Harus Dipotong QRIS dan Biaya Rekening Hampir Rp 100 Ribu, Pedagang: Ya Berat!

Pedagang harus mengeluarkan biaya lebih banyak karena berdigital.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pedagang menunjukkan kode batang QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di salah satu kios di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/7/2023). Bank Indonesia memberlakukan biaya layanan QRIS bagi Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) sebesar 0,3 persen dari yang sebelumnya sebesar 0 persen atau gratis. Dalam aturan yang berlaku sejak 1 Juli tersebut, pedagang tidak boleh membebankan balik ke konsumen atau pembeli.
Rep: Muhammad Noor Alfian Choir Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Lasmi (50) tahun pedagang nasi liwet di shelter Manahan Solo lebih memilih memakai transaksi manual setelah QRIS menaikkan potongan dari nol persen menjadi 0,3 persen. Ia mengaku merasa keberatan dengan potongan tersebut.

"Kadangkan orang nggak mesti, kalau ada yang cash aku lebih pilih cash. Baru kalau ada kembalian mau ga mau pakai QRIS," kata Lasmi, Jumat (14/7/2023).

Pihaknya mengaku bahwa transaksi yang terjadi di warungnya lumayan banyak yang menggunakan QRIS. Meskipun pihaknya tetap mengikuti kebijakan tersebut namun ia mengaku tak setuju apabila ada potongan sebesar 0,3 persen tersebut.

"Aku lumayan (rame) transaksi per harinya, aku kurang setuju kalau dipotong. Tapi mau gimana lagi, yaudah ngikuti aja," katanya.

Pihaknya juga mengaku keberatan dengan potongan tersebut lantaran juga harus menanggung potongan dari admin. "Ini ada potongan Rp 6.500 katanya admin, la ini mau dipotong lagi? Terus kurang lagi ini? Ini kan tadi ngambil tapi harus ninggal Rp 50 ribu juga," katanya.

"Saya pernah nanya ini potongan apa, ini motongnya 12 ribu per bulan. Ini memberatkan kan jualnya cuma berapa harganya kan yang penting ada isinya di ATM," katanya.

Berharap biaya QRIS ditinjau lagi ...

Pihaknya mengakui QRIS memang memudahkan orang untuk berbelanja. Namun, ia berharap agar ada peninjauan lagi, khususnya terkait pemotongan tersebut.

"Pakai QRIS nggak apa apa memudahkan orang jajan gapapa tapi potongannya jangan segitu, ya ditinjau lagi ini kan bakulnya baru kan pindahan juga berpengaruh jadi menurunnya kan banyak sekali," katanya.

Hal senada diungkapkan, Eny Mardiah, penjual Timlo yang juga mengaku keberatan.

"Kita pakai QRIS kalau ada orderan Grab atau Gojek. Kayaknya keberatan kan tiap bulan kita untuk di situ kan harus ada Rp 50 ribu tiap bulan, kita dipotong juga kan bagi pedagang kecil berat," katanya

"Setahu saya ya potongan admin ada juga Rp 18.500 yang Rp 12 ribu untuk ATM yang Rp 6.500 untuk admin," katanya mengakhiri.

 
Berita Terpopuler