Hakikat Hidup dan Mati, Lalu Mengapa Allah SWT Ciptakan Umat Manusia?

Hidup dan mati merupakan ketetapan Allah SWT

ANTARA/Irwansyah Putra
Warga berziarah kubur (ilustrasi). Hidup dan mati merupakan ketetapan Allah SWT
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Allah SWT pasti memiliki alasan dalam setiap penciptaan makhluk-Nya. Termasuk manusia yang diciptakan dengan berbagai fungsi dan tujuannya.

Baca Juga

Ustadz Ali Ahmad, pembicara kajian keislaman di Masjid Nabawi Islamic School, pun mengungkapkan awal penciptaan Nabi Adam AS.

Ia menyebut, kisah penciptaan manusia pertama ini tertuang dalam surah al-Baqarah ayat 30-37. 

"Dalam surat itu Allah SWT menyebut kepada Malaikat bahwa penciptaan manusia ini sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah ini bukan berarti pengganti Allah. Khalifah ini bermakna makhluk yang diciptakan silih berganti," ujar dia, dikutip dari dokumentasi Harian Republika, Selasa (13/6/2023).  

Mendengar rencana Allah SWT, malaikat pun menunjukkan kekhawatirannya. Malaikat mempertanyakan alasan Allah menciptakan makhluk yang silih berganti, tapi membawa kerusakan di muka bumi ini. Allah SWT tetap pada ke putusan-Nya dan berkata, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Sebelum manusia diturunkan di dunia, ada makhluk yang telah lebih dulu hidup di muka bumi. Makhluk itu adalah jin. Jin pun disebut sebagai makhluk yang silih berganti. Dalam penciptaan makhluk pun, jin merupakan yang pertama diciptakan sebelum manusia. Jin diciptakan dari api yang sangat panas. 

"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian." (HR Muslim). 

Penciptaan manusia pertama ini dikisahkan berasal dari tanah, lalu generasi berikutnya berasal dari air mani. Allah SWT bersabda dalam surat Al Qiyamah ayat 36: 

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى "Apakah manusia mengira, bah wa ia akan dibiarkan sia-sia begitu saja?" 

Dalam surat Al Mukminun ayat 115 Allah SWT juga berfirman: 

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى "Maka, apakah kamu mengira, sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" 

Baca juga: Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan

"Persoalan hamba dan Allah SWT bukan bagaimana hamba ini menunjukkan cintanya pada Allah SWT. Tapi, bagaimana ia mendapatkan cinta Allah SWT. Bagaimana ia bisa mendapatkan cinta dari apa yang ia cintai," ujar Ustadz Ali. 

Untuk memperoleh cinta dari Allah, seseorang itu harus melakukan berbagai cara. Ada banyak usaha yang harus dilakukan untuk meraih perhatian-Nya. 

Kematian bukanlah satu-satunya cara men dapatkan cinta Allah SWT, apalagi memilih mati karena merasa tertekan dengan kehidupan. 

Meski demikian, kematian sejatinya adalah hakikat yang akan terjadi pada manusia. Allah SWT telah berfirman, "Semua yang Ia ciptakan akan kembali kepada-Nya." Yang perlu dila kukan oleh manusia adalah mempersiapkan kematian itu.

"Kematian adalah hal yang pasti, tetapi manusia tidak pernah mempersiapkannya. Yang ada manusia mempersiapkan masa depan yang belum pasti. Bahkan, menggadaikan waktu dan diri sendiri," lanjut dia. 

Ustadz Ali lalu mengajak jamaah untuk mulai diri sendiri, dengan cara merubah cara berpikir. Yang awalnya berpikir dari dunia untuk dunia, kini diubah menjadi dari dunia untuk akhirat. 

Salah satu cara untuk mempersiapkan kematian dan kehidupan setelahnya adalah dengan menjalankan amanat yang diberikan oleh Allah. Salah satunya adalah dengan beribadah kepada-Nya. Dalam surat Al Ahzab ayat 72, Allah SWT berfirman: 

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat (ibadah) kepada langit, bumi dan gunung-gunung, se mua nya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia."

Keutamaan amalan umat Islam yang menjadi amanah adalah sholat lima waktu dalam sehari. Jika amanah ini dipenuhi, surga dijanjikan seluas langit dan bumi. Perihal keutamaan ibadah manusia kepada Allah SWT ini juga di tuliskan dalam surat lainnya. Dalam surat adz-Dzariyat ayat 56 Allah SWT berfirman: 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku"

Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini

Allah SWT menciptakan manusia dengan sebaik-baik dan sempurnanya bentuk. Tugas manusia pun hanya satu, beribadah kepada-Nya. Untuk melaksanakan ibadah ini, membutuhkan ilmu dan akal.  Dua hal ini juga diberikan kepada Allah WT untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. 

 وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."  (QS An Nahl ayat 78).

Ustadz Ali mengingatkan jamaah yang hadir untuk menggunakan apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya. 

 

Amal, ilmu, dan akal yang ada merupakan berkah yang patut disyukuri dan digunakan untuk kebaikan. Hakikatnya dalam kehidupan, tiga hal ini dimanfaatkan untuk mempersiapkan bekal bagi hari akhir. 

 
Berita Terpopuler