Kisah Mualaf Ahmad Young: Kekhusyukan Ramadhan Menuntunku kepada Islam

Ahmad Young meyakini Islam agama yang menyejukkan hati.

Tangkapan layar Instagram
Mualaf Ahmad Young
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ramadhan membawa berkah kepada banyak orang. Tak sekadar Muslim, non-Muslim pun merasakan kearifan bulan suci tersebut.

Baca Juga

Pada masa Ramadhan, Allah menurunkan berjuta hidayah dan berkah kepada siapa pun yang dia kehendaki, salah satunya adalah Ahmad Young, pebasket muda berusia 27 tahun.

Hari-harinya banyak dimanfaatkan untuk melatih kemampuan diri bermain basket. Maklum saja, karena bermain basket baginya adalah jalan menuju aktualisasi diri. Dari bermain basketlah dia mendapatkan banyak inspirasi, mengembangkan diri, dan meniti karier.

Masa kecil Ahmad Young tidaklah dilaluinya dalam lingkungan Islam. Dia lebih banyak menghabiskan masa pertumbuhannya dalam lingkungan non-Muslim. Dia bergaul bersama banyak teman dari berbagai latar belakang keyakinan.

Beranjak dewasa, dia melanjutkan pendidikan ke sebuah perguruan tinggi di California AS. Di sana dia menimba ilmu dan membangun jaringan bersama teman-teman sekampus.

Bola basket merupakan olahraga yang paling dia sukai. Sejak kecil Ahmad Young sudah dibiasakan berolahraga demikian. Ketika masuk ke kampus pun, dia menekuni olahraga tersebut. Si pemuda ini kemudian menjadi atlet dan kebanggaan kampus dalam hal cabang olahraga basket. Berbagai prestasi pun diukirnya sehingga mengharumkan nama kampus di berbagai momentum pertandingan basket.

Selesai kuliah, dia kemudian...Lihat halaman berikutnya >>

 

 

Selesai kuliah, dia kemudian bermain di klub basket Qalandia. Lokasinya di Ramallah Palestina. Di sana dia tinggal dan membersamai teman-temannya yang memiliki tradisi spesial pada saat bulan suci Ramadhan tiba. 

Tak seperti kebanyakan orang yang tetap makan dan minum, pesta pora, lebih dalam keduniaan yang fana, Muslim menahan diri dari makan dan minum dari mulai pagi hingga sore hari. Ini dilakukan selama sebulan penuh pada Ramadhan. Tak sekadar menahan lapar dan haus, mereka juga menjauhkan diri dari hubungan seks pada saat berpuasa. Juga melatih diri berakhlak mulia, memperbaiki kerakter, dan memperbanyak ibadah selama 30 hari.

Ahmad Young menyaksikan kebiasaan kawan-kawannya yang berubah pada Ramadhan. Wow, ini sesuatu yang baru, sesuatu yang tidak biasa. Tapi menarik untuk dipelajari. Dia menyaksikan temannya hanyut dalam kekhusyuan beribadah pada Ramadhan. 

Malam hari saat orang-orang beristirahat, kawan Muslimnya malah bangun tidur, mendirikan shalat malam, dan melaksanakan sahur. Kemudian pada pagi harinya berpuasa.

Dia menyaksikan orang yang berpuasa dengan sungguh-sungguh akan mengalami perbaikan diri. Karakternya semakin santun, semakin rajin ibadah, kemudian empatinya kuat, mudah bergaul dan menolong orang lain. 

Di sini Young...Lihat halaman berikutnya >>

Di sini Young menyaksikan bahwa inilah beragama yang selama ini dia cari. 

“Saya belajar banyak tentang Islam di bulan Ramadan,” ujar Young dikutip di Mehr News, Senin (19/6/2023). 

Dari sinilah dia kemudian mempelajari banyak hal tentang apa itu Islam. Apa sejarah Islam, siapa yang membawa ajaran tersebut? Apa substansinya? Dan segala seluk beluk Islam. Dari situlah dia kemudian tertarik dan memutuskan untuk memeluk Islam 

Selama berada di Palestina, Young menyaksikan kearifan warga Palestina yang santun bertutur kata dan berakhlak mulia. 

Pemain bola basket Amerika, Ahmad Young, diberitakan telah masuk Islam. Saat ini, pebasket tersebut dilaporkan tengah bermain untuk Qalandia di liga Palestina.

Tim bola basket Qalandia Palestina adalah tim bola basket profesional yang berbasis di kota Qalandia, Palestina. Ahmad Young semula merupakan pemain bola basket perguruan tinggi di California, AS.

Ia menandatangani kontrak bola basket profesional untuk bermain untuk Klub Qalandia di Federasi Bola Basket Palestina (PBF) pada 2 November lalu. Tim tersebut berlokasi di Ramallah, Palestina, sekitar empat puluh menit di utara al Quds. 

Ayat tentang hidayah

Kisah Young di atas merupakan cerminan firman Allah surah al Qashash ayat 56

إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

Innaka lā tahdī man aḥbabta wa lākinnallāha yahdī may yasyā`, wa huwa a'lamu bil-muhtadīn 

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.

 

Tafsir ayat ini, sebagaimana dijelaskan oleh ulama Syekh Wahbah Zuhaili dalam kitabnya tafsir al Wajiz, bahwa Nabi Muhammad dan siapa pun, tidak dapat memaksakan seseorang mengikuti jalan Allah. Mengapa demikian? 

Ayat ini turun sebagaimana hadits yang diriwayatkan dalam Shahih Muslim, Tirmidzi dan lainnya tentang Abu Thalib saat menolak untuk masuk Islam meskipun Nabi SAW sangat menginginkan dia beriman, kemudian dia mati dalam keadaan mengikuti agama Abdul Muthalib.

Allah memberikan petunjuk-Nya, bukan kepada orang yang dipilih manusia, bahkan nabi sekalipun. Tapi, Allah sendiri yang memilih sesukanya siapa orang yang pantas mendapatkan hidayah.

 

Young merupaan salah seorang yang dipilih Allah secara langsung untuk mendapatkan hidayah dari-Nya.

 
Berita Terpopuler