Jatuh dari Ketinggian Nyaris 30 Meter-Mendarat di Kaca Mobil, Kucing Ini Hanya Luka Ringan

Kucing di Thailand itu jatuh dari lantai enam apartemen.

www.freepik.com
Kucing peliharaan (Ilustrasi). Kucing di Bangkok, Thailand selamat meski terjatuh dari ketinggian hampir 30 meter.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seekor kucing gemuk yang jatuh dari balkon apartemen di Bangkok, Thailand, ditemukan hanya mengalami luka ringan. Padahal, kucing bernama Shi Fu tersebut jatuh menembus kaca belakang sebuah mobil yang sedang terparkir.

Shi Fu dilaporkan sedang berjalan di sepanjang dinding balkon apartemen pemiliknya, yang identitasnya tidak disebutkan. Dia kemudian terpeleset dan jatuh dari lantai enam apartemen di kota Thailand pada 27 Mei.

Apiwat Toyothaka, pemilik mobil MG merah, mengatakan bahwa staf telah meneleponnya dan mengatakan bahwa seekor kucing telah jatuh ke mobilnya. Dia menemukan kaca belakang mobilnya pecah.

Pemilik Shi Fu juga menangis di tempat kejadian. Dia mengakulupa menutup pintu balkon apartemennya, sehingga kucing kesayangannya tersebut berkeliaran. Kucing itu dilarikan ke dokter hewan.

Baca Juga

Dari hasil pemeriksaan, dokter menemukan kucing itu memiliki beberapa luka memar, dua cakar patah, dan hidung bengkak karena menabrak kaca. Luar biasanya, tidak ada cedera yang mengancam jiwa anak bulu (anabul) itu.



CCTV menangkap momen saat hewan itu terjun dari ketinggian 27 meter ke tempat parkir mobil di bawahnya. Pemilik kucing tersebut kemudian didenda sebesar 1.000 Baht atau sekitar Rp 428 ribu karena penghuni tidak boleh membawa hewan peliharaan di dalam apartemen.

Monruthai Klinsuk, salah satu pemilik kendaraan, mengatakan bahwa kucing itu sekarang telah dipindahkan dari tempat tinggal pemiliknya.

"Jadi tolong jangan katakan sesuatu yang negatif tentang dia. Sulit untuk merawat kucing dan semuanya terjadi secara tidak sengaja. Pemilik kucing telah belajar dari pengalamannya dan berusaha untuk membantu hewan peliharaannya menurunkan berat badannya," kata Klinsuk kepada media lokal, seperti dikutip dari Daily Mail, Ahad (4/6/2023).

Sementara itu, Guinness World Records kini telah menghentikan pemberian gelar "kucing terberat di dunia". Kebijakan itu ditempuh untuk mencegah pemberian makanan yang berlebihan.

Kucing yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih besar terkena kanker, diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan degenerasi sendi yang lebih cepat. Peningkatan angka kematian sebesar 2,8 kali lipat telah ditunjukkan pada kucing yang mengalami obesitas antara usia delapan hingga 12 tahun dibandingkan dengan kucing yang kurus.

Kucing obesitas juga lebih mungkin menderita penyakit yang memengaruhi mulut dan saluran kemih, seperti batu kandung kemih, dan jerawat kucing. Di Amerika Serikat, pemerintah telah menetapkan 14 Oktober sebagai Hari Kesadaran Obesitas Hewan Peliharaan Nasional sebagai solusi atas tingginya persentase (55 persen) kucing dewasa yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

 
Berita Terpopuler