Virus Demam Berdarah Bisa Lebih Ganas Saat Suhu Udara Semakin Panas

Demam berdarah merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

www.freepik.com
Nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab penyakit DBD( (ilustrasi). Demam berdarah merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti di Rajiv Gandhi Centre for Biotechnology (RGCB) di Kerala, India, menemukan bahwa demam berdarah menjadi lebih parah dan berbahaya ketika virusnya (DenV) yang sedang tumbuh di sel nyamuk terkena suhu udara yang lebih panas. Demam berdarah merupakan penyakit tropis yang berulang dan sering terjadi pada musim hujan.

Virus Dengue bisa menjadi lebih ganas karena peningkatan suhu udara, menurut sebuah penelitian yang dapat membantu dalam memprediksi dan mengurangi tingkat keparahan dan virulensinya. Penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini di jurnal FASEB dapat membantu dalam memprediksi dan mengurangi tingkat keparahan serta virulensi demam berdarah yang diperkirakan memiliki beban penyakit global sebesar 390 juta kasus per tahun.

Baca Juga

Demam berdarah merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Kemampuan virus penyebab untuk tumbuh di dalam sel nyamuk dan juga pada manusia merupakan faktor penting dalam virulensi virus.

"Suhu tubuh nyamuk tidak konstan seperti pada hewan tingkat tinggi dan meningkat atau menurun seiring dengan suhu lingkungan," kata Easwaran Sreekumar, ketua tim penelitian dari RGCB, dikutip dari Indian Express, Ahad (27/8/2023).

Sebelumya, belum diketahui apakah kondisi pertumbuhan suhu yang lebih tinggi akan memengaruhi virulensi virus. Untuk pertama kalinya, penelitian terbaru ini menunjukkan adanya kemungkinan seperti itu.

"DenV yang dibiakkan pada suhu udara yang lebih tinggi di dalam sel nyamuk secara signifikan lebih ganas dibandingkan virus yang ditumbuhkan pada suhu yang lebih rendah," kata para peneliti.

Tim peneliti di RGCB yang terlibat dalam penelitian ini meliputi Ayan Modak, Srishti Rajkumar Mishra, Mansi Awasthi, Sreeja Sreedevi, Archana Sobha, Arya Aravind, Krithiga Kuppusamy, dan Sreekumar. Pada musim dengan suhu lingkungan yang meningkat, dengan curah hujan yang terus-menerus mendorong pertumbuhan nyamuk, terdapat kemungkinan munculnya virus demam berdarah yang lebih ganas dan kondisi penyakit yang parah.

Dalam wabah demam berdarah yang terjadi di berbagai wilayah di Tanah Air, aspek ini tidak pernah diperhatikan. Studi ini menyinggung semakin besarnya implikasi pemanasan global dan kemungkinan dampaknya terhadap dinamika penyakit menular. Sebelumnya telah diamati bahwa suhu lingkungan yang relatif lebih tinggi memperpendek masa inkubasi virus pada nyamuk, sehingga meningkatkan penularan pada manusia.

Direktur RGCB Profesor Chandrabhas Narayana mengatakan para peneliti telah melakukan upaya untuk memahami alasan demam berdarah terkadang menjadi serius. Tetapi, bahkan setelah penelitian selama beberapa dekade, masih belum ada vaksin atau antivirus yang efektif untuk mengendalikan atau mencegah penyakit ini kambuh lagi.

"Studi ini mempunyai implikasi besar dalam memprediksi tingkat keparahan wabah demam berdarah," kata Narayana.

Tiga fase demam pasien DBD. - (Republika)

Penelitian dilakukan pada model tikus, di mana strain virulen yang diperoleh dari pertumbuhan suhu yang lebih tinggi. Ini menyebabkan peningkatan keberadaan virus dalam darah, perdarahan, dan perubahan jaringan yang parah pada organ vital seperti jantung, hati, dan ginjal, yaitu ciri khas penyakit ini, dan bahkan kematian.

Demam berdarah adalah infeksi virus yang disebabkan oleh DenV dan ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Secara global, kejadian demam berdarah terus meningkat selama bertahun-tahun, seiring dengan peningkatan keparahan penyakit dan kematian.

Pada sebagian besar pasien, demam berdarah ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, untuk sebagian pasien lainnya, penyakit ini menyebabkan trombositopenia yang mengancam jiwa atau jumlah trombosit yang sangat rendah dalam darah, dan sindrom syok.

 
Berita Terpopuler