Warga di Empat Kelurahan Wilayah Kota Tasikmalaya Kesulitan Air Bersih

Pemkot Tasikmalaya akan membahas status tanggap darurat bencana kekeringan.

Republika/ Bayu Adji P
Penyaluran bantuan air bersih untuk warga di Kampung Cibangbay, Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023).
Rep: Bayu Adji P Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Warga di sejumlah wilayah Kota Tasikmalaya dilaporkan mengalami kesulitan mendapatkan air bersih atau terdampak kekeringan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, setidaknya ada empat kelurahan yang melaporkan warganya kesulitan mendapatkan air bersih.

Baca Juga

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengatakan, hingga Ahad (27/8/2023), laporan kesulitan air bersih itu disampaikan, antara lain Kelurahan Singkup di Kecamatan Purbaratu dan Kelurahan Leuwiliang di Kecamatan Kawalu.

Selain itu, dari Kelurahan Setiawargi di Kecamatan Tamansari dan Kelurahan Panyingkiran di Kecamatan Indihiang. “Jadi, sudah ada empat kelurahan yang kekeringan di Kota Tasikmalaya,” kata Ucu, saat dihubungi Republika, Ahad.

Kepada warga di empat kelurahan itu, BPBD bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tasikmalaya disebut sudah mendistribusikan air bersih lebih dari 20 ribu liter.

Salah seorang warga di Kampung Cibangbay, Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, Anas (41 tahun), mengaku sudah beberapa bulan terakhir sumur di rumahnya tak mengeluarkan air. Kondisi itu terjadi setelah tak lagi turun hujan. “Sudah kesulitan air bersih lama, sekitar tiga bulan terakhir,” kata dia kepada Republika, saat menerima bantuan air bersih dari PMI, Jumat (25/8/2023).

Berdasarkan data PMI Kota Tasikmalaya, ada 82 kepala keluarga (KK) atau 240 jiwa di Kampung Cibangbay yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus), warga Kampung Cibangbay mesti mengambil dari sumur yang masih mengeluarkan air. Sumut tersebut jaraknya sekitar satu kilometer dari permukiman.

Sementara untuk keperluan konsumsi, warga biasanya membeli air galon seharga Rp 5.000 untuk sekali isi ulang. Karenanya, bantuan air bersih diharapkan dapat terus disalurkan. “Kalau bisa setiap hari,” kata Anas.

Bukan hanya warga Kampung Cibangbay yang kesulitan air bersih. Berdasarkan data PMI Kota Tasikmalaya, ada tiga kampung lainnya Kelurahan Setiawargi yang mengalami kesulitan air bersih, yaitu Kampung Ciluncat, Kampung Cikakaban, dan Kampung Cikuda. 

Status tanggap darurat

 

 

Menyikapi masalah kesulitan air bersih atau dampak musim kemarau itu, Ucu mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya berencana menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama instansi terkait untuk membahas penetapan status tanggap darurat bencana kekeringan.

Penetapan status tanggap darurat itu dilakukan agar penanganan bencana kekeringan dapat lebih optimal. “Minggu depan kami akan melakukan rakor untuk penetapan status tanggap darurat karena itu harus melalui rakor,” kata Ucu.

Menurut Ucu, seluruh kecamatan di wilayah Kota Tasikmalaya memiliki potensi mengalami kesulitan air bersih atau kekeringan akibat dampak musim kemarau. 

Berkaca pada musim kemarau 2019, BPBD Kota Tasikmalaya sampai mengirimkan delapan juta liter air bersih kepada warga terdampak. “Potensi kekeringan seperti 2019 cukup tinggi, apalagi musim kemarau sekarang juga disertai fenomena El Nino,” kata Ucu.

Polisi ikut membantu

Saat berkegiatan di Kota Tasikmalaya, Sabtu (26/8/2023), Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat (Jabar) Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, aparat kepolisian di wilayah Polda Jabar diminta memantau warga yang terdampak kekeringan atau potensi kebakaran saat musim kemarau.

Menurut Ibrahim, sejumlah polres di wilayah hukum Polda Jabar sudah menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang membutuhkan. Jajaran kepolisian juga diminta mengantisipasi potensi bencana kebakaran lahan. 

“Bapak Kapolda sudah memberikan atensi kepada jajaran di polres-polres untuk memetakan kondisi rentan kebakaran. Pak Kapolda juga meminta jajaran mempersiapkan sarana pendukung untuk antisipasi kebakaran, termasuk koordinasi dengan satuan lain yang kompeten,” kata Ibrahim.

 
Berita Terpopuler