Jihad Islam: Kami Tahu Bagaimana Melawan Israel

Jihad Islam telah mengidentifikasi kelemahan Israel.

AP
Sekretaris Jenderal kelompok perlawanan Palestina Jihad Islam, Ziyad Al-Nakhalah bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM --- Sekretaris Jenderal kelompok perlawanan Palestina Jihad Islam, Ziyad Al-Nakhalah melakukan kunjungan ke Teheran dan bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei.

Dalam pertemuan itu, Khamenei mengucapkan selamat kepada Jihad Islam atas pertempuran terbaru di Gaza. Al-Nakhalah pun menyampaikan apresiasi atas dukungan Iran terhadap Jihad Islam. Ia bahkan mengatakan, mereka telah mengidentifikasi kelemahan Israel. Dia mengklaim, Jihad Islam telah mengetahui cara untuk melawan Israel.

"Kami tahu bagaimana melawannya," ujar Al-Nakhalah, dilaporkan Middle East Monitor, Kamis (15/6/2023).

Pada Mei lalu, pasukan Israel melancarkan serangan ke Gaza yang menewaskan empat pemimpin Jihad Islam dan warga sipil lainnya. Serangan ini memicu peningkatan eskalasi di Gaza.

Kekerasan terbaru meletus pada Selasa (9/5/2023) ketika serangan udara Israel menewaskan tiga komandan senior Jihad Islam.  Israel mengatakan serangan udara itu sebagai tanggapan atas ledakan besar tembakan roket minggu sebelumnya. Israel mengatakan, serangannya difokuskan pada target Jihad Islam. Namun penduduk di Gaza mengatakan rumah orang yang tidak terlibat dalam pertempuran juga telah diserang.

Baca Juga

Baca Juga: Tak Cuma Masjid Al Aqsa, Serangan Israel Terhadap Tempat Suci Umat Kristen Meningkat

Sedikitnya 10 warga sipil, termasuk wanita, dan anak kecil tewas dalam serangan awal tersebut. Selama beberapa hari terakhir, Israel telah melakukan lebih banyak serangan udara. Israel juga membunuh komandan senior Jihad Islam dan menghancurkan pusat komando dan tempat peluncuran roket mereka.  Tapi serangan udara tidak menunjukkan tanda-tanda menghentikan tembakan roket.

 Israel melaporkan lebih dari 1.200 peluncuran selama pertempuran, dengan beberapa roket mencapai sejauh wilayah Tel Aviv dan Yerusalem.  Israel mengatakan, sekitar seperempat dari roket salah sasaran dan mendarat di Gaza, sementara sebagian besar sisanya dicegat atau mendarat di area terbuka.  Tetapi seorang wanita berusia 80 tahun dan seorang buruh Palestina yang bekerja di Israel tewas oleh tembakan roket.

Jihad Islam dan Israel mencapai gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir. Jihad Islam telah menuntut penghentian kebijakan Israel yang menargetkan para pemimpinnya. Sementara Israel akan menawarkan ketenangan demi ketenangan.

Ini adalah serangan terbaru dari serangkaian pertempuran panjang antara Israel dan militan Palestina di Gaza sejak Hamas menguasai wilayah pantai itu pada 2007. Tetapi kesepakatan gencatan senjata tidak mungkin dapat mengatasi banyak masalah yang telah memicu pertempuran berulang kali, termasuk blokade Israel yang sedang berlangsung di Gaza, persenjataan besar yang dimiliki oleh Hamas dan Jihas Islam, serta kebijakan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem timur.

Israel merebut Tepi Barat, Yerusalem timur, dan Gaza dalam perang Timur Tengah 1967. Karena situasi yang mudah memanas di wilayah pendudukan Tepi Barat, militer Israel menyerbu kamp pengungsi Balata di dekat Kota Nablus. Hal ini memicu baku tembak yang menewaskan dua warga Palestina.  Dalam insiden terpisah di dekat Kota Jenin, polisi Israel mengatakan mereka menembak dan membunuh seorang tersangka penyerang Palestina yang berlari ke arah tentara dengan memegang pisau.

Pertempuran Israel-Palestina telah melonjak di Tepi Barat di bawah pemerintahan kanan Israel.  Sejak awal tahun ini, 111 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat dan Yerusalem timur, setidaknya setengah dari mereka berafiliasi dengan kelompok militan. Menurut penghitungan oleh The Associated Press, ini adalah jumlah kematian tertinggi dalam dua dekade.  Saat itu, 20 orang tewas dalam serangan Palestina terhadap Israel.

Kunci buat Israel bertekuk lutut ...

Pemimpin Jihad Islam Ziyad Al-Nakhalah melakukan kunjungan ke Teheran dan bertemu pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Rabu (14/6/2023). Dalam kunjungan tersebut, Al-Nakhalah didampingi delegasi senior Jihad Islam.

Ketika bertemu Al-Nakhalah, Khamenei mengucapkan selamat atas keberhasilan Jihad Islam dalam meladeni konfrontasi Israel di Jalur Gaza bulan lalu. Menurut Khamenei, pertempuran terbaru itu menunjukkan Zionis berada dalam posisi pasif. Sedangkan Jihad Islam dan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Jalur Gaza dinilai sudah mengidentifikasi jalan yang tepat.

“Saya mengucapkan selamat atas kemenangan Jihad Islam di pertempuran Gaza baru-baru ini. Kondisi rezim Zionis sangat berbeda dengan 70 tahun lalu, dan musuh ini berada dalam posisi pasif saat ini,” kata Khamenei, dikutip laman Middle East Monitor.

Dia menekankan, kekuatan yang tumbuh dari kelompok-kelompok perlawanan Palestina adalah kunci untuk membuat Zionis bertekuk lutut. “Gerakan perlawanan Palestina telah mengidentifikasi jalur dengan benar dan melanjutkannya dengan bijak,” ujar Khamenei.

Baca Juga: Peserta Konferensi Brussel Diminta Sertakan Pengungsi Palestina dalam Bantuan Suriah

Bulan lalu, kelompok Jihad Islam terlibat pertempuran dengan Israel. Konfrontasi dimulai pada 9 Mei 2023, ketika Israel melancarkan serangan udara yang membidik sejumlah fasilitas Jihad Islam. Serangan tersebut kemudian dibalas Jihad Islam dengan meluncurkan ratusan roket ke wilayah Israel.

Ketika pertempuran pecah, Israel menutup semua jalur penyeberangan ke Jalur Gaza. Hal itu memicu kekurangan persediaan bahan makanan, obat-obatan, hingga bahan bakar yang digunakan untuk mengoperasikan generator listrik.

Pertempuran antara Jihad Islam dan Israel yang berlangsung selama lima hari pada Mei lalu menyebabkan 34 warga Gaza tewas, termasuk enam anak-anak dan tiga wanita. Di antara para korban tewas terdapat pula tiga komandan senior Jihad Islam. Sementara korban luka mencapai sekitar 150 orang.

Serangan udara Israel target warga sipil ...

 

Organisasi hak asasi manusia (HAM) Amnesty International mengatakan, serangan udara yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza pada Mei lalu tidak proporsional dan turut menargetkan warga sipil. Oleh sebab itu, Amnesty menilai, serangan tersebut dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang.

Amnesty secara khusus menyoroti serangan perdana Israel yang diluncurkan pada 9 Mei 2023 karena langsung menelan korban sipil. “Tiga serangan terpisah pada malam pertama pengeboman pada 9 Mei, di mana bom berpemandu presisi menargetkan tiga komandan senior Brigade Al-Quds, menewaskan 10 warga sipil Palestina dan melukai sedikitnya 20 lainnya,” ungkap Amnesty.

Amnesty menyebut, dalam serangkaian serangan pada 9 Mei 2023, Israel turut menargetkan daerah perkotaan padat penduduk. Serangan itu pun diluncurkan pada dini hari ketika warga tengah tertidur.

Atas fakta tersebut Amnesty menilai Israel kemungkinan besar mengabaikan kerugian yang tidak proporsional terhadap sipil ketika melancarkan serangan ke Jalur Gaza.''Sengja melancarkan serangan yang tidak proporsional, sebuah pola yang telah didokumentasikan Amnesty dalam operasi Israel sebelumnya adalah kejahatan perang,'' kata Amnesty dalam laporannya terkait serangan Israel ke Jalur Gaza pada Mei lalu yang dirilis Selasa (13/6/2023).

 

 
Berita Terpopuler