Kekeringan Landa Enam Kecamatan di Kota Tasikmalaya

Pemkot Tasikmalaya akan menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan.

Republika/ Bayu Adji P
Pemkot Tasikmalaya menggelar rapat koordinasi untuk mengatasi dampak bencana kekeringan di Bale Kota Tasikmalaya, Senin (4/9/2023).
Rep: Bayu Adji Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya mencatat bencana kekeringan telah melanda di 23 titik. Puluhan titik kekeringan itu tersebar di sembilan kelurahan, enam kecamatan, yang ada di Kota Tasikmalaya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan menilai wilayah yang terdampak bencana kekeringan itu masih berpotensi meluas. Mengingat, diperkirakan musim kemarau kali ini diperkirakan akan terjadi hingga November 2023.

"Kami sudah minta seluruh lurah dan camat untuk mengidentifikasi wilayah masing-masing dan segera bisa dilaporkan," kata dia usai menggelar rapat koordinasi penanganan bencana kekeringan di Bale Kota Tasikmalaya, Senin (4/9/2023).

Menurut dia, aparat di masing-masing wilayah bukan hanya diminta mendata warga yang terdampak bencana kekeringan. Lebih dari itu, aparat di wilayah kelurahan dan kecamatan juga diminta mencari potensi sumber air yang masih bisa digunakan.

Ivan menilai, keberadaan potensi sumber air yang masih bisa digunakan di masing-masing wilayah itu penting untuk didata. Dengan adanya sumber air yang dekat, pendistribusian kepada warga yang terdampak kekeringan dapat lebih optimal.

Ia menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya juga akan membentuk Tasikmalaya El Nino Center sebagai pusat penanganan mengatasi bencana kekeringan. Di Tasikmalaya El Nino Center itu, seluruh permintaan maupun laporan mengenai bencana kekeringan akan dikomunikasikan penanganannya.

"Nanti semua data akan masuk ke sana, sehingga bantuan air bersih terkoordinasi," ujar dia.

Siaga darurat bencana kekeringan...

Baca Juga

Menurut Ivan, berdasarkan hasil rapat koordinasi, Pemkot Tasikmalaya akan menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan. Dengan penetapan status itu, penanganan di lapangan juga dapat menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT). "Nanti SK akan segera diterbitkan," kata dia.

Ia menyebutkan, penetapan status siaga darurat bencana kekeringan itu akan berlaku hingga November 2023. Pasalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi hujan baru akan mulai terjadi kembali di Kota Tasikmalaya pada November. "Mudah-mudahan sesuai dengan prakiraan," ujar Ivan.

Mengacu data BPBD Kota Tasikmalaya per 3 September 2023, sudah ada 23 titik yang tersebar di sembilan kelurahan atau enam kecamatan yang terdampak bencana kekeringan. Sementara total warga yang terdampak telah mencapai 2.432 kepala keluarga (KK) atau 4.948 jiwa.

Dari data itu, wilayah kelurahan yang terdampak adalah Setiawargi dan Mugarsari di Kecamatan Tamansari, Kelurahan Singkup dan Sukajaya di Kecamatan Purbaratu, serta Kelurahan Urug dan Leuwiliang di Kecamatan Kawalu. Selain itu, bencana kekeringan juga dilaporkan terjadi di Kelurahan Margabakti di Kecamatan Cibeureum, Kelurahan Sukamanah di Kecamatan Cipedes, dan Kelurahan Kahuripan di Kecamatan Tawang.

Kecamatan paling terdampak...

Dari data sementara itu, wilayah Kecamatan yang paling terdampak adalah Tamansari, Kawalu, dan Purbaratu. Di tiga kecamatan itu terdapat masing-masing enam titik lokasi terdampak bencana kekeringan.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengatakan, dengan diterbitkan status siaga darurat, penanganan bencana kekeringan dapat lebih terkoordinasi. Apalagi, Pemkot juga telah membentuk Tasikmalaya El Nino Center.

"Jadi penanganan yang dilakukan oleh berbagai instansi terkoordinasi dengan baik dan tidak menimbulkan duplikasi pendistribusian air bersih," ujar dia.

Ucu menyebutkan, sejauh ini ketersediaan air bersih yang akan didistribusikan ke wilayah terdampak juga masih relatif aman. BPBD Kota Tasikmalaya disebut telah berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan yang memiliki tandon atau sumber air untuk membantu pasokan air bersih.

"Apabila itu sudah menipis, kami akan lakukan langkah lebih lanjut dengan membuat MOU dengan PDAM, seperti penanganan pada 2019," kata dia.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah juga telah meninjau langsung wilayah yang telah terdampak kekeringan pada musim kemarau kali ini. Selain meninjau kondisi terkini, pihaknya juga sekaligus mencari sumber air di sekitar lokasi terdampak.

 
Berita Terpopuler