Angkatan Laut AS Rilis Video Interaksi Kapal Cina di Selat Taiwan

Kapal perang Cina melintas di depan kapal perusak AS di jalur air yang sensitif.

Mass Communication Specialist 1st Class Andre
USS Chung-Hoon mengamati sebuah kapal angkatan laut China melakukan apa yang disebutnya sebagai manuver China yang
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah merilis video tentang interaksi tidak aman di Selat Taiwan. Dalam video itu, kapal perang Cina melintas di depan kapal perusak AS di jalur air yang sensitif.

Baca Juga

Militer AS mengatakan, kapal perusak USS Chung-Hoon dan kapal fregat HSMC Montreal Kanada, sedang melakukan transit rutin di selat itu pada Sabtu (3/6/2023) ketika kapal Cina memotong di depan kapal AS dalam jarak 150 yard (137 meter). Dalam video yang dirilis oleh Angkatan Laut AS pada Ahad (4/6/2023) malam, sebuah kapal perang Cina terlihat jelas berlayar melintasi jalur Chung-Hoon di perairan yang tenang. 

Chung-Hoon tidak mengubah arah. Sebuah suara dapat didengar dalam bahasa Inggris, tampaknya mengirimkan pesan radio ke kapal Cina yang memperingatkan terhadap upaya untuk membatasi kebebasan navigasi.

"Langkah yang diambil oleh militer Cina sepenuhnya masuk akal, sah, dan profesional serta aman," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin.

"AS telah menyebabkan masalah dan provokasi terlebih dahulu, sementara Cina menanganinya sesuai dengan hukum dan peraturan," kata Wang dalam konferensi pers reguler pada Senin (5/6/2023) ketika ditanya tentang video yang dirilis oleh Angkatan Laut AS.

Pada Sabtu malam, militer Cina menegur Amerika Serikat dan Kanada karena sengaja memprovokasi risiko dengan pelayaran bersama yang jarang terjadi. Komentator militer Cina, Song Zhongping mengatakan kepada Reuters, intersepsi kosong ini adalah demonstrasi kemampuan dan keberanian angkatan laut Cina.  

"Semakin intensif provokasi dari Amerika Serikat, semakin kuat tindakan balasan dari China," kata Song.

 

Sebelumnya pada 26 Mei, sebuah jet tempur Cina melakukan manuver agresif  di dekat pesawat militer AS di atas Laut Cina Selatan di wilayah udara internasional. “Tampak bagi saya bahwa Beijing telah menginstruksikan pasukannya untuk menanggapi dengan lebih tegas terhadap apa yang diyakininya melanggar AS dan pasukan sekutunya,” kata Derek Grossman, analis pertahanan senior di RAND Corporation, sebuah lembaga think tank AS.

“Dengan melakukan itu, Cina hanya meningkatkan kemungkinan salah perhitungan, yaitu kapal atau pesawat bertabrakan secara tidak sengaja, yang kemudian dapat berubah menjadi konflik bersenjata,” ujar Grossman menambahkan.

Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut tindakan Cina dengan kapal AS dan Kanada sebagai provokasi. Taiwan mengatakan, tindakan itu adalah tanggung jawab bersama negara-negara bebas dan demokratis untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di selat itu.

"Setiap tindakan untuk meningkatkan ketegangan dan bahaya tidak akan berkontribusi pada keamanan regional," kata Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan.

 

Kementerian Pertahanan Taiwan meminta Cina untuk menghormati hak atas kebebasan navigasi. Cina mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya. Namun klaim ini ditolak keras oleh pemerintah di Taipei. Beijing telah meningkatkan tekanan militer dan politik untuk memaksa Taiwan menerima kedaulatannya, termasuk melakukan manuver reguler di dekat pulau itu. 

 
Berita Terpopuler