Menular ke Manusia, Ini yang Perlu Diwaspadai dari Penyakit Antraks

Spora antraks juga dapat masuk melalui luka yang ada di kulit.

ANTARA/Destyan Sujarwoko
Petugas menunjukkan foto infeksi kulit yang menyerang warga setelah kematian sapi akibat bakteri antraks (ilustrasi)
Rep: Wilda Fizriyani Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Antraks termasuk salah satu penyakit yang perlu diwaspadai oleh manusia. Pasalnya, penyakit ini dapat menular ke manusia dari hewan ternak yang sakit.

Guru Besar Bidang Kesehatan Ternak dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Lili Zalizar mengatakan, antraks merupakan penyakit yang dapat menular ke manusia (zoonosis) dan disebabkan adanya Bacillus anthracis.

Baca Juga

Penyakit ini dapat menular melalui spora antraks yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan. "Bisa juga melalui daging yang mengandung spora dan tidak dimasak dengan suhu tinggi," kata Lili saat dihubungi Republika, Kamis (6/7/2023)

Selain itu, spora antraks juga dapat masuk melalui luka yang ada di kulit atau selaput lendir. Salah satunya dapat terjadi pada kasus penyembelihan hewan penderita antraks.

Menurut Lili, spora antraks yang masuk lewat pernafasan bisa menyebabkan sesak nafas dan kematian. Jika ini masuk ke saluran pencernaan, maka dapat menyebabkan diare berdarah. "Jika tidak segera diobati bisa menyebabkan kematian," jelas perempuan berhijab ini.

Selain itu, spora antraks yang masuk lewat kulit juga dapat menyebabkan bisul. Bahkan, ini mampu menimbulkan pembengkakan di tempat kulit yang terinfeksi. Namun dia memastikan penyakit di bagian ini dapat sembuh apabila segera diobati.

Sebelumnya, kasus penyakit antraks kembali muncul di Gunungkidul, DIY. Hingga saat ini, penyakit itu telah menjangkiti sebanyak 87 orang dan satu orang meninggal dunia.

Berdasarkan hasil tes serologi yang dilakukan pada 143 orang, terdapat 87 warga Dusun Jati yang positif terpapar antraks. Sementara itu, satu orang meninggal dunia di RS Sardjito. Sebanyak 87 orang tersebut termasuk zero positif, yang berarti pernah terpapar tapi tidak lagi menunjukkan gejala klinis.

 
Berita Terpopuler