BNPB Telah Kirim 5.228 Kilogram Bantuan ke Papua Tengah

Akan dibangun gudang logistik di sekitar kawasan Bandara Agandugume.

ANTARA/HO-Ditjen Perhubungan Udara
Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub menyalurkan bantuan bahan pokok bagi para korban terdampak bencana kekeringan dan kelaparan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Sabtu (5/8/2023).
Rep: Rizky Suryarandika Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Upaya penanganan darurat bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem di Papua Tengah terus dilakukan. Update per hari ini Ahad, (6/8/2023), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengirimkan bantuan logistik dan peralatan total sebanyak 5.228 kilogram.

Baca Juga

"Dengan total sebanyak 3.844 kilogram melalui Bandara Sinak dan 1.384 kilogram melalui Bandara Agandugume," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya yang diterima Republika pada Ahad (6/8/2023). 

Secara rinci bantuan yang telah dikirimkan melalui Bandara Sinak antara lain 380 paket sembako, 175 lembar matras, 100 lembar selimut, 7 unit genset dan 60 unit tenda gulung. 

"Sementara bantuan yang dikirim melalui Bandara Agandugume sebanyak 135 paket sembako dan 300 lembar matras," ujar Abdul. 

Abdul menyatakan dukungan bantuan logistik ini akan terus dilakukan selama masa tanggap darurat bencana kekeringan Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. 

"BNPB juga terus memantau hingga distribusi logistik sampai kepada warga yang membutuhkan," ucap Abdul. 

Selain itu, BNPB telah melakukan identifikasi awal lokasi yang memungkinkan untuk dibangun gudang logistik di sekitar kawasan Bandara Agandugume. 

"Identifikasi awal ini dilakukan BNPB bersama BPBD dan perwakilan masyarakat untuk diputuskan secara bersama-sama," ucap Abdul. 

Rencana pembangunan gudang logistik ini sebelumnya disampaikan oleh Menko PMK Muhadjir Effendy pada saat mengantarkan bantuan melalui Bandara Sinak pada Kamis (3/8/2023), agar masyarakat Kabupaten Puncak memiliki cadangan pangan saat cuaca ekstrem berulang di masa depan. 

 
Berita Terpopuler