Ini Alasan Indonesia Tolak Pertemuan Thailand yang Libatkan Myanmar

Indonesia menegaskan tak ada keterlibatan dalam pendekatan baru untuk masalah Myanmar

Mast Irham /Pool Via AP
Meja yang disediakan untuk delegasi Myanmar dibiarkan kosong selama Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN. Indonesia menolak pertemuan informal yang digelar Thailand soal Myanmar
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Thailand menjadi tuan rumah pembicaraan informal yang mengundang 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Tenggara (ASEAN), termasuk Myanmar. Laporan Reuters menyatakan, Indonesia yang memegang keketuaan ASEAN tahun ini menegaskan, tidak ada keterlibatan dalam pendekatan baru untuk masalah Myanmar.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, dalam pertemuan terakhir ASEAN tidak ada konsensus untuk kembali terlibat atau mengembangkan pendekatan baru untuk masalah Myanmar. Pernyataan ini tertuang dalam sebuah surat yang dilihat oleh Reuters dan diverifikasi oleh sebuah sumber.

Indonesia telah berbulan-bulan berusaha melibatkan pemangku kepentingan utama dalam konflik Myanmar untuk memulai proses perdamaian. Pemerintah Indonesia juga dikabarkan telah menolak untuk bergabung dalam pembicaraan yang dilaksanakan di Thailand tersebut.

Pemerintah Thailand yang didukung militer telah mengundang menteri luar negeri ASEAN untuk membahas proposal ASEAN dalam  melibatkan kembali Myanmar di tingkat para pemimpin. Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai mengatakan, krisis Myanmar mengirim pengungsi melintasi perbatasan dan telah memukul keras perdagangan.

"Thailand adalah yang paling terpengaruh jika kita membiarkan ini berkepanjangan. Kami dapat mengatakan bahwa Thailand adalah satu-satunya negara di ASEAN yang ingin melihat masalah ini berakhir secepat mungkin, yang akan bermanfaat bagi kami," kata Don pada siaran media yang ditayangkan pada Senin (19/6/2023).

Menteri Luar Negeri yang ditunjuk junta Myanmar Than Swe dikabarkan akan bergabung dalam pembicaraan itu. Namun beberapa anggota ASEAN menolak hadir dan lainnya hanya mengirimkan pejabat junior.

Menteri Luar Negeri Malaysia  menolak untuk menghadiri pembicaraan Thailand. Kuala Lumpur mengatakan tetap mendukung upaya yang dilakukan oleh Jakarta.

Malaysia menilai upaya Thailand merusak persatuan ASEAN. “Penting bagi ASEAN untuk menunjukkan kesatuannya dalam mendukung proses Ketua ASEAN dan ASEAN yang sejalan dengan mandat dan keputusan yang dibuat oleh para pemimpin ASEAN,”  ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia.

Baca Juga

Pemerintah sementara Thailand menjadi tuan rumah.....

Lakukan boikot

Pemerintah sementara Thailand menjadi tuan rumah bagi menteri luar negeri negara ASEAN, dan junta yang berkuasa di Myanmar dalam perundingan perdamaian di regional Asia Tenggara pada Ahad (18/6/2023). Namun negara-negara kunci di Asia Tenggara tidak menghadiri pertemuan puncak yang menuai kritikan tajam tersebut.

Hanya Kamboja yang sejauh ini secara resmi mengonfirmasi bahwa mereka berniat untuk menghadiri pembicaraan dengan Junta tersebut. Para jenderal Myanmar telah dilarang selama hampir dua tahun dari pertemuan tingkat senior Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

 

Alasannya, karena tidak menghormati kesepakatan untuk memulai pembicaraan dengan pihak-pihak yang terkait dengan pemerintah sipil yang digulingkan yang dipimpin oleh pemenang Nobel Aung San Suu Kyi yang kini dipenjara.

Namun Thailand, yang perdana menterinya sendiri pertama kali mengambil alih kekuasaan dalam kudeta militer, mengundang Menteri Luar Negeri Myanmar yang ditunjuk oleh junta, Than Swe, untuk menghadiri pembicaraan bersama dengan menteri luar negeri ASEAN.

Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn mengungkapkan akan menghadiri pertemuan tersebut, dalam sebuah pernyataan resmi pada hari Jumat lalu.

Anggota ASEAN lainnya telah menolak undangan Thailand, termasuk ketua ASEAN tahun ini, Indonesia, dan juga Singapura, yang menteri luar negerinya, Vivian Balakrishnan, mengatakan pada hari Jumat bahwa terlalu dini untuk terlibat kembali dengan junta di tingkat KTT atau bahkan di tingkat menteri luar negerinya.

Nantiwat Samart, sekretaris menteri luar negeri Thailand, membela pembicaraan tersebut pada Ahad. Ia mengatakan Myanmar seharusnya tidak sepenuhnya terisolasi atau dikeluarkan dari ASEAN, menurut situs web berbahasa Thailand, Nation TV.

Pemerintah Vietnam mengatakan bahwa menteri luar negerinya tidak akan hadir karena sudah ada kegiatan lain sebelumnya. Malaysia juga tidak akan hadir, kata dua sumber yang mengetahui masalah ini. Filipina, yang tidak menanggapi pertanyaan-pertanyaan selama akhir pekan, terlihat tegas berada di kubu yang mengisolasi para jenderal Myanmar.

Juru bicara junta Myanmar tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar pada hari Minggu. Kementerian Luar Negeri Thailand tidak mau menyebutkan siapa saja yang akan menghadiri pertemuan dua hari di kota resor Pattaya. Sedangkan Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai sebagai inisiator pertemuan tambahan ini, mengirimkan surat undangan agenda hanya empat hari sebelum pertemuan dimulai.

Don mengatakan kepada outlet berita lokal Matichon pada Ahad, inisiatif pertemuan tidak resmi ini dimaksudkan untuk melengkapi, bukan menggantikan, upaya-upaya yang dipimpin oleh ASEAN. Para negara anggota ASEAN bebas untuk hadir atau tidak, katanya.

"Situasi saat ini telah banyak berubah. Sekarang ada lebih banyak pertempuran di dalam Myanmar," katanya seperti dikutip. "Myanmar juga memiliki peta jalan menuju pemilihan umum... Hal-hal ini telah memberikan kami kebutuhan untuk melanjutkan interaksi kami dengan Myanmar," ujar Don.

Myanmar telah diguncang oleh kekerasan sejak kudeta pada 1 Februari 2021, dengan militer bertempur di berbagai bidang untuk mencoba menghancurkan gerakan perlawanan pro-demokrasi bersenjata yang dibentuk sebagai tanggapan atas tindakan keras tersebut. Junta militer mengatakan mereka akan tetap memerangi teroris yang bertujuan untuk menghancurkan negara.

Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar yang beroposisi, yang terdiri dari para loyalis pemerintahan Suu Kyi yang digulingkan, mengutuk inisiatif Thailand tersebut. "Mengundang junta yang tidak sah ke dalam diskusi ini tidak akan memberikan kontribusi pada penyelesaian krisis politik Myanmar," kata mereka dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (17/6/2023).

 
Berita Terpopuler