Ajudan Menteri Keamanan Nasional Israel Kencingi Lokasi Penembakan Warga Palestina

Chanamel Dorfman tertangkap kamera sedang buang air kecil di dekat lokasi penembakan

EPA-EFE/ATEF SAFADI
Ajudan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, Chanamel Dorfman, tertangkap kamera sedang buang air kecil di depan umum
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ajudan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, Chanamel Dorfman, tertangkap kamera sedang buang air kecil di depan umum, di dekat lokasi penembakan massal yang menewaskan lima warga Palestina. Dalam video yang diunggah di akun Twitter Aljazirah, Dorfman buang air kecil ketika polisi Israel sedang menangani penembakan di Kota Yafa an-Naseriyye, pada Kamis (8/6/2023).

Dalam video tersebut, Dorfman berjalan ke tepi jalan yang tampak seperti reruntuhan bangunan kemudian buang air kecil. Setelah itu, dia kembali bergabung dengan polisi Israel yang sedang menangani insiden penembakan itu. Ben-Gvir diketahui sedang berada di lokasi penembakan untuk melakukan peninjauan.

Video Dorfman yang buang air kecil sembarangan ini menuai beragam reaksi dari warganet. Seorang warganet berkomentar perilaku Dorfman "sangat menjijikan". Bahkan, warganet lainnya menyamakan perilaku Dorfman dengan seekor anjing yang sedang buang air kecil di jalanan.



Pada Maret 2023, Times of Israel melaporkan, Ben-Gvir telah mengangkat seorang kepala staf secara ilegal dan tanpa kontrak kerja. Kepala staf yang dimaksud adalah Dorfman. Haaretz melaporkan, hampir tiga bulan setelah bekerja, Dorfman masih belum memiliki kontrak. Laporan lain mengatakan, Komisi Aparatur Sipil Negara telah mengkonfirmasi hal tersebut.

Dorfman merupakan mantan aktivis pemukim sayap kanan dari Hilltop Youth yang terorganisir secara longgar. Dorfman telah mengirimkan surat resmi kepada komandan polisi senior atas nama Ben-Gvir, termasuk surat yang meminta kepala polisi untuk memotong 25 persen staf kantor juru bicara polisi.  Meskipun menjadi warga negara biasa, Dorfman menunjuk dirinya sendiri sebagai kepala staf Ben-Gvir. Haaretz mengutip sumber polisi senior yang tidak disebutkan namanya mengatakan, dalam situasi saat ini, perilaku Dorfman sama dengan peniruan identitas.


Insiden Penembakan
Lima orang tewas dalam penembakan di tempat pencucian mobil di sebuah kota Arab di Israel utara. Ini adalah insiden terbaru dalam gelombang kekerasan kriminal yang melanda komunitas minoritas.

Polisi mengatakan, penembakan terjadi pada Kamis (8/6/2023) di Kota Yafa an-Naseriyye, dekat Nazareth. Berbicara dari lokasi penembakan, juru bicara polisi, Eli Levy mengatakan, satu orang atau lebih melepaskan tembakan ke arah sekelompok pria di tempat cuci mobil.

Kepala dewan lokal Yafia, Maher Khaliliya menyebut penembakan itu sebagai pembantaian. Dia menuduh polisi bertanggung jawab karena lemahnya penegakan hukum.

Minoritas Palestina Israel telah lama menderita kemiskinan, diskriminasi, kejahatan, dan pengabaian oleh pemerintah nasional. Ben-Gvir, berjanji untuk menindak kejahatan di kota-kota Palestina.Namun kekerasan semakin memburuk, dan hampir 100 orang tewas tahun ini.

Dalam sebuah pernyataan di lokasi penembakan, Ben-Gvir mengatakan pengabaian bertahun-tahun telah mengubah sektor Arab Israel menjadi wilayah liar. Dia juga menyalahkan kekurangan tenaga di kepolisian nasional. Ben-Gvir berjanji untuk menghentikan gelombang kejahatan dan menyerukan pembentukan garda nasional yang kontroversial.

Ben-Gvir mengatakan, garda nasional dimaksudkan untuk mengisi kekosongan di daerah-daerah yang kekurangan personel polisi, termasuk di komunitas Arab. Kritikus mengatakan, Ben-Gvir akan menggunakan kekuatan garda nasional sebagai milisi pribadi.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengaku terkejut dengan insiden penembakan itu. Dia berjanji untuk meminta badan keamanan internal Israel, Shin Bet yang tugas utamanya adalah memantau Tepi Barat dan Jalur Gaza, untuk menghentikan kekerasan.

"Kami bertekad untuk menghentikan rantai pembunuhan ini," kata Netanyahu, dilaporkan The Guardian.

Pemimpin partai Arab Ra'am, Mansour Abbas, menuduh pemerintah terutama Ben-Gvir mengecewakan rakyat Palestina di Israel. “Untuk membawa Itamar Ben-Gvir ke dalam kementerian keamanan nasional, yang tidak tahu apa kekuatannya, di negara normal mana pun mereka tidak akan mengizinkan menteri seperti itu untuk melanjutkan,” kata Abbas kepada stasiun radio militer Israel.

Pemimpin partai oposisi Buruh, Merav Michaeli juga menyalahkan Ben-Gvir atas meningkatnya kekerasan.  “Ini justru kebalikan dari apa yang dijanjikan. Menteri polisi terburuk dalam sejarah.  Pemerintah yang memalukan," ujarnya.

Gelombang kekerasan di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur telah meningkat sejak pemerintah sayap kanan baru Israel mulai menjabat pada akhir Desember. Menurut perkiraan The Associated Press, hampir 120 warga Palestina tewas di dua wilayah itu tahun ini, hampir setengahnya adalah anggota kelompok militan bersenjata. Sementara itu, serangan Palestina yang menargetkan warga Israel telah menewaskan sedikitnya 21 orang.

 
Berita Terpopuler