Cerita Pengurus Masjid Raya Sumbar Soal Pembubaran Pendemo, Ada Kotoran di Tempat Wudhu

Banyak warga yang menginap di masjid tersebut justru tidak shalat.

Tangkapan layar
Aparat kepolisian membubarkan warga Air Bangis di Masjid Raya Sumbar, Sabtu (5/8/2023), dengan tetap memakai sepatu di area suci.
Rep: Febrian Fachri Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kehebohan terjadi di Masjid Raya Sumatra Barat pada Sabtu (5/8/2023) sore WIB kemarin. Seribuan massa demonstran asal Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, dipaksa pulang setelah demo berhari-hari. Mereka menginap di Aula Masjid Raya Sumatra Barat di Kota Padang.
 
Pemulangan paksa itu dilakukan personel Brimob Polda Sumbar dan juga disaksikan Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto. Cerita dari Pengurus Harian Masjid Raya Sumbar, Yuzardi Ma’at, pengurus kewalahan menghadapi ratusan warga Jorong Pigoga, Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, yang berhari-hari menginap di Masjid Raya Sumbar.

Baca Juga

Yuzardi mengatakan, awalnya pengurus mengizinkan ratusan warga pendemo istirahat dan menginap karena masjid adalah rumah Allah yang boleh didatangi siapa saja. Pengurus, menurut Yuzardi, berpikir warga ini hanya menginap untuk satu atau dua malam.

Ternyata mereka menginap di Masjid Raya Sumbar sejak Senin (31/7/2023) sampai Sabtu (5/8/2023). Karena sudah berhari-hari menurut Yuzardi, pengurus juga kewalahan menghadapi warga Air Bangis ini.
 
"Karena sudah berhari-hari, tempat wudhu kita tidak bisa menampung orang sebanyak itu. Bahkan, sekarang WC tempat wanita mampet tidak bisa dipakai," tutur Yuzardi.

Kotoran buang air besar di tempat wudhu...

Yuzardi menyebut selama warga Air Bangis menginap di Masjid Raya Sumbar, kenyamanan jamaah terganggu. Jamaah ada yang mengamati banyak warga yang menginap di masjid tersebut justru tidak shalat.

Kemudian, di siang hari, kawasan masjid dipenuhi jemuran pakaian. Karena warga tersebut mencuci pakaian dan menjemurnya di kawasan masjid. Pengurus juga kerap mendapati kotoran buang air besar di tempat wudhu. "Kita jadinya malu sama jamaah dan tamu-tamu dari luar," ujar Yuzardi.
 
Sebelum ribuan demonstran kembali ke Pasaman Barat, pengurus masjid, menurut Yuzardi, sempat kebingungan. Karena, pada Ahad (6/8/2023) subuh itu di Masjid Raya Sumbar akan ada acara Subuh Mubaraqah seluruh ASN Pemprov Sumbar dengan pemateri ulama kondang Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym.

Lalu, siang harinya ba’da zuhur, ada tabligh akbar Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) yang juga mengundang bakal capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan. “Kewalahan sekali kami kalau mereka (demonstran Air Bangis) tetap di sini (Masjid Raya Sumbar). Berkat bantuan aparat mengamankan masjid ini, kami berterima kasih,” kata Yuzardi menambahkan.
 
Pantauan Republika.co.id pada Ahad siang kemarin, seluruh kawasan Kompleks Masjid Raya Sumbar dipadati jamaah BKMT dari seluruh wilayah di Sumbar. Bahkan jamaah BKMT banyak hanya duduk lesehan di sekeliling kawasan Masjid karena ruangan utama masjid di lantai dua sudah dipadati jamaah lainnya.

Tuntutan pendemo...

Lalu parkiran, mobil dan bus jamaah pun tumpah ruah sampai ke pinggir Jalan Raden Saleh dan Jalan KH Ahmad Dahlan. Meski begitu, Wakil Bupati Pasaman Barat, Risnawanto, membantah pemulangan paksa warga Air Bangis dari Masjid Raya Sumbar karena akan kedatangan Anies Baswedan.
 
“Tidak ada kaitannya dengan hal itu,” ujar Risnawanto.
 
Diketahui pemulangan demonstran Air Bangis oleh Brimob Polda Sumbar diwarnai kericuhan. Bahkan ada 18 orang sempat diamankan. Sebanyak enam orang diantaranya adalah warga yang tidak mau diminta pulang ke Pasaman Barat.

Warga Air Bangis mulai demo di depan Kantor Gubernur Sumbar sejak Senin (31/7/2023) untuk meminta Gubernur Sumbar mencabut usulan tentang proyek strategis nasional kepada Menko Kemaritiman dan Investasi. Tuntutan kedua, bebaskan lahan masyarakat Air Bangis dari kawasan hutan produksi. Ketiga, bebaskan masyarakat dari Koperasi KSU ABS HTR Sekunder.

Keempat bebaskan masyarakat menjual hasil sawitnya ke mana pun. Warga bertahan hingga Sabtu (5/8/2023) di Padang untuk demo karena merasa tuntutan mereka belum dipenuhi Gubernur Sumbar Mahyeldi.

 

 
Berita Terpopuler