PDIP Mengeklaim Sebagai Partai Kiri, Bagaimana Istilah 'Kiri' Muncul dalam Politik?

Partai-partai kiri masih aktif di banyak negara dan terus berjuang untuk kesetaraan.

istimewa
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto
Rep: Lintar Satria Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengeklaim partai berlambang banteng moncong putih sebagai partai kiri. Ia mengatakan, klaim ini didasarkan pada sifat progresif yang dimiliki PDIP.

Meskipun mengeklaim sebagai partai kiri, Hasto menegaskan tak sepakat jika PDIP disebut partai berideologi sosialis atau komunis. "Cerminannya progresif. Progresif itu kiri, itu dalam konstelasi politik. Jadi kalau yang belajar dasar-dasar teori politik maka konfigurasi politik di manapun itu selalu right (kanan), centre (tengah), and left (kiri)," ujar Hasto dalam pembukaan Rakerda PDIP Banten di Kantor DPD PDIP Banten, Serang, Ahad (10/9/2023).

"Right itu adalah konservatif; tengah itu centre yang meramu catch all party, partai dengan target semua tanpa diferensiasi ideologis yang jelas; kalau yang kiri itu progresif, kiri itu bukan komunis bukan sosialis," klaim Hasto menambahkan.

Baca Juga

Lalu, sejak kapan dan bagaimana istilah "kiri" muncul dalam politik?

Istilah "kiri" dalam politik mengacu pada serangkaian ideologi yang menekankan pada aspek keadilan sosial, kesetaraan, dan reformasi ekonomi. Politik kiri sering dikontraskan dengan politik kanan, yang lebih konservatif dan menekankan kebebasan individu dan pasar bebas.

Asal-usul politik kiri dapat ditelusuri kembali ke Revolusi Prancis pada 1789, ketika istilah "kiri" pertama kali digunakan untuk menggambarkan kelompok-kelompok politik yang menentang monarki dan hak istimewa aristokrasi. Kelompok-kelompok ini, seperti Jacobins dan Montagnards, menganjurkan republik yang didasarkan pada kedaulatan rakyat dan kesetaraan.

Menjadi semakin terpolarisasi...

Pada abad ke-19, politik kiri terus berkembang di Eropa dan Amerika Serikat. Masa ini adalah penuh dengan pergolakan sosial dan ekonomi, karena Revolusi Industri menyebabkan pertumbuhan kelas pekerja yang besar. Pemikir seperti Karl Marx dan Friedrich Engels berpendapat kapitalisme pada dasarnya eksploitatif dan kelas pekerja pada akhirnya akan menggulingkan borjuis dan mendirikan masyarakat sosialis atau komunis.

Pada abad ke-20, politik kiri menjadi semakin terpolarisasi. Beberapa kaum kiri, seperti Bolshevik di Rusia, percaya satu-satunya cara untuk mencapai keadilan sosial adalah melalui revolusi. Lain halnya seperti sosial demokrat di Eropa, percaya dimungkinkan untuk mencapai keadilan sosial melalui reformasi bertahap.

Abad ke-20 juga masa dimana munculnya fasisme dan ideologi kanan-kanan lainnya, yang menjadi ancaman besar bagi gerakan kiri. Di banyak negara, partai-partai kiri dilarang atau ditekan. Namun, politik kiri membuat kemajuan signifikan dalam periode ini, terutama setelah Perang Dunia II.

Mulai abad ke-21, politik kiri menghadapi tantangan baru. Munculnya globalisasi dan kemunduran industri tradisional telah menyebabkan hilangnya pekerjaan dan penurunan standar hidup bagi banyak orang. Hal ini menyebabkan kebangkitan populisme sayap kanan, yang sering menyalahkan imigran dan minoritas atas masalah kelas pekerja.

Meskipun menghadapi tantangan ini, politik kiri tetap menjadi kekuatan yang kuat di dunia. Partai-partai kiri masih aktif di banyak negara, dan mereka terus berjuang untuk keadilan sosial, kesetaraan, dan reformasi ekonomi.

Beberapa ideologi kiri yang berkembang...

Berikut adalah beberapa ideologi kiri utama yang telah berkembang selama ini:

Sosialisme: Sosialisme merupakan sistem ekonomi dan politik yang menganjurkan kepemilikan bersama alat-alat produksi. Kaum sosialis percaya bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai keadilan sosial dan kesetaraan.

Komunisme: Komunisme adalah bentuk sosialisme yang lebih radikal yang menganjurkan penghapusan negara dan sistem kelas. Kaum komunis percaya bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai kesetaraan sejati.

Demokrasi sosial: Demokrasi sosial adalah bentuk sosialisme yang moderat yang menganjurkan ekonomi campuran dengan negara kesejahteraan yang kuat. Demokrasi sosial percaya bahwa dimungkinkan untuk mencapai keadilan sosial melalui reformasi bertahap.

Progresivisme: Progresivisme adalah filsafat politik yang menganjurkan reformasi sosial dan ekonomi. Progresif percaya bahwa pemerintah harus berperan dalam mengatasi masalah-masalah masyarakat, seperti kemiskinan, ketimpangan, dan degradasi lingkungan.

Libertarianisme: Libertarianisme adalah filsafat politik yang menekankan kebebasan individu dan pasar bebas. Libertarian percaya pemerintah harus memainkan peran minimal dalam ekonomi dan masyarakat.

Politik kiri adalah bidang yang kompleks dan beragam, dan tidak ada definisi tunggal yang mencakup semua bentuk yang berbeda. Namun, benang merah yang menyatukan semua ideologi kiri adalah keyakinan bahwa keadilan sosial dan kesetaraan adalah tujuan yang esensial.

 
Berita Terpopuler