BRI tak Mengganti Uang Rp 1,5 Miliar Akibat Kelalaian Nasabah

Data dapat dicuri oleh fraudster apabila masyarakat menginstal aplikasi tak resmi.

dok BRI
Kinerja positif dan berkelanjutan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sepanjang semester I 2023 dinilai analis pasar modal akan menjadi katalis utama pertumbuhan saham bank dengan portofolio kredit ESG terbesar di Indonesia tersebut.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pemimpin Kantor Cabang BRI Kandangan I Nengah Budi Harsana mengatakan, BRI tidak mengganti uang Rp 1,5 miliar akibat kelalaian nasabah yang dilaporkan hilang di rekening dan kini kasusnya ditangani Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalimantan Selatan.

"BRI telah melakukan investigasi atas pengaduan nasabah, di mana yang bersangkutan merupakan korban tindak kejahatan penipuan online atau social engineering," kata Budi dalam rilis diterima Antara di Banjarmasin, Selasa (11/9/2023).

Menurutnya, BRI berempati atas hal tersebut. Namun, demikian bank hanya akan melakukan penggantian kerugian kepada nasabah apabila kelalaian diakibatkan oleh sistem perbankan.

Oleh karena itu, Budi menyatakan jika BRI senantiasa mengimbau nasabah agar lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal, maupun mengakses aplikasi tidak resmi serta diimbau agar nasabah tetap menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI.

Begitu juga informasi data pribadi maupun data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP dan sebagainya) melalui saluran, tautan atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dengan semakin beragamnya modus penipuan secara digital, BRI juga mengimbau agar nasabah tidak sembarang menginstall aplikasi dengan sumber yang tidak resmi dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster apabila masyarakat menginstall aplikasi dengan sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Kami juga mengimbau hal yang sama ke masyarakat umum bahwa modus penipuan social engineering tersebut juga dapat terjadi di bank manapun," kata Budi.

Kemudian BRI selalu menjaga data kerahasiaan nasabah, dan tidak pernah menghubungi nasabah untuk meminta data rahasia, seperti username, password, PIN, maupun kode OTP dan sebagainya.

BRI hanya menggunakan saluran resmi baik website maupun media sosial (verified) sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas melalui laman/akun.

Baca Juga

Diberitakan sebelumnya, Polda Kalsel tengah melakukan...

Diberitakan sebelumnya, Polda Kalsel tengah melakukan penyelidikan atas dugaan peretasan rekening seorang nasabah BRI asal Martapura, Kabupaten Banjar bernama Muhammad senilai Rp 1,5 miliar.

Korban mengaku uang di rekeningnya raib pada 3 September 2023 ketika ingin melakukan transaksi.

Kemudian dia mengecek daftar mutasi melalui aplikasi mobile banking ternyata ada 42 transaksi ke rekening yang tidak dikenal. Anehnya lagi, padahal limit transaksi korban Rp 500 juta saja namun pembobol bisa transaksi hingga Rp 1,5 miliar.

Perkembangan teknologi membuka pintu bagi modus penipuan yang semakin canggih. Maka dari itu, kasus yang dialami nasabah BRI yang uangnya raib senilai Rp 1,5 miliar harus dijadikan pelajaran.

Pendiri Sakinah Finance Murniati Mukhlisin memberikan tips agar terhindar dari aksi-aksi serupa...

 

Perkembangan teknologi membuka pintu bagi modus penipuan yang semakin canggih. Maka dari itu, kasus yang dialami nasabah BRI yang uangnya raib senilai Rp 1,5 miliar harus dijadikan pelajaran.

Pendiri Sakinah Finance Murniati Mukhlisin mengungkapkan bila sudah terlanjur menjadi korban penipuan, bank tidak otomatis mengganti kerugiaan yang terjadi terutama karena disebabkan kelalaian nasabah.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pun hanya akan menjamin pembayaran simpanan nasabah sampai Rp 2 miliar untuk produk simpanan nasabah bank yang berbentuk tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu tapi bukan karena kelalaian nasabah.

"Maka dari itu nasabah sendiri yang harus menambah literasinya," ujarnya kepada Republika, Kamis (14/9/2023).

Ia mengatakan, semakin maraknya kejahatan digital di bidang keuangan dikarenakan indeks inklusi pengguna naik 85,10 persen. Namun, keniakan itu tak sebanding dengan indeks literasi pengguna yang hanya 49,98 persen.

"Social engineering adalah istilah modus kejahatan yang dilakukan dengan cara melalui download file, email, telepon, hingga pop up palsu. Contoh serangan social engineering antara lain adalah baiting, pretexting, phishing dan spear phishing," 

Cara yang ditempuh pelaku yang paling ampuh adalah phishing yaitu tindakan memancing pengguna alat digital untuk memberikan informasi rahasia dengan cara mengirimkan pesan darurat tapi palsu. Phising dapat berupa e-mail, pesan di website atau pesan komunikasi elektronik lainnya. 

"Tips mengatasi bahaya phishing adalah jangan pernah mengirimkan informasi sensitif melalui e-mail misalnya pasaword atau sering disingkat One Time Password (OTP)," tegasnya.

Selain itu, masyarakat juga perlu memasang anti virus yang terkini. Karena pelaku dapat masuk ke dalam sistem yang dipakai.

"Jangan mengklik link apapun pada pesan tanpa membaca dengan detail. Kalau terlanjur terjadi, segera melapor kepada pihak bank melalui call center yang resmi yang tertera di belakang Kartu ATM atau di website resmi bank yang dituju untuk minta diblokir," pesannya.

Ia juta mengingatkan agar jangan pernah memasukkan user ID dan password di halaman web yang terbuka otomatis atau dari link yang diterima. Sebaiknya, langsung mengetik alamat halaman web yang akan dibuka.

"Cek attachment di e-mail sebelum dibuka karena mungkin berisi virus yang dapat mencuri data sensitif," tegasnya.

Dikutip dalam lamam resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Malware/phising adalah modus kejahatan penipuan dengan menciptakan suatu alamat situs palsu atau mengirimkan email dari suatu perusahaan yang bertujuan untuk memancing pengguna internet memberikan rincian informasi diri. Target korban umumnya adalah pengguna online banking.  

 

 
Berita Terpopuler