Masih Jadi Andalan, Sayang Ganda Putra Indonesia Belum Konsisten

Belum ada yang bisa konsisten seperti Kevin/Marcus ketika di masa jayanya.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Pasangan bulu tangkis ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Rep: Fitriyanto Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga saat ini sebanyak 11 turnamen bulu tangkis BWF sudah digelar sejak awal tahun 2023. Hasilnya Indonesia baru mendapatkan enam gelar, empat ganda putra, satu tunggal putra, dan satu tunggal putri.

Terbaru, pekan ini di Singapore Open 2023, Indonesia masih meloloskan dua wakilnya di perempat final, yakni tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, keduanya juara bertahan. Namun, pada Jumat (9/6/2023), Leo/Daniel pun tersingkir.

Dari enam ganda putra andalan Indonesia, pada 2023 ini baru dua yang sudah meraih gelar juara, yakni pasangan nomor satu dunia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mendapat dua gelar di Malaysia Open dan All England. Serta Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin juara di Indonesia Masters dan Thailand Masters.

Empat ganda lainnya Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, Pramudya Kusumawardana/Yeremi Erich Yoche Rambitan, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, dan pasangan senior Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan hingga pertengahan tahun ini belum juga naik podium tertinggi.

Hasil ini menunjukkan ganda putra memang masih menjadi andalan jika dibanding sektor lainnya, tunggal putra melalui Jonatan Christie juara Indonesia Masters dan tunggal putri melalui Gregoria Mariska Tunjung di Spain Masters. Sementara ganda putri dan ganda campuran belum meraih satu gelar pun hingga saat ini.

Meskipun menjadi andalan ganda putra tampil mengecewakan dalam tiga turnamen terakhir. Banyak yang sudah bertumbangan sejak babak awal, termasuk pemain nomor satu dunia Fajar/Rian yang terlihat permainannya tidak konsisten.

Pengamat bulu tangkis Daryadi ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (9/6/2023), mengungkapkan kalau enam ganda putra utama Indonesia penampilannya masih belum konsisten, bahkan di tiga turnamen terakhir agak mengecewakan.

"Enam pasangan Kita masih naik turun, terutama Fajar/Rian yang sangat mengecewakan. Sebagai pemain peringkat satu dunia harus dievaluasi. Apakah ada beban peringkat satu, karena sekarang semua pasangan mengincar dia," kata Daryadi. "Apakah sindrom peringkat satu seperti apa yang dialami ganda Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi saat mengambil alih dari Kevin/Marcus, kini dialami juga oleh Fajar/Rian yang mengambil alih dari Hoki/Kobayashi. Harus ada evaluasi."

Menurut Daryadi, Fajar/Rian sepertinya tak tahan juga duduk di kursi panas peringkat satu dunia. "Apalagi sekarang muncul pasangan baru, terutama dari Cina Liang Wei Keng/Wang Chang yang baru dipasangkan enam bulan sudah menerobos ke papan atas. Ada juga ganda Korea yang kerap berganti partner yang membuat bingung lawan-lawannya."

Daryadi mengungkapkan, walau stok ganda putra saat ini banyak ada enam dan kekuatan hampir imbang, tak ada yang bisa konsisten seperti Kevin/Marcus ketika pada masa jayanya. "Ganda putra walau stok banyak, tidak seperti seperti Minions di era 2017-2022, selama 259 pekan bercokol di peringkat satu dengan sederet gelar juara, cuma mereka yang bisa stabil di puncak."

Baca Juga

Siapa Lolos Olimpiade 2024?

Perhitungan nilai olimpiade atau kualifikasi Olimpiade Paris 2024 sudah dimulai awal Mei 2023 ini. Setiap negara maksimal hanya akan meloloskan dua wakil. Persaingan menuju multievent terbesar dunia itu masih ketat dan belum bisa ditebak siapa wakil dari Indonesia.

Daryadi memperkirakan dua wakil Indonesia yang bakal lolos Olimpiade 2024 ada di empat pasangan, yakni Fajar/Rian, Leo/Daniel, Bagas/Fikri, dan Pramudya/Yeremia.

"Saya rasa empat pasangan di atas yang lebih berpeluang lolos, sedangkan alumni Olimpiade Tokyo, Kevin/Marcus dan Ahsan/Hendra sepertinya berat untuk bisa lolos," ujar Daryadi.

Minions Jangan Kecewakan Fan

The Minions, julukan Kevin/Marcus, pernah sangat ditakuti lawan-lawannya ketika di era keemasan antara 2017 hingga 2022. Namun kini seiring bertambahnya usia terutama Marcus dan munculnya pasangan baru, penampilan Minions banyak mendapatkan kritik.

Termasuk Daryadi yang mengeklaim penampilan Minions di babak kedua Singapore Open ketika dikalahkan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dengan skor 18-21, 9-21, khususnya di gim dua menjadi penampilan terburuk The Minions.

"Melihat Minions kemarin itu merupakan penampilan terburuk sejak 2017. Itu artinya komunikasi antara mereka sudah tak jalan. Kita lihat dari gesture dari pasangan (Kevin) gak bisa bohong, di internal mereka sudah ada masalah," jelas Daryadi. "Saya pernah ungkapkan sejak akhir 2022 lalu, pasangan ini kalau mau bubar awal 2023, supaya ganti pasangan agar saat hitungan Olimpiade bulan Mei sudah lebih siap. Namun keduanya mau tetap jalan, ternyata jeblok, enam kali kalah."

Daryadi menambahkan, berat buat Minions dipaksakan karena sepertinya sudah tak sejalan. "Gaya main sudah berbeda, zaman top Kevin main di depan Marcus mengcover di belakang tapi sekarang Marcus sudah lebih lambat. Kevin juga kalau didorong main belakang akan parah. Ini bukan tipe permainan Minions lagi, kali mau main sejajar juga akan habis digebukin,"

Menurut Daryadi, jika mau jadi nomor satu lagi sudah sangat berat untuk lolos olimpiade.

"Kalau mau Olimpiade cukup berat, junior sekarang kencang-kencang, Minions atau sekadar main saja, ganti pasangan pun sudah terlambat. Istilah sudah kepalang basah jalani aja, komunikasi, chemistry jalan lagi, asal punya komitmen, diredam ego masing-masing," jelas Daryadi. "Sekarang banyak mengkambinghitamkan Marcus kedodoran back-up di belakang, apakah masih bisa dengan latihan lebih keras kembali seperti dulu, kalau masih mau seperti kemarin lagi, kalo motivasi gak ada susah, sekarang Minions sudah standar pemain biasa tidak lihat lagi main seperti dulu."

Daryadi menyebut pekerjaan rumah Minions adalah komunikasi. The Daddies Hendra/Ahsan yang lebih tua bisa jadi contoh nyata bagi para juniornya.

"Saling menghargai sesama partner jangan gesture kesel, membuat pasangan ini adem dan nyaman, ini tidak terjadi dengan Minions," kata Daryadi. "Kasihan yang nonton, dulu dipuja-puja sekarang dibantai, bahkan dibuat mainan oleh lawan, apalagi saat lawan pasangan muda Cina, lawannya terlihat tidak serius melawan Minions yang dulu begitu ditakuti. Jangan kecewakan para penggemarmu, Minions."

 
Berita Terpopuler