُيَيْنَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُقَيْلٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ عَنْ أَبِي الْأَسْووَدِ الدُّؤَلِيِّ عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى ككُلِّ سُلَامَى  مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى  

“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma` Adl-Dluba`i, telah menceritakan kepada kami Mahdi yaitu Ibnu Maimun, telah menceritakan kepada kami Washil mantan budak Abu 'Uyainah dari Yahya bin 'Uqail dari Yahya bin Ya'mar dari Abul Aswad Ad Du`ali dari Abu Dzarr dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda, "Setiap pagi dari anggota badan masing-masing kalian (harus) ada sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma'ruf nahi munkar sedekah, dan semuanya itu dapat tercukupi dengan dua rakaat dhuha." (HR  Muslim).  

9. Oleh karena itu, Imam Qurthubi menjelaskan bahwa para ulama menganjurkan untuk berziarah kubur dan bersedekah kepada ahli kubur dengan membaca Alquran dan berdoa. Maka hal tersebut menjadi anugerah bagi ahli kubur.  

ولهذا استحب العلماء زيارة القبور. لأن القراءة والدعاء تحفة الميت من زائره

“Oleh karena itu, para ulama menganjurkan ziarah ke kuburan. Sebab bacaan dan doa merupakan anugerah bagi orang yang telah meninggal dari orang yang berziarah.”       

10. Dianjurkan ketika berziarah kubur untuk membaca Alquran yang niat agar pahalanya juga diberikan kepada ahli kubur. Salah satu ayat yang dianjurkan untuk dibaca ketika berziarah kubur adalah surat Al Baqarah ayat 255 atau disebut juga ayat kursi.   

Ada banyak keutamaan ketika seseorang yang berziarah kubur membaca ayat kursi. Di antaranya adalah Allah SWT akan meneranngi dan memperluas kuburnya orang-orang mukmin. Selain itu, bagi orang yang membacanya pun akan mendapatkan keutamaan yakni derajat yang tinggi dan pahala seperti pahalanya 60 nabi. Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang membaca ayat kursi tersebut berkali-kali lipat, bahkan dicatat 10 kali kebaikan dari setiap kubur yang diziarahi. Keterangan ini sebagaimana disebutkan dalam  riwayat berikut:    

وروي من حديث أنس خادم رسول الله صلى الله عليه و سلم أنه قال : قاال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إذا قرأ المؤمن آية الكرسي ، و جعل ثوابها لأهل القبور ، أدخل الله تعالى في كل قبر مؤمن من المشرق إلى المغرب أربعين نوراً ، و وسع الله عز و جل عليهم مضاجعهم ، و أعطى الله للقارئ ثواب ستين نبياً ، و رفع له بكل ميت درجة ، و كتب له بكل ميت عشر حسنات    

Artinya: “Dari Anas radhiyallahu anhu, khodimnya Rasulullah SAW, bahwa Anas berkata, “Rasulullah SAW bersabda: Apabila seorang mukmin membaca ayat Kursi, dan menghadiahkan pahalanya kepada ahli kubur, maka Allah‎ ta'ala memasukkan ke dalam tiap-tiap kubur orang mukmin dari timur sampai barat 40 cahaya. Dan Allah Azza wa Jalla memperluas untuk ahli-ahli kubur tempat tidurnya. Dan Allah  memberikan kepada pembaca ayat kursi tersebut pahala 60 orang nabi, dan dia dinaikkan satu derajat dan mencatatat 10 kebaikan untuk setiap mayi 10 kebaikan.” (Lihat  kitab At Tadzkirah karya Imam Qurthubi terbitan Maktabah Darul Minhaj halaman 277).    

11. Ketika berziarah kubur upayakan memperbanyak membaca surat al-Ikhlas dengan niat pahalanya untuk orang-orang yang meninggal khususnya bagi yang diziarahi. Mengapa membaca surat Al Ikhlas?   

Baca juga: Keajaiban Angka 19 yang Disebutkan dalam Alquran dan Pengakuan Sarjana Barat 

Sebab membaca surat al-Ikhlas ketika berziarah adalah tuntutan dari Rasulullah SAW yang juga dipraktikan oleh para sahabat, generasi tabiin, dan tabiut tabiin, dan para ulama.   

Dan dalam membaca surat al-Ikhlas terdapat rahasia-rahasia bagi orang yang membacanya. Keutamaan membaca surat al-Ikhlas yang ditujukan pahalanya untuk orang yang meninggal ketika berziarah adalah pahala yang berlipat-lipat sebanyak jumlah jenazah yang berada di area kuburan tersebut.  

وخرج السلفي (هو الإمام المحدث أبو طاهر أحمد بن محمد بن أحمد الأصبهاني الجرواني ، ويلقب جده أحمد سلفة) وغيره من حديث علي بن أبي طالب رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ : من مر على المقابر وقرأ : قل هو الله أحد  إحدى عشر مرة ثم وهب أجره للأموات أعطي من الأجر بعدد الأموات. 

Dan diriwayatkan oleh as Salafy (dia adalah Imam, ualam hadits, Abu Thohir Ahmad bin Muhammad bin Ahmad Al Ashbahaaniy Al Jarwaniy, dan julukan kakeknya Ahmad Salafa) dan oleh para muhadits yang lainnya dari hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa yang lewat kuburan dan membaca: qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlas) sebanyak sebelas kali kemudian memberikan pahalanya untuk orang-orang yang telah meninggal maka ia akan diberikan pahala sebanyak orang-orang yang meninggal itu." (Lihat kitab at-Tadzkirah karya Imam Qurthubi terbitan Maktabah Darul Minhaj halaman 276).   

Keterangan di atas sekaligus menjadi salah satu dalil bolehnya membaca Alquran ketika berziarah, yang pahalanya ditujukan untuk orang yang telah meninggal atau yang kuburannya diziarahi.       

 
Berita Terpopuler