PPDB SMAN 2 Kota Bekasi dan Cerita Banyak yang Datang Bawa Calon Murid Minta Diloloskan

Setiap masa PPDB, Wakepsek SMAN 2 Bekasi mengaku kerap didatangi tamu tak diundang.

Dok Pemkot Bekasi
SMAN 2 Kota Bekasi, Jawa Barat.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ali Yusuf

Baca Juga

Asap rokok di pos keamanan SMAN 2 Bekasi bergulung-gulung membentuk seperti awan melingkar, saat Republika tiba pada Kamis (13/7/2023) sore. Terlihat dua orang di ruangan 1,5x1,5 meter itu sedang santai berbincang sambil menikmati rokok.

"Ada keperluan apa," tanya salah satu di antara mereka kepada Republika, Kamis sore menjelang Ashar. 

Saat Republika, menyampaikan maksud dan tujuan, salah satunya lagi berkata. "Sudah sore besok aja lagi supaya ketemu kepala sekolah," katanya.

Dengan nada logat Betawi, itu pria itu ingin mengingatkan jika mau datang bertanya terkait informasi sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sebaiknya datang sebelum ashar.

 "Ngapa sih sore-sore. Kepala sekolahnya juga sudah pulang," katanya.

Setelah panjang lebar berbincang, akhirnya pria yang belakangan diketahui bernama Edi itu minta Republika menunggu di ruangan tamu. Edi sebagai guru olahraga itu berjanji akan memanggil orang yang pantas menyampaikan segala informasi yang terkait dengan PPDB. 

Menurutnya, meski dia sebagai Humas di SMAN 1 Bekasi tak etis bicara masih ada atasanya. "Iya (Humas) tapi masih ada yang paling berwenang," katanya.

Sekitar 30 menit menunggu, orang yang dipanggil Edi tidak kunjung datang, akhirnya Republika keluar ruang tunggu melewati kolam ikan hiasa yang airnya sudah hijau. Selepas Ashar, seorang pria mengenakan pangsi Betawi warna hitam, Solihan akhirnya datang dan minta maaf telah lama menunggu.

"Karena baru selesai rapat dengan anak-anak," katanya.

Solihan merupakan Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Bekasi bidang kesiswaan dan sekaligus Ketua PPDB SMAN 2 Kota Bekasi. Sebelumnya, Solihan diinisialkan S oleh Firman Firanda Gultom, pemuda yang mendemo SMAN 2 Bekasi yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat Peduli Pendidikan Nasional (Ardin). 

Saat dikonfirmasi terkait apa yang disampaikan Firman Firanda Gultom, bahwa dia yang dapat mengubah-ubah titik kordinat dan zonasi. Solihan hanya berkelakar sebagai respons apa yang dikatakan Firman sesuatu yang lucu.

Saat dikonfirmasi terkait apa yang disampaikan Firman Firanda Gultom, bahwa dia yang dapat merubah-rubah titik kordinat dan zonasi. Solihan hanya berkelakar sebagai respons apa yang dikatakan Firman suatu yang lucu.

"Jadi dia ini kelompok yang sama dengan tahun lalu dari Ardin surat demo tahun lalu masih ada. Dulu Kepala Sekolah SMAN 2 namamya Mardin, dia namanya kelompoknya Ardin. Saya pikir nama kelompoknya Dedi, karena plt Kepala Sekolahnya sekarang Dedi, ternyata bukan," kata sambil berkelakar. 

Solihan menceritakan, saat PPDB tahun lalu, dia kedatangan orang yang mengaku dari media. Awalnya wawancara akhirnya menitipkan berkas yang berisi nama-nama agar masuk sekolah SMAN 2 Bekasi.

"Tahun lalu memang betul ada dua yang mengaku dari media, LSM dan wartawan kasih berkas ke saya untuk agar nama anaknya masuk di SMAN 2 Bekasi," ujarnya. 

Solihan mengaku dia tak segan menolak berkas yang mereka sodorkan itu. Karena setelah dicek, berkas itu tak memenuhi standar operasional prosedur di PPDB. 

"Tapi bukan saya menolak, karena mamang tidak sesuai dengan SOP PPDB," katanya.

 

 

Saban tahun pelaksanaan PPDB, Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Bekasi Solihan mengaku kerap didatangi tamu tak diundang. Solihan menceritakan, pada 10 Juli 2023 lalu dia didatangi orang yang mengaku namanya Ayatullah, sebagai ketua Aliansi Rakyat Peduli Pendidikan Nasional (Ardin).

"Dia bilang begini pada saat pengumuman tanggal 10 jam dua tepat datang. Si Ayatullah itu mengaku saya pendamping warga," kata Solihan.

Solihan pun bertanya kepada Ayatullah. "Siapa warganya," katanya.

Setelah ditanya siapa warganya, Ayatullah memperkenalkan Budi Somasi. Belakangan ini, Solihan mengetahui bahwa Budi Somasi adalah calon legislatif (caleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN). 

Setelah memperkenalkan diri kepada Solihan, Budi Somasi bercerita bahwa anaknya yang tinggal di RT/RW sekitar sekolah SMAN 2 di Jl. Tangkuban Perahu Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan ini tidak lolos verifikasi PPDB. 

"'Pak, Saya ini di RT 15 RW 16 mental nggak dapat. Padahal tetangga saya anak RT 6 RW 16 itu dapat. Nama RT-nya Syarif'" kata Solihan menirukan Budi Somasi.

Saat ditanyakan berkas-berkas PPDB, menurut Solihan, Budi Somasi tiba-tiba marah sambil menggebrak meja. Akhirnya karena situasi tidak kondusif, oleh teman sejawatnya Solihan diminta meninggalkan tamu yang tak diundang itu. 

"Karena situasi tidak kondusif, maka teman saya narik saya ke atas dengan alasan briefing," katanya. 

Setelah itu dia tak mengetahui lagi nasib anak yang disebut Budi Somasi tidak bisa masuk sekolah SMAN 2 Bekasi. Solihan, mengaku semua tamu dia terima baik untuk memberikan masukan terkait PPDB.

"Siapa pun datang ke sini saya terima. Dia bertanya tentang kenapa ini masuk dan ini tidak, saya jelaskan," katanya. 

Dua hari setelah kejadian Budi Somasi marah-marah di SMAN 2 Bekasi, Solihan dihubungi orang yang mengatasnamakan Yayat sebagai Kasat intel Polsek Bekasi Selatan. Yayat memberikan surat panggilan polisi untuk dihadiri Solihan.

Solihan menceritakan, setelah itu, pada malam harinya, dia telpon Plt Kepala Sekolah supaya membuka file atas nama Alfin Marino. Solihan mengaku siap melaksanakan perintah.

"Kemudian tadi pagi sebelum demo datanglah Krimsus dari Polres Metro Bekasi Kota, kemudian saya diintrogasi ditanya macam-macam," katanya.

Setelah bertanya-bertanya kepada Solihan, penyidik itu minta membuka salah satu data atas nama Alfin. Karena tidak punya username PPDB, Solihan minta stafnya untuk membuka data Alfin.

"Karena itu bidang verifikator maka saya panggil orangnya. Dibukalah data-data anak itu dan memang data-data yang dimaksud itu sesuai dengan SOP," katanya.

 

 

 

Budi Somasi membantah telah membuat kegaduhan di SMAN 2. Budi mengaku malah dirinya dibuat kesal oleh Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Bekasi Solihan ketika itu.

"Ceritanya itu di balik malah dia yang bentak-bentak saya. Bukan saya yang marah-marah di situ," kata Budi Somasi saat dihubungi Republika, Jumat (14/7/2023).

Budi mengatakan, bahwa pada saat itu, dia diundang pihak sekolah SMAN 2 Bekasi. Setelah adik-adik asuhannya dari Ardin demonstrasi di SMAN 2 Bekasi.

"Saya diundang dipanggil sama pihak sekolah," katanya.

Budi menceritakan, bahwa pada saat itu anaknya sudah memasukkan semua persyaratan untuk mendaftar diri di SMAN 2 Bekasi. Namun, operator sekolah tidak mengeklik akun anaknya sebagai tanda menyetujui input berkas. 

"Kronologinya bahwa anak saya memang dekat rumahnya dengan sekolahan. Jarak titik kordinat sebetulnya di 623 sesuai yang ditandaitangani di atas materai," katanya.

Budi mengatakan, bahwa anaknya itu sudah daftar di SMAN 2 Bekasi melalui jalur zonasi sejak tanggal 26 Juni 2023. Selanjutnya perbaikan pada tanggal 1 Juli 2023.

"Dari tanggal itu sampai H-2 pendaftaran anak saya itu belum diklik sama operator," katanya. 

Budi menceritakan, bahwa ada tetangganya yang merupakan ketua RT 6 bersilaturahmi ke sekretariatnya dan bercerita bahwa dia telah bertemu dengan Solihan.

"Dia mengatakan telah bertemu dengan Solihan dan anaknya sudah diterima. Karena Solihan yang mengatur titik koordinatnya," katanya.

 

Sengkarut PPDB Zonasi - (infografis Republika)

 
Berita Terpopuler