Siswi SMA Diduga Diperkosa Oknum Guru Hingga Hamil 6 Bulan di Tangsel

Terlapor memberikan uang Rp 3 juta dan meminta korban menggugurkan kandungannya.

Unsplash
Lindungi anak korban pelecehan seksual (ilustrasi)
Rep: RR Laeny Sulistyawati Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Seorang siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Tangerang Selatan (Tangsel) berinsial RW diduga diperkosa oknum guru di sekolahnya. Saat ini korban hamil hingga usia kandungannya berjalan 6 bulan. Kasus ini sudah dilaporkan ke Polres Tangsel.

Kasi Humas Polres Tangsel Ipda Galih membenarkan adanya laporan tersebut. Galih mengatakan saat ini kasus tersebut masih diselidiki Polres Tangsel. "Ya, benar di Polres Tangsel telah menerima Laporan Polisi kasus tersebut. Kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan oleh penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Tangsel," kata Galih kepada Republika.co.id, Sabtu (10/6/2023).

Galih menambahkan, laporan tersebut dibuat pada Selasa (6/6/2023). Laporan tercatat dalam Nomor: TBL/B/1115/VI/2023/SPKT/Polres Tangsel/Polda Metro Jaya, tentang pengancaman aborsi pasal 364 KUHP.

Dalam kasus ini, diduga terlapor yakni oknum guru menyuruh korban untuk menggugurkan kandungannya. Ibunda dari korban, berinisial RO (46 tahun) mengaku, pihaknya tidak terima. "Karena ini merusak masa depan anak saya, apalagi dia masih sekolah,” kata RO.

Sang ibu mengatakan, dirinya mulai khawatir ketika melihat perut anaknya kian lama membesar. Sempat ditanya oleh RO, tapi sang buah hati sempat tidak mengaku. Namun saat didesak, putrinya akhirnya mengakui dan cerita siapa yang menghamilinya.

Menurut penuturan korban pada keluarga, pelaku merupakan seorang guru di salah satu sekolah negeri berbeda di wilayah Ciputat, Tangsel. Pria itu diketahui berinisial GM dan tinggal di wilayah Gunung Sindur, Bogor, bersama istrinya.

Menurut pengakuan korban kepada orangtuanya, pertemuannya dengan guru yang menghamilinya terjadi pada November 2022. Kemudian keduanya saling kenal dengan perantara seorang guru olah raga di sekolah asal RW. Mereka bertemu saat latihan renang di wilayah BSD.

Baca Juga

"Ketemunya waktu ada latihan renang. Jadi dia (GM) itu kan teman dari guru saya di sekolah," ujar korban.

Usai perkenalan itu, GM mulai melakukan pendekatan hingga pada akhirnya guru bejat tersebut mengajak korban ke suatu apartemen. Di sana GM memerdayai RW dengan mengajaknya berhubungan badan.

"Dia ngakunya masih bujangan segala macem. Saya percaya aja karena merasa dia kan teman dekat dari guru saya di sekolah, nggak mungkin macam-macam. Nggak tahunya dibawa ke apartemen," ujarnya.

Tak lama kemudian, korban mulai mengalami gejala muntah-muntah dan pusing. Karena penasaran, dia mencoba tes kehamilan dan hasilnya positif. Perasaan cemas dan takut campur aduk, hingga membuatnya berupaya menutupi kehamilan itu.

"Awalnya saya sering muntah-muntah, saya takut, terus saya coba pakai test pack dan hasilnya positif," katanya.

Sejak meyakini dirinya hamil, korban berupaya menghubungi GM. Namun bukannya bertanggung jawab, GM justru memberikan korban uang sebesar Rp 3 juta untuk biaya aborsi. Setelah itu, GM memblokir akses kontak telepon maupun media sosial korban.

Kekerasan seksual di satuan pendidikan - (Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler