Prabowo Bakal Kehilangan Suara di Jatim dan Jateng Jika PKB Hengkang

Jadi kerugian Prabowo kalau Muhaimin Iskandar hengkang ke kubu Anies.

Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Rep: Febryan A Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, capres Prabowo Subianto akan kehilangan suara pemilih di Jawa Timur dan Jawa Tengah apabila Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi meninggalkan Koalisi Indonesia Maju (KIM). Pasalnya, dua provinsi tersebut selama ini merupakan lumbung suara PKB. 

Baca Juga

"Tentu saja menjadi kerugian besar bagi Prabowo Subianto kalau Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hengkang ke kubu Anies. Sebab, PKB ini kan partai politik yang setidaknya bisa menambal kekurangan Prabowo di Jawa Timur dan Jawa Tengah " kata Adi ketika dikonfirmasi Republika.co.id di Jakarta, Jumat (1/9/2023). 

Selain dua provinsi tersebut, kata Adi, hengkangnya PKB juga akan membuat Prabowo kehilangan suara dari kalangan Nahdliyin, sebutan bagi warga Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, akses untuk masuk ke kalangan Nahdliyyin hanya dimiliki oleh PKB karena selama ini dianggap sebagai partai politik representasi NU. 

Adapun Prabowo maupun partainya, Gerindra tidak punya akses terhadap kalangan tersebut. "Prabowo tidak punya pintu masuk untuk bicara, untuk penetrasi ke kalangan Nahdliyin. Karena yang bisa melakukan penetrasi ke kalangan Nahdliyin hanya PKB," kata Adi. 

Menurut dia, solusi yang bisa ditempuh Prabowo untuk mendapatkan suara Nahdliyin adalah menggandeng Menteri BUMN Erick Thohir sebagai cawapres. Erick diketahui merupakan anggota kehormatan Banser NU dan sempat menjadi ketua pengarah acara Peringatan 1 abad NU pada awal tahun ini. 

"Solusi untuk masuk ke kalangan Nahdliyin adalah menggandeng Erick Thohir," kata dosen Prodi Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Analisis Adi merupakan respons atas sejumlah peristiwa politik dalam beberapa hari terakhir yang berpotensi mengubah konfigurasi koalisi partai politik menyongsong Pilpres 2024. Sejumlah peristiwa itu mengarah pada hengkangnya PKB dari koalisi partai politik pengusung Prabowo.

Kemarin, Partai Demokrat menyebut Nasdem secara pihak mengajak PKB bergabung dalam koalisi pendukung capres Anies Baswedan. Demokrat juga menyebut Nasdem menjadikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres pendamping Anies. Anies disebut menyetujui rencana tersebut. 

Demokrat mengaku mendapatkan kabar itu dari utusan Anies, Sudirman Said. Ketika pihak Demokrat menginformasi kabar tersebut kepada Anies, mantan gubernur DKI itu tidak membantah. 

Duet Anies-Cak Imin belum formal..

 

Sudirman lewat keterangan tertulisnya kepada awak media juga tak membantah kabar tersebut. Kemarin malam, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh juga tak menampik kabar tersebut. Hanya saja, kata Paloh, wacana dukungan PKB dan duet Anies-Imin itu belum diformalkan. 

 

Adapun pagi tadi, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid alias Gus Jazil menyatakan, Dewan Syuro partainya menyambut baik ajakan Nasdem menduetkan Anies dan Cak Imin. Kendati begitu, keputusan akhir akan dibuat dalam rapat besar PKB di Surabaya sore ini.

 
Berita Terpopuler