Dukung Prabowo, Golkar Minta Jatah Cawapres 

Golkar beralasan sebagai partai dengan jumlah kursi terbanyak di KKIR.

Republika/Prayogi
Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) resmi meneken kerja sama untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden, di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Ahad (13/8/2023).
Rep: Febryan A Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Melchias Marcus Mekeng meminta kursi calon wakil presiden (cawapres) pendamping capres Prabowo Subianto diberikan kepada partainya. Menurutnya, permintaan tersebut merupakan kehendak dari internal Golkar. 

Baca Juga

"Kita minta kursi wapres diberikan ke Golkar," kata Mekeng ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Senin (14/8/2023). 

Hal ini disampaikan Mekeng berkaitan dengan resminya Golkar bergabung dengan koalisi partai politik pengusung Prabowo. Golkar bersamaan dengan Partai Amanat Nasional (PAN) pada Ahad (13/8/2022) bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk Partai Gerindra bersama PKB. 

Menurut Mekeng, posisi cawapres sudah sepatutnya diberikan kepada partainya karena Golkar adalah partai dengan jumlah kursi terbanyak di DPR dibanding partai lainnya dalam KKIR. Sebagai catatan, Golkar adalah pemilik kursi terbanyak kedua di Senayan setelah PDIP, yakni 85 kursi atau 14,8 persen. 

Selain itu, lanjut Mekeng, Golkar adalah partai yang punya pengalaman panjang di pemerintahan alias sudah sering menempatkan kadernya sebagai pejabat eksekutif. "Dua hal itu merupakan alasan rasional mengapa kami minta kursi cawapres," ujarnya.

Ketika ditanya siapa kader Golkar yang akan diusung sebagai cawapres, Mekeng menyebut hal itu masih didiskusikan di internal partainya. Dia kembali menyebut, "akan mendiskusikan dulu" saat ditanya apakah Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto yang akan disodorkan sebagai cawapres. 

 

Sementara itu, PKB tetap menginginkan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar menjadi cawapres pendamping Prabowo. Tekat itu berlandaskan pada hasil Muktamar PKB di Bali beberapa waktu lalu. 

“PKB telah berijtihad untuk mengusung Gus Imin dalam Pilpres 2024. Ijtihad ini didasari pada efek positif yang akan ditimbulkan bagi kemenangan PKB dan program unggulan untuk bangsa jika Gus Imin benar-benar maju serta menang dalam Pilpres 2024,” kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Syaiful Huda lewat keterangan tertulisnya, Senin.  

Huda pun mengingatkan semua partai anggota KKIR agar menjadikan target memenangkan Pilpres 2024 sebagai pertimbangan utama dalam setiap pengambilan keputusan, termasuk ketika menentukan cawapres. Hal ini penting dilakukan supaya pengalaman kelam masa lalu tidak terulang, yakni Prabowo kalah berturut-turut dalam Pilpres 2014 dan 2019. 

"Jadi pertimbangannya harus benar-benar peluang menang. Tidak sekadar jumlah kursi di parlemen, pasokan logistik, atau sekadar hasil survei. Tetapi benar-benar keseimbangan dari figur yang diusung, kekuatan logistik, hingga basis tradisional dukungan capres-cawapres yang akan diusung,” ujar Huda. 

Adapun, Prabowo selaku Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus pemimpin KKIR menegaskan bahwa penentuan sosok cawapres akan dilakukan dengan cara musyawarah bersama seluruh anggota koalisi. "Pembicaraan tentang cawapres sudah sepakat bahwa kami akan terus berdiskusi, musyawarah mencari calon yang terbaik dan bisa diterima keempat partai," ujarnya saat acara deklarasi bergabungnya Golkar dan PAN, kemarin.

Survei Elektabilitas Cawapres Menurut Indikator Politik Indonesia - (infografis Republika)

 
Berita Terpopuler