Siapa T'Koes, Band yang Dilarang Menyanyikan Lagu Koes Plus?

Keluarga Koes Plus melarang band T'Koes menyanyikan lagi lagu-lagu Koes Plus.

Dok. Instagram/@tkoes_ig
Band Tkoes. Band ini dilarang menyanyikan lagi lagu-lagu Koes Plus oleh pihak keluarga.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Band T'Koes, grup musik tribute yang kerap membawakan lagu-lagu Koes Plus di tiap penampilannya, kini tengah menjadi sorotan. Pasalnya, keluarga besar Koes Plus telah mengumumkan bahwa T'Koes sudah dilarang menyanyikan lagu-lagu Koes Plus.

Baca Juga

Sebuah band tribute merupakan grup musik yang secara khusus memainkan musik dari artis musik terkenal yang sudah bubar atau tak lagi aktif. Pertanyaan pun muncul, bagaimana kelanjutan aktivitas bermusik dari band T'Koes usai pelarangan itu?

Sejak pihak keluarga Koes Plus membuat pernyataan bersama, hingga kini T'Koes atas nama band belum menyampaikan tanggapan. "Ditunggu aja ya. Mohon bersabar. Kita pasti akan berikan tanggapan," ujar salah satu personel T'Koes, Ghali Marzall, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (25/9/2023).

Siapa sebenarnya T'Koes dan bagaimana awal mula mereka menyanyikan lagu-lagu Koes Plus? Pada sesi bincang santai IG Live Gaung Merah X T'Koes, dua personel T'Koes sempat berbagi mengenai kisah perjalanan dari grup musik keluarga tersebut.

Penggagas T'Koes adalah seorang penggemar berat Koes Plus, Agusta Marzall. Dia memperkenalkan band T'Koes ke publik pada tahun 2007. Nama T'Koes bermakna "Terinspirasi Koes Plus". Agusta tidak memiliki hubungan darah atau kekerabatan apa pun dengan para personel Koes Plus. Namun, semasa kecilnya, Agusta kerap menonton latihan band legendaris itu.

Saat ini, Agusta merupakan penabuh drum T'Koes, sementara para personel lain, yakni Ghali Marzall, Jaru Marzall, dan Jim Marzall, adalah ketiga anak Agusta. Saat manggung, T'Koes tidak cuma membawakan lagu-lagu Koes Plus, tetapi juga beberapa tembang legendaris Indonesia.

 

Mengimitasi gaya Koes Plus...lanjutkan membaca>> 

 

Secara penampilan, T'Koes mengimitasi gaya Koes Plus, dengan rambut gondrong dan busana retro. Agusta mengatakan, ada filosofi di balik itu. "Kami belajar dari Koes Plus, menjiwai mereka. Membawa warna mereka agar ciri khasnya terus terjaga dan tetap menyala, tapi dengan versi anak zaman sekarang," ujarnya.

Menurut Agusta, Koes Plus adalah pejuang musik Indonesia, dengan perjalanan karier yang tidak mulus. Agusta amat salut dengan inisiatif Koes Plus yang mendobrak berbagai hal di era orde lama dengan musik mereka dan akhirnya bisa memiliki jati diri mereka sendiri.

Karena kecintaan dan kekaguman itu, T'Koes hendak meneruskan kiprah Koes Plus dan berharap bisa mengenalkan lagu-lagu berkualitas dari band tersebut kepada generasi muda. "Ingin coba menggapai mereka. Lagunya bisa naik lagi, dan dikenal anak muda," kata Agusta.

Dalam kesempatan sama, Agusta menyampaikan pula bahwa T'Koes juga memiliki karya musik sendiri. Pada 2015, T'Koes merilis album mini dalam format CD, namun hanya beredar di komunitas sekitar 30 ribuan kopi. T'Koes juga sempat memperkenalkan single orisinalnya. 

Bukan perkara royalti...lanjutkan membaca>>

Seperti diberitakan sebelumnya, perwakilan keluarga Koes Plus mengunggah video yang berisi pernyataan bersama, yang kemudian dibagikan lewat akun Instagram @official.sarikoeswoyo. "Menyatakan bahwa terhitung sejak hari ini, keluarga besar Koes Plus melarang dan tidak memberikan izin kepada band T'Koes untuk membawakan karya cipta dari keluarga besar Koes Plus," demikian bunyi pernyataan bersama tersebut.

Disampaikan pula bahwa pelarangan yang dimaksud termasuk segala sesuatu yang terkait dalam kegiatan bermusik dan/atau dalam bentuk apa pun, baik komersial maupun non-komersial. "Kami tidak tebang pilih. Hal ini kami lakukan agar menjadi pembelajaran untuk kita semua, serta khususnya band-band pelestari di mana pun berada di seluruh Indonesia," kata Sari.

Warganet bertanya-tanya tentang keputusan pihak keluarga besar, dan jadi cukup gaduh di kolom komentar. Sari meluruskan dengan mengatakan bahwa itu bukan perkara cuan, tapi mengenai hal lain yang lebih mendasar. "Ini bukan perkara uang atau royalti ya. Ini masalah yang berulang terkait attitude. Dan kesabaran kami sudah habis," kata Sari di kolom komentar.

 
Berita Terpopuler