Di Sao Paulo, Pecandu Narkoba Bebas Berkeliaran di Seluruh Kota

Pemlik toko taku dirampok, warga takut dijambret.

Reuters/Ivan Alvarado
Salah satu sudut kota Sao Paulo.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO – Pecandu narkoba di Sao Paulo, Brasil memberikan dampak buruk besar bagi masyarakat sekitar. Seluruh lapisan kota menderita. Pecandu terlihat di mana-mana, berkeliaran di jalanan kota terbesar negara Amerika Utara tersebut. 

Pemilik toko ketakutan tempat usahanya dirampok. Warga juga khawatir dijambret. Dengan kondisi semacam ini, untuk pertama kalinya sejumlah penduduk lokal memilih keluar dari sana demi mencari tempat tinggal lebih baik. 

Balduino Alvares berkeluh kesah soa kondisi buruk ini. Dirinya telah bekerja selama 30 tahun di pusat Kota Sao Paulo. Akhir-akhir ini, ia terpaksa harus tiba di tempat usahanya pukul 06.00. Lebih awal satu jam dari masa-masa sebelumnya. 

Ia melakukannya agar bisa lebih dulu membersihkan kotoran manusia di luar toko perhiasannya. Ini jam kerja terburuk bagi laki-laki berusia 62 tahun itu. Alvares menyemprotkan air, menabur deterjen bubuk, dan menyapu bagian luar tokonya berkali-kali, selama 20 menit. 

Alvares lalu mengistirahatkan punggung yang merasa sakit. Kemudian ia kembali membersihkan bagian depan tokonya selama 10 menit.’’Ini untuk membersihkan feses, urine pecandu narkoba dan menghilangkan baunya, sampai pagi berikutnya,’’ ujarnya, Ahad (25/6/2023). 

Alvares menuturkan, ia melakukannya rutin sejak tahun lalu. Ia membenci keadaan seperti ini. ‘’Orang-orang itu sebelumnya tidak ke sini tetapi di beberapa blok jauhnya. Kini mereka berkeliaran, tidur di mana saja, dan mereka buang hajat di tempat terbuka.’’

Pemilik toko, Daniel Bonfim berdiri di depan pintu masuk tokonya di kompleks pertokoan Santa Efigenia, pusat perdagangan elektronik, teknologi, dan aksesoris setelah polisi menggerebek tuna wisma pecandu narkoba di pinggiran Sao Paulo, Kamis (23/6/2023) lalu. 

Laki-laki berusia 58 tahu itu, berpuluh tahun menjadi tenaga penjual berkeliling seantero Brasil. Pada 2018, ia menjual apartemen dan mobilnya untuk mendirikan toko elektronik. Dengan keadaan sekarang, ia tak tahu berapa lama lagi bisa bertahan. 

‘’Saya tidak bisa bekerja lagi. Semua yang saya dapat hilang dalam satu tahun saja. Pintu masuk toko saya terhalang oleh gelandangan dan pecandu narkoba, siang dan malam,’’ kata Bonfirm mengisahkan apa yang dialaminya sambil meneteskan air mata. 

Ia harus berdiri di depan pintu....

Ia harus berdiri di depan pintu masuk tokonya sepanjang hari untuk menunggu pelanggannya, mendampingi mereka agar bisa masuk ke dalam toko. ‘’Sekarang, mereka tak masuk ke dalam toko. Mereka meminta saya menghampirinya, menyampaikan apa yang diperlukan.’’

Warga lokal mengungkapkan, puluhan tempat usaha termasuk toko, restoran, dan toko kelontong tutup sejak awal tahun ini. Guru bahasa Italia, Paulo Recife (31) tinggal di apartemen dekat jalan arteri Sao Paulo. 

Untuk pertama kalinya, ia bisa mendengar teriakan para pecandu narkoba di pagi hari. Mereka mengancam orang yang memandanginya dari balkon. ‘’Mereka jadi semakin gila. Salah satu dari mereka mengancam akan menembak saya. Hidup di sini semakin keras.’’

Psikiater Flavio Falcone, yang juga warga Sao Paulo, yang mendampingi para pecandu narkoba semua menjadi semakin buruk sebab mantan wali kota menghapus program yang membantu pecandu kembali ke masyarakat sekitarnya. 

Alessandra Bueno Barros duduk di trotoar dan melihat ratusan pecandu seperti dirinya berjalan. Ia berusaha melakukan perubahan di sana tetapi tampaknya semuanya suram. ‘’Tak ada harapan bagi siapapun di sini, Tuan,’’ ujarnya. 

Eduardo, polisi kota yang bekerja di sana selama dua tahun terakhir. Ia merasakan tekanan memasuki wilayah di mana para pecandu melemparkan apapun yang mereka raih, bisa batu, potongan kayu, atau pecahan kaca jika petugas mendapati narkoba pada mereka. 

‘’Para pengedar berbaur dengan pecandu dan memprovokasi mereka untuk menyerang kami,’’ jelas Eduardo yang tak mau menyebutkan nama lengkapnya. ‘’Ini tempat yang berisiko bahkan untuk petugas kepolisian.’’

 
Berita Terpopuler