Dua Kalimat Ringan dan Sederhana yang Bisa Antarkan Muslim Masuk Surga 

Terdapat banyak amalan sederhana yang bisa antarkan ke surga

Pixabay
Ilustrasi Surga. Terdapat banyak amalan sederhana yang bisa antarkan ke surga
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Ada banyak amalan ringan yang tanpa disadari bisa membantu umat untuk masuk ke surga. Salah satunya mengucapkan istighfar. 

Baca Juga

Istighfar ini disebut memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan. "Jika umat ini membaca istighfar di pagi hari lalu ia meninggal sebelum masuk sore hari atau Ashar, ia dipastikan menjadi penghuni surga. Begitu pula jika kalimat ini dibaca setelah Ashar, lalu ia meninggal sebelum masuk waktu Subuh. Orang ini dipastikan juga menjadi penghuni surga," ujar Ustadz Azhar Khalid bin Seff dikutip dari dokumentasi Harian Republika.co.id, Selaa (13/6/2023). 

Selain kalimat istighfar, ada satu kalimat lagi yang kekuatannya setara dan mampu membantu umat masuk surga. 

Kalimat itu adalah tauhid. Kalimat sederhana, لَا إِلَهَ إِلاَّ الله Laa Ilaaha illallah. Kalimat ini sering dianggap sebagai sebuah pengantar yang sangat ringan, tapi di dalamnya memiliki banyak keistimewaan dan keagungan. Rasulullah SAW bersabda: 

   أفضل الذكر لَا إِلَهَ إِلاَّ الله "Tingkatan zikir yang paling atas adalah Laa Ilaaha illallah."

Allah SWT memerintahkan kepada seluruh nabi beserta para pengikutnya untuk berdakwah dengan kalimat ini. Belum pernah ada kalimat yang diturunkan lebih agung dari kalimat Laa Ilaaha illallah ini. 

Dalam kisah yang diceritakan Nabi Muhammad SAW tentang Nabi Musa AS, kala itu Allah SWT menenggelamkan Firaun dan menyelamatkan Nabi Musa.

Nabi Musa pun memohon kepada Allah SWT, "Ya Rabb, anugerahkanlah aku suatu amalan agar aku dapat bersyukur atas nikmat yang telah engkau anugerahkan ini."

Baca juga: Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan

 

Allah SWT pun menjawab, "Wahai Musa, katakanlah Laa Ilaaha illallah." Mendengar hal tersebut, Nabi Musa menjawab bahwa kalimat ini telah diserukan seluruh umat. Ia menginginkan sesuatu yang berbeda agar ia bisa terus mengingat-Nya dan bersyukur.

Allah SWT kembali menjawab, "Wahai Musa, sesungguhnya apa bila ditaruh tujuh lapis langit beserta isinya, matahari, bulan, bintang-bintang, surga-surga, Arsy, Kursiy, malaikat-malaikat, tujuh lapis bumi beserta apa yang yang ada di permukaannya, gunung-gunung, lautan, sungai-sungai, pepohonan, seluruh manusia, jin, dan hewan pada salah satu sisi mizan (timbangan), dan di sisi lain ditempatkan laa Ilaaha illallah, pastilah sisi dari laa Ilaaha illallah akan lebih berat dari semuanya." 

Keutamaan dan keagungan kalimat ini pun diakui oleh Nabi Nuh AS. Sebelum wafat, Nuh alaihissalam meninggalkan wasiat kepada anak-anaknya yang berbunyi, "Wahai anakku aku perintahkan kepadamu agar berpegang agar berpegang erat pada kalimat tauhid. Ini adalah kalimat yang agung dan luar biasa." 

Dua kisah dan hadits ini menjelaskan bagaimana keistimewaan kalimat tauhid. Ustadz Azhar menjelaskan, kalimat ini bahkan dianggap paling afdal dari dzikir dan doa. "Kalimat yang ringan ini kita baca berulang-ulang dalam shalat dan saat berdzikir," ujar Ustadz Azhar Khalid bin Seff.

Lebih lanjut, Ustaz Azhar menjelaskan, kalimat ini bisa menjadi penyelamat dan pengantar pada surga bagi orang-orang yang sedang menghadapi kematian atau sakaratul maut. 

Sebagai orang-orang yang berada di sekitar mereka, kita harus membimbing agar mereka bisa mengucapkan kalimat tauhid sebelum meninggal. Dalam HR Muslim dituliskan: 

لقنوا موتا كم لا إله إلا الله "Talqinlah (tuntunlah) orang yang mau meninggal (untuk mengucapkan) Laa ilaaha illallah." Nabi Muhammad SAW pun bersabda: 

من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة "Barang siapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah lailaaha illallah, maka dia akan masuk surga."

Dari Anas bin Malik RA, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Allah Azza wa Jalla berfirman, 'Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdoa dan berharap hanya kepada Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada- Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi'." 

Menutup kajiannya, Ustadz Azhar meminta jamaah untuk benar-benar memahami dan menjalankan apa yang terkandung dalam kalimat tauhid. Dalam kalimat itu ia menyebut ada dua hal penting yang harus dipahami umat Islam. 

Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini

Unsur pertama, yaitu bahwa kita sebagai umat Allah SWT harus menafikan penyembahan-penyembahan di dunia selain kepada Allah SWT. 

Menurut Ustadz Azhar, di antara manusia ada yang menyembah pohon, patung, bahkan makam. Sebagai orang yang mengucapkan kalimat tauhid, kita harus tahu bahwa hal seperti itu tidak pantas. 

Unsur kedua hanya Alla SWT yang kita tetapkan sebagai Rabb. Allah meminta bahwa hanya kepada Dia kita meminta dan berdoa. Menurut dia, penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Rasulullah SAW bersabda:  

 

مَنْ مات وهو يدعُو مِنْ دون الله نِدًّا دخَل النَّار "Siapa yang mati dalam keadaan menyeru (menyembah) selain Allah, maka masuklah ia ke dalam neraka."       

 
Berita Terpopuler