Masalah Tabungan Siswa SD Pangandaran, Baru 11 Persen yang Bisa Dikembalikan

Guru yang menyimpan tabungan siswa diminta berupaya mengembalikan uang.

Dok. Warga
Catatan tabungan siswa di Kabupaten Pangandaran yang tak bisa diambil.
Rep: Bayu Adji P Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN — Tim khusus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran masih mengupayakan solusi masalah uang tabungan siswa SD yang belum bisa diambil. Salah satu solusinya dengan meminta guru yang menyimpan tabungan siswa untuk berupaya mengembalikan uang.

Baca Juga

Inspektur Kabupaten Pangandaran Apip Winayadi, yang juga ketua tim khusus penanganan masalah tabungan siswa SD, mengatakan, sejauh ini pengembalian uang tabungan siswa masih belum signifikan. Dari total sekitar Rp 7,4 miliar uang tabungan siswa yang diperkirakan tertahan, dilaporkan baru sekitar 11 persen yang sudah bisa dikembalikan. “(Progres) belum signifikan,” kata dia, saat dikonfirmasi Republika, Senin (3/7/2023).

Berdasarkan catatan sementara yang diterima Republika, dari hasil penelusuran tim khusus terhadap sejumlah sekolah di dua kecamatan, uang tabungan siswa di Kecamatan Cijulang tersimpan di satu koperasi dan guru, dengan nilai total sekitar Rp 3,67 miliar. 

Perinciannya, uang tabungan siswa yang tersimpan di Koperasi Cijulang disebut sekitar Rp 2,309 miliar dan yang berada di guru berjumlah sekitar Rp 1,372 miliar. 

Sementara di Kecamatan Parigi, uang tabungan siswa berjumlah total sekitar Rp 3,8 miliar dilaporkan tersimpan di guru, koperasi HPK, dan koperasi HPR. Perinciannya, yang tersimpan di guru dikabarkan sekitar Rp 77 juta, di koperasi HPK sekitar Rp 2,387 miliar, dan di koperasi HPR sekitar Rp 1,416 miliar.

Menurut Apip, sekitar 11 persen tabungan siswa yang sudah bisa dikembalikan merupakan yang tersimpan di guru. Sementara itu, uang siswa yang tersimpan di koperasi masih belum bisa dikembalikan.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengaku terus memantau penanganan yang dilakukan tim khusus terkait masalah tabungan siswa SD itu. Ia mengaku akan memberikan arahan agar uang tabungan siswa dapat dikembalikan.

“Kami sudah menginventarisasi tabungan di guru-guru. Mereka (guru) sudah dipanggil,” kata Bupati, saat dihubungi wartawan, Ahad (2/7/2023).

 

Bupati mengatakan, para guru itu diberikan sejumlah pilihan untuk dapat mengembalikan uang tabungan siswa. Pertama, para guru diperbolehkan mencicil pengembalian uang tabungan siswa, setidaknya hingga akhir tahun ini. Apabila tidak bisa, mereka akan diminta menyerahkan aset sebesar nilai uang yang tersimpan di masing-masing guru. 

“Minggu ini juga mereka (guru) akan konsultasi dengan koperasi untuk melakukan langkah lanjutan karena ada juga guru yang meminjam melalui koperasi,” kata Bupati.

Siswa kesulitan beli peralatan sekolah

Terkait masalah tabungan yang belum bisa diambil, Bupati mengaku telah mendengar informasi ada siswa yang kesulitan membeli peralatan sekolah. Ia meminta Dinas Pendidikan untuk melakukan pendataan siswa yang kesulitan itu.

“Saya dengar dibantu Ketua DPRD. Saya juga telah tugaskan Kadisdik (Kepala Disdik) mendata anak-anak yang tabungannya macet dan kesulitan membeli perlengkapan sekolah,” kata Bupati.

Bupati mengatakan, Pemkab Pangandaran pada prinsipnya siap memberikan bantuan bagi siswa yang mengalami masalah akibat tabungannya belum bisa diambil. Termasuk jika ada yang kesulitan melanjutkan sekolah. “Prinsipnya, kita akan bantu,” ujar dia.

Sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran Asep Noordin mengatakan, sejumlah anggota dewan bergotong royong memberikan bantuan bagi siswa yang tabungannya belum bisa diambil dan mengalami kesulitan membeli peralatan sekolah.

“Merespons situasi ini, kami dari fraksi PDIP gotong royong membantu ortu (orang tua) murid. Pemda juga harus hadir dengan cara memilah mana yang kurang mampu, apabila anak tidak melanjutkan sekolah, harus menjadi garda terdepan,” kata Asep.

 

 
Berita Terpopuler