Aksi tak Bermoral The 1975 di Malaysia, Konser Coldplay Bakal Kena Imbas?

Coldplay identik dengan salah satu musisi yang membela komunitas LGBT.

Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix via AP
Band Coldplay. Imbas dari ciuman gay yang dilakukan The 1975, rencana konser Coldplay di Indonesia dinilai bisa menjadi sorotan ketat.
Rep: Rahma Sulistya Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi panggung tak beradab yang dilakukan band The 1975 di Malaysia, menghebohkan dunia. Para personel The 1975 menunjukkan sikap onar yang dinilai bisa berdampak pada penampilan Coldplay di Indonesia.

Baca Juga

Hal ini karena Coldplay dikenal sebagai musisi yang membela LGBT, meskipun band tersebut dianggap akan jauh lebih profesional di atas panggung.“Dengan kejadian di Malaysia, justru akan jadi pertanyaan, nantinya Coldplay konser di Jakarta dan Kuala Lumpur, itu akan menjalani screening yang nggak gampang. Karena akan seperti menyalakan alarm untuk lembaga seperti Puspal (Komisi Pusat Permohonan Pembuatan Film dan Pertunjukan Artis Asing-Redaksi),” ujar pengamat musik, Wendi Putranto, saat ditemui Republika.co.id di Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Coldplay beberapa kali mengungkapkan pandangannya tentang LGBT, serta melakukan beberapa kampanye di atas panggung. Mungkin banyak pihak yang penasaran seperti apa konser Coldplay di Jakarta pada 15 November nanti.

Isu LGBT Coldplay mungkin akan digoreng lagi...lanjutkan membaca>>

 

“Saya rasa, mungkin di satu atau dua pekan menjelang November Coldplay akan konser, isu ini akan digoreng (diungkit) lagi. Dan mudah-mudahan tidak berakibat fatal ya. Saya pikir band ini lebih moderat, tidak se-norak The 1975,” ujar Wendi.

Coldplay merupakan band yang kerap memperhatikan budaya di jazirah Arab, bahkan tegas mendukung Palestina. Ia pernah merilis sebuah album berbahasa Arab, membuat lirik terinspirasi dari penyair asal Iran, serta bercerita tentang seorang gadis Suriah.

Seperti diberitakan sebelumnya, band The 1975 mengacaukan penyelanggaraan Good Vibes Festival dengan aksi ciuman gay antara sang vokalis Matty Healy dan pemain bas Ross MacDonald. Mereka juga mengkritik Pemerintah Malaysia karena Undang-Undang (UU) anti-LGBTQ di negara tersebut. Tak hanya sampai di situ, Healy juga menghancurkan drone milik penyelenggara Good Vibes Festival.

“Saya tidak melihat pentingnya mengundang The 1975 ke suatu negara dan kemudian memberi tahu kami dengan siapa kami dapat berhubungan seks,” kata Healy di atas panggung sebelum berciuman.

"Saya minta maaf jika itu menyinggung Anda, tetapi pemerintah Anda adalah sekelompok orang bodoh dan saya tidak peduli lagi,” kata dia.

Undang-undang Malaysia melarang aktivitas seksual di antara sesama jenis. Tak lama setelah membawakan lagu ketujuh, The 1975 mengumumkan bahwa mereka dilarang dari Malaysia dan harus pergi. Keesokan harinya, menteri komunikasi Malaysia telah memerintahkan agar sisa festival dibatalkan. 

 
Berita Terpopuler