Dapat Pengakuan Indikasi Geografis, Apa Istimewanya Batik Complongan Indramayu?

Gelar Batik Nusantara 2023 akan mengangkat batik complongan.

Dok. YBI
Batik Complongan khas Indramayu, Jawa Barat. Tahun ini, Gelar Batik Nusantara mengangkat tema Batik Bangkit dan mengangkat keindahan batik tulis complongan.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu aspek penting bagi perkembangan batik adalah ketika Indonesia telah memiliki sistem penetapan Indikasi Geografis (IG). Ini adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan atau produk yang karena faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan atau produk yang dihasilkan.

Sampai dengan saat ini, sistem penetapan IG tersebut telah berhasil menetapkan empat sertifikat IG batik, yaitu sarung batik Pekalongan, batik nitik Yogyakarta, batik besurek Bengkulu, dan batik tulis complongan Indramayu. Batik tulis complongan Indramayu merupakan salah satu batik yang unik.

Baca Juga

Anggota Dewan Pakar Yayasan Batik Indonesia (YBI), Dr Tumbu Astiani Ramelan, menjelaskan complongan itu khas Indramayu. Complongan adalah titik-titik untuk latar batik.

Biasanya, pada batik, titiknya putih ditutup lilin batik (malam). Untuk batik complongan Indramayu ini, di balik titiknya menjadi berwarna atau bisa juga berwarna hitam.

Tumbu menjelaskan kain yang akan di complong dilapis dengan lilin dan malam. Selanjutnya dilubangi dengan alat complongan berupa sikat yang memiliki banyak paku untuk melubangi malam yang tadi sudah diaplikasikan pada kain. Setelah itu baru dicelup dan terjadilah titik-titik berwarna.

"Jadi bedanya dengan titik canting menorehkan malam. Ini seluruhnya sudah ditembok atau dimalam, baru dilubangi dan dicelup," jelasnya dalam konferensi pers Gelar Batik Nusantara 2023 (GBN 2023), di Jakarta, Rabu (26/7/2023).

Menurutnya, cara membatik ini hanya terjadi di Indramayu awalnya. Meskipun begitu, teknik ini sekarang sudah ada diberbagai tempat.

Senada, Ketua pelaksana GBN 2023, Diana Santosa, menjelaskan batik Indramayu punya keunikan dari cara menghasilkannya dengan complongan tersebut.

"Keindahan motif dan kualitas batik ini menjadi representasi seni dan keahlian budaya yang turun-temurun di wilayah Indramayu, Jawa Barat," ujar Diana.

Berdasarkan hal itu, GBN 2023 akan mengangkat keindahan batik tulis complongan Indramayu sebagai salah satu jenis batik yang mendapatkan pengakuan IG. Alasan batik ini menjadi ikon GBN 2023 karena ingin membangkitkan batik Indramayu.

Menurut Diana, Indramayu sendiri tidak dilewati traveler karena sudah ada jalan tol, sehingga pada saat berkunjung ke Indramayu banyak keluhan pengrajin di sana. "Pasar mereka jadi sepi karena tidak dilewati, padahal batiknya cantik-cantik," ujarnya.

Oleh karena itu, YBI ingin mengenalkan batik tersebut sehingga masyarakat ter-update. Diana berharap kolaborasi tersebut akan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap batik Indramayu yang mempunyai keunikan tersendiri.

 
Berita Terpopuler