Meski Tahu AS Abaikan Bahaya Bom Tandan Bagi Warga Sipil

Zelenskyy menyatakan paket bantuan AS termasuk bom tandan sangat dibutuhkan.

AP Photo/Vadim Belikov
Roket Rusia diluncurkan melawan Ukraina dari wilayah Belgorod Rusia, terlihat dari Kharkiv, Ukraina, Rabu, 7 Juni 2023.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Pengiriman bom tandan ke Ukraina telah diumumkan Pemerintah AS. Bom tandan ini masuk dalam paket bantuan militer baru sebesar 800 juta dolar AS yang diumumkan Departemen Pertahanan AS.

Banyak pihak menyayangkan langkah AS karena risikonya yang besar bagi sipil. ‘’Kami akui bom tandan ini melahirkan risiko membahayakan warga sipil, dari bom-bom kecil yang belum meledak,’’ kata penasihat keamanan Gedung Putih, Jake Sullivan, seperti diberitakan laman Guardian, Jumat (7/7/2023). 

Ketika diluncurkan, bom tandan akan merilis bom-bom berukuran lebih kecil (bomblet) dalam jumlah banyak, menyasar area yang sangat luas. Dengan kemampuan senjata ini, memberikan ancaman besar bagi warga sipil karena bisa terkena bom tersebut saat masa perang. 

Tak hanya itu, setelah perang berakhir, ancaman juga mengintai warga sipil karena bom-bom kecil yang dirilis saat peneyarangan bom tandan ada yang tak berhasil meledak. Bisa saja kemudian meledak beberapa saat setelah masa perang.

Itulah alasan, kata Sullivan, AS mempertimbangkannya dalam waktu cukup lama untuk mengirim bom tandan. ’’Namun, kami juga menilai risiko bahaya bagi warga sipil jika pasukan dan tank Rusia menguasai lebih banyak wilayah Ukraina. Mereka tak punya banyak artileri,’’

Ia menambahkan, kondisi tersebut tak bisa ditoleransi. Ia pun meyakini, Ukraina tak akan menggunakan bom tandan ini negara asing.’’Ini negara yang mereka bela, warga yang mereka lindungi. Mereka gunakan semua senjata untuk mengurangi risiko bagi warganya.’’ 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menggambarkan paket bantuan militer termasuk bom tandan ini tepat waktu dan sangat dibutuhkan. Ia menyatakan itu dalam ucapan terima kasih kepada Presiden Joe Biden melalui akun Twitter

Peningkatan kemampuan pertahanan......

Peningkatan kemampuan pertahanan Ukraina, jelas dia, akan menjadi perangkat baru untuk lepas dari pendudukan dan membawa lebih dekat perdamaian bagi warga Ukraina. Meski demikian, tak semua memberikan dukungan. 

Sekjen NATO Jens Stoltenberg, pada hari yang sama menegaskan, aliansi pertahanan yang dipimpinnya tak mengambil posisi dalam persoalan bom tandan ini. ‘’Jadi, ini keputusan individu dari anggota aliansi kami,’’ katanya di Brussels, Belgia. 

Sikap lebih tegas disampaikan Jerman, yang menentang pengiriman bom tandan ke Ukraina. Juru bicara Pemerintah Jerman, Steffen Hebestreit menyatakan, AS sebagai sekutu Jerman sebaiknya tak dengan mudah memutuskan memasok senjata semacam itu. 

Sekali lagi, kata dia, perlu diingat Rusia telah menggunakan bom tandan dalam skala besar, dalam agresi terhadap Ukraina. 

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyatakan, negaranya merupakan salah satu dari 111 negara penandatangan  Convention on Cluster Munitions (CCM), yang melarang penggunaan bom kluster. Sedangkan AS bukan merupakan penandatangan. 

Ditanya mengenai pernyataan pejabat AS yang ingin mengirimkan bom kluster ke Ukraina, Baerbock yang hadir dalam konferensi iklim di Wina, Austria, menyatakan,’’Saya mengikuti berita di media. Bagi kami, sebagai penandatangan, kami menerapkan kesepakatan Oslo.’’

 
Berita Terpopuler