Semen Indonesia Raih Laba Bersih Rp 866 Miliar pada Semester I 2023

Laba bersih Semen Indonesia ditopang oleh pendapatan yang naik 2 persen.

dok SIG
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 866 miliar pada semester I 2023.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 866 miliar pada semester I 2023. Nilai ini atau meningkat 3,1 persen year on year (yoy), dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 840 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, mengatakan laba bersih perseroan ditopang oleh pendapatan yang mencapai Rp 17,03 triliun pada semester I 2023, atau meningkat 2 persen (yoy), dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 16,70 triliun pada periode yang sama tahun lalu, sebagaimana keterangan di Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Meskipun pasar domestik terkontraksi 5 persen, Vita menyebut perseroan mampu menjaga volume penjualan total tumbuh 0,1 persen (yoy) yang ditopang oleh pertumbuhan penjualan ekspor.

Seiring dengan itu, perseroan mencatatkan beban pokok pendapatan sebesar Rp 12,61 triliun, dengan EBITDA tercatat sebesar Rp 3,5 triliun.

Lalu, perseroan mencatatkan beban operasional yang turun 9,5 persen (yoy) menjadi Rp 2,54 triliun pada semester I 2023, dari sebelumnya sebesar Rp 2,81 triliun pada periode sama tahun lalu.

Kemudian, beban keuangan bersih menurun 15,3 persen (yoy) menjadi Rp 590 miliar, dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 697 miliar.

“Peningkatan laba bersih yang didorong oleh kapabilitas pengelolaan kenaikan biaya, optimalisasi utilisasi, serta efisiensi operasional dan beban keuangan, merupakan bukti ketahanan SIG mengatasi berbagai tantangan,” kata Vita.

Meskipun terdampak kenaikan harga bahan bakar yang....

 

Meskipun terdampak kenaikan harga bahan bakar yang terjadi pada kuartal IV 2022, Vita menyebut peningkatan operational excellence yang dilakukan telah meminimalkan dampak kenaikan biaya perseroan.

Dia menjelaskan, perseroan mencapai peningkatan operational excellence melalui sejumlah inisiatif, di antaranya efisiensi indeks konsumsi batu bara, penurunan specific thermal energy consumption (STEC), peningkatan pemanfaatan bahan bakar alternatif, disiplin pengelolaan biaya operasi, dan efisiensi biaya keuangan dari program deleveraging.

Selain itu, ujarnya pula, perseroan mencapai target-target keberlanjutan untuk memastikan operasional ramah lingkungan dan penciptaan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.

Hingga akhir semester I 2023, substitusi energi panas (TSR) menjadi 7,5 persen dari baseline 2019, dengan emisi karbon turun 16,94 persen menjadi 588 kg CO2 per ton semen ekuivalen dari baseline 2010 (708 kg CO2 per ton semen ekuivalen).

 

Vita mengungkapkan capaian tersebut diperoleh dari optimalisasi STEC, pemanfaatan bahan bakar alternatif dan EBT pada fasilitas-fasilitas produksi SIG.

 
Berita Terpopuler